Ini alur mundur ya, jadi semoga ga bingung sama timeline-nya. Enjoy!
-------
"Nama lengkapnya Karina Puspa Chandrajaya, umur delapan belas tahun, lahir tanggal 11 April di Paris."
"Chandrajaya?"
Dekektif Cakra Abimanyu menyunggingkan senyuman tipis kala konglomerat di hadapannya bak ditimpa musibah mendengar nama yang dia sebutkan. Pikirnya, ini pasti terjadi. Siapa yang tidak terkejut mendengar nama keluarganya sendiri, yang cukup eksklusif, tersemat pada seorang anak remaja random yang baru beberapa bulan tinggal di Indonesia?
"Nama ibunya Irene Subagyo," detektif swasta bertubuh jangkung itu kembali melanjutkan. "Di sini tertulis kalau Nyonya Irene pernah menikah dengan Arsuho Chandrajaya. Benar begitu, Bapak?"
Sosok yang ditanya mengangguk lemah dengan alis menyatu. Kepalanya terasa dihantam godam berwujud realita tak terduga terkait garis keturunannya yang baru terkonfirmasi saat ini. Memang, semenjak minggatnya Yeri dari rumah bersama seorang gadis bernama Karina yang anaknya klaim sebagai adiknya itu empat hari yang lalu, Suho sudah mempersiapkan diri kala hasil investigasi Deketif Cakra keluar. Namun, tetap saja hati dan pikirannya agak sulit menerima informasi yang ada.
"Sekarang mereka tinggal di mana?" setelah rasa sakit di kepalanya agak mendingan, Suho bertanya.
"Di apartemen Dandelion kawasan Jakarta Barat, Pak Suho. Apartemen itu bukan milik pribadi Nyonya Irene, tetapi properti kantor tempatnya bekerja."
"Terus Karina? Dia sekolah di sini gimana? Masih SMA atau udah kuliah?"
"Nona Karina sekarang kuliah di salah satu kampus swasta tempat tunangan Nona Yeri mengajar, jurusan Hubungan Internasional. Dia masih maba, jadi berdasarkan pengamatan yang saya lakukan selama tiga hari terakhir, temannya belum begitu banyak. Saya juga menemukan bahwa selama tiga hari ini yang mengantar-jemput Nona Karina dari rumah ke kampus adalah Nyonya Irene dan Nona Yeri, tapi sesekali Nona Karina pergi bersama teman prianya yang bernama Hemachandra Ramadhan." Detektif Cakra menyodorkan tiga buah foto yang memperlihatkan Karina bersama tiga orang berbeda. Dua di antaranya adalah orang yang sangat Suho kenali, sedang satunya lagi adalah laki-laki muda yang Suho ingat sebagai anak tak sopan yang sempat memanggilnya dengan sebutan tak pantas.
Pemaparan semua informasi tentang Karina lantas terus berlanjut hingga satu jam kemudian. Bahkan sosial media gadis itu yang diprivasi juga ditunjukkan oleh Detektif Cakra. Suho tidak tahu dan tidak mau tahu bagaimana cari pria yang seumuran dengan adik pertamanya itu membobol akun tersebut, dengan catatan bahwa semua informasi yang dia dapatkan bersifat rahasia dan tidak boleh bocor ke publik atau siapapun kecuali atas kehendak Suho sendiri.
"Oh ya, Pak," perkataan Detektif Cakra sebelum menutup pintu kembali terngiang di kepalanya, "saya gak tau apa saya pantas berbicara seperti ini atau enggak, tapi saya rasa Bapak harus tau ini."
"Tau apa?"
"Walaupun saya ditugaskan untuk menyelidiki Nona Karina, saya gak dapat mencegah diri untuk gak ikut mengamati Nona Yeri ketika mereka bersama." Suho menaikkan sebelah alisnya, menuntut pria berlesung pipi itu kembali berbicara. "Bapak Suho harus liat Nona Yeri saat dia, Nona Karina serta Nyonya Irene makan malam di restoran kemarin lusa. Bagaimana ya saya harus mengatakannya, tapi yang saya tangkap, Nona Yeri terlihat ... sangat bahagia. Dia seperti orang yang menikmati tiap detiknya bersama mereka seolah-olah itu adalah hari terakhirnya di dunia."
Seperginya Detektif Cakra, sore itu Suho berakhir duduk terpekur di ruang kerjanya yang terasa sangat gelap dan pekat, mengejek fakta bahwa alat penerangannya adalah yang terbaik dikirim dari Korea Selatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Juicy
Fanfiction[SELESAI] Suho dan Irene bercerai. Ada Yeri yang menjadi korban. Dan lahirlah Karina yang ikut menanggung beban. Juicy, a Surene fanfiction featuring Yeri & Karina © Jeybenedict, 2021