15. Bertemu

4.9K 250 82
                                    

Marhaban Ya Ramadhan readers 🙏🙏🙏

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Malam Minggu dan malam pertama kita menjalankan sholat Tarawih..

Gadis halu kembali hadir menemani malam kalian menunggu datangnya puasa esok hari

Semoga kalian kuat semua yah..dan nggak bolong kecuali karena kodrat kalian sebagai wanita.

Enjoy your reading all❤️❤️❤️

😘😘😘






"sesungguhnya obat untuk rasa sakit itu adalah rasa itu sendiri."

Suara deringan ponsel membangunkan Syara yang tengah tidur siang. Di Surabaya sudah jam 10 pagi itu berarti di Kairo baru jam 6 pagi.

Syara mendeal panggilan itu, panggilan yang ia tunggu-tunggu selama seminggu ini.

"Assalamualaikum bi."salamnya.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."balas Wahyu.

Iya ini panggilan dari Wahyu. Akhirnya panggilan itu masuk ke ponselnya.

"Abi kapan pulang?"tanya Syara.

"Insha Allah besok Abi pulang."

"Umi rindu abi."ungkapnya.

Sepertinya Syara mulai berani mengungkapkan isi hatinya. Ia tak lagi gengsi untuk mencoba berbaur dengan suaminya sendiri.

"Umi Dewi kemana,sejak tadi abi telfon tidak diangkat?"tanya Wahyu.

Laki-laki itu tidak membalas ucapan Syara. Bahkan ia malah menanyakan uminya bukan Syara yang notabene sebagai istri.

"Heh?"tanya Syara yang kembali merasakan sakit di dadanya.

"Umi kemana,abi coba telfon ponselnya tidak aktif. Kamu masih di rumah umi kan?"

"Iya bi masih kok."

"Trus Umi kemana?"

"Umi di asrama. Katanya akan ada penyambutan keluarga baru. Apa itu kalian?"

"Iya. Mulai besok Hadiya akan tinggal di rumah kita."

Jedarr...

Seperti tersambar petir di siang bolong. Tangan Syara bergetar hebat. Bagaimana bisa ia tinggal dengan madunya. Sedangkan hatinya saja masih sulit untuk berdamai.

"Abi.. bagaimana bisa--"

"Hadiya sudah hamil tua Umi. Tidak baik jika tinggal sendiri. Sedangkan bunda harus bersama Kak Juan di Kairo untuk beberapa waktu. Saya mohon izinkan ia tinggal dengan kita. Jika memang umi keberatan maka hanya ada dua pilihan. Aira bersama umi Dewi dan kemungkinan waktuku juga berkurang untuk kamu. Atau kita tinggal bersama.

"Maaf...bukan maksud saya menyakiti umi. Tapi,wallahi saya tidak tega meninggalkan Hadiya dengan keadaan hamil besar."

"Biarkan ia tinggal dengan Umi Dewi."putus Syara.

Istri Kedua Suamiku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang