Kingzee (REVISI)

Prolog

Happy Reading
Don't Forget to Comment and
Vote

~~00~~

Di sebuah rumah sederhana terdapat seorang remaja laki-laki yang tampak masih menikmati tidur nyenyaknya di pagi hari.

Matahari telah menyapa namun si empu terlihat tidak terganggu sama sekali.

Beberapa saat kemudian, sebuah alarm di atas nakas samping tempat tidurnya berbunyi, membuat mata bulat dengan lensa berwarna biru itupun terbuka sempurna.

Bocah menggemaskan itu segera mengubah posisinya menjadi duduk. Ia meraih alarm dan mematikanya karena sedari tadi benda itu tidak berhenti berbunyi yang mana membuatnya sangat kesal.

Eungh....
Hoam....

"Good morning Kingzee."

Yap, remaja berwajah imut tersebut tak lain adalah Kingzee Alexander. Anak berusia 14 tahun yang merupakan putra tunggal dari pasangan Agvee Jordan Alexander dan Evelyn Marsha Genandra.

Ayah Zee sendiri adalah seorang pekerja kantoran sedangkan ibunya merupakan pemilik toko kue. Sayangnya, Zee harus hidup sendirian sejak berumur 10 tahun karena kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan saat mereka dalam perjalanan berlibur.

Kala kejadian itu terjadi hanya dirinyalah yang selamat sebab sang Bunda memeluknya dengan begitu erat.

Zee memang mendapat beberapa luka meskipun tidak terlalu parah, berbeda dengan orang tuanya yang meninggal di perjalanan menuju Rumah Sakit.

Peristiwa yang menyedihkan tersebut membuat Zee harus hidup sebatang kara.

Tak lagi punya pilihan, Zee akhirnya memaksakan diri untuk bekerja demi menyambung dan mempertahankan hidupnya.

Uang tabungan kedua orang tuanya habis untuk biaya sekolah, sedangkan toko kue Evelyn terpaksa ditutup karena Zee tak mampu mengelolanya.

Bayangkan saja bagaimana sulitnya kehidupan Zee dahulu kala.

Zee sangatlah bersyukur karena pada saat itu banyak sekali orang baik yang membantunya dengan memberinya pekerjaan ringan yang hasilnya cukup untuk makan sehari-hari.

Mulai dari situlah dia selalu berusaha mengerjakan apapun pekerjaan yang bisa ia lakukan agar dirinya tetap bisa bertahan hidup.

Merasa nyawanya sudah terkumpul, Zee segera bangkit dan langsung merapikan kasurnya seperti biasa. Dia meraih handuk kemudian berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri.

Lima menit berlalu, kegiatan mandi Zee akhirnya selesai. Ia bersiap untuk ke sekolah dengan berganti seragam putih abu-abu serta tak lupa memakai jaket kulit berwarna hitam andalannya.

Rampung berpakaian, Zee lantas beranjak keluar kamar. Bocah itu memakai sepatunya. Setelah selesai ia lalu mengeluarkan sepeda listrik kesayangannya.

Sepeda listrik itu Zee beli dengan uang hasil bekerja yang ia kumpulkan.

Sehabis menutup semua pintu, Zee memutuskan untuk berangkat menuju tempatnya belajar.

15 menit perjalanan ia pun sampai di Vernandez International High School, tempat dirinya bersekolah.

Jika kalian bingung mengapa Zee bisa masuk SMA diumurnya yang baru 14 tahun, itu karena dari SD dan SMP ia mengikuti kelas akselerasi. Tentu dengan mengandalkan otaknya yang genius.

Zee masuk sekolah ini juga dengan jalur beasiswa sehingga ia tak perlu pusing-pusing lagi memikirkan masalah pembayaran sekolah.

Netra biru milik Zee menangkap pemandangan gerbang masuk yang hampir ditutup.

Karena takut dirinya terlambat, Zee segera memarkirkan motornya. Ia langsung berlari sekuat tenaga untuk masuk.

Zee beruntung. Dia berhasil memasuki area sekolah walaupun sudah cukup terlambat.

Remaja tampan itu terus berlari dengan kencang tanpa memfokuskan diri. Hingga....

Brukk..

Benar sekali tebakan kalian. Zee tidak sengaja menabrak seorang pria asing yang berjalan didepannya.

"Awsh, sakit..." erangnya karena merasakan sakit dibagian belakang.

Sambil mengusap area yang terasa sakit, Zee berusaha untuk berdiri dan menatap tajam orang yang ditabraknya tadi. Ia menunjuk orang itu sembari berkata..

"Om, kalau jalan tuh liat-liat dong" teriak Zee dengan tidak sopannya tanpa tau siapa yang ia tabrak. Dia juga tidak peduli sebab sudah terlanjur jengkel.

Orang yang diteriaki anak itu hanya diam seraya menyorot bak elang wajah menggemaskan Zee.

To be continued