Senyum tak henti mengembang dari bibir Khayri. Anak itu tampak sangat bersemangat untuk pergi ke markas WE.
"Bunda nanti Ayah jam berapa nyampainya? Bunda udah kasih tau Ayah?" tanya Khayri dengan ceria.
"Belum, kita kasih Ayah suprise okey. Kita tunggu aja kapan Ayah datang nanti. Ay pengen ikut Bunda atau nunggu Ayah di ruangan?" tanya Felicia membuat anak tersebut diam berpikir sejenak.
"Bunda mau ngapain memang?" tanyanya pada akhirnya.
"Mau ya, beres-beres. Bunda pengen mindahin barang bunda ya ada di tim RL ke PF," jawab Felicia.
"Mindahin barang? Bukannya udah semua Bun."
"Iya udah, untuk yang terlihat. Masih banyak yang ketinggalan dan harus di susun," balas Felicia membuat Khayri mengangguk paham.
Mobil Felicia berhenti di parkiran gedung markas yang berkedok perusahaan ternama tersebut. Khayri dengan semangat membuka pintu mobil membuat Felicia menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah putranya itu.
Felicia menyusul keluar, dia menutup pintu mobilnya lalu tersenyum tipis memandangi gedung markas.
"Yeah, hari yang cerah," gumam Felicia.
"Bunda Ayo kita masuk!" seru Khayri sambil menggandeng tangan sang Bunda.
"Eh, tunggu Ay. Pelan-pelan sayang, Ayah pulangnya masih agak lama loh," ucap Felicia sambil mengikuti langkah kecil putranya itu.
"Mana tau udah Bun, kalau belum kita tinggal nungguin aja," balas Khayri dengan enteng membuat Felicia tersenyum.
Lihat? Siapa yang mengajarkan putranya begitu? Ya tentu saja Ayahnya bukan?
"Madam, apa yang akan anda lakukan hari ini?" tanya Ethan yang entah sejak kapan berjalan di samping Felicia.
"Ya beres-beres. Kamu gak usah khawatir, hari ini lagi good mood," ucap Felicia membuat Ethan menghela napas lega mendengar itu.
"Kita ke ruangan Ayah!" seru Khayri dengan semangat membuat Ethan memandang gemas tuan kecilnya itu. Ethan lebih suka melihat Khayri yang normal begini.
"Wah lihat siapa yang datang. Oh, ini Khayri?" tanya pria dengan kemeja bewarna biru pudar.
Khayri memegangi tangan Felicia erat sambil memandangi sang bunda membuat Felicia agak heran, "Kenapa sayang?"
"Bunda di sini agen semuakan? Artinya di sini orang baik semuakan bun?" tanya Khayri membuat mereka semua terdiam dengan pria tadi yang merasa de javu.
"Ya, tentu saja walau ada saja penyusup yang datang. Emang kenapa Ay?" tanya Felicia dengan lembut.
Khayri menunjuk pria tadi yang tersentak dengan Felicia dan Ethan yang sama-sama heran dengan itu, "Om itu...Om itu orang baik juga? Bukan penyusup?" tanya Khayri.
"Prff- Hahahaha."
Tawa membahana itu membuat pria tadi menoleh dan mendapati Ryon dan Arman yang tampak tertawa lepas mendengar hal yang di sebutkan oleh Khayri tadi.
"Lihat itu! Hahaha, gue udah pernah bilang sama lo Nif, penilaian bocah tuh gak pernah salah!" seru Ryon.
"Luar biasa, dulu Ibunya sekarang anaknya. Wajah lo, wajah penjahat tau Nif," ucap Ezar sambil memandang pria tersebut dengan mengejek.
Pria itu Hanif, ya Hanif, bagaian dari tim RL, kalau kalian ingat di chapter 4 TLD ada loh kejadian yang sama dengan ini.
Ryon dan Arman masih saja tertawa membuat Hanif mendengus lalu memandangi Khayri yang tampak acuh. Hanif yakin anak itu pasti sengaja bilang begitu karena melihat kedatangan Ryon, Arman dan Ezar. Pasti ketiga orang itu pula yang bercerita buruk tentangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Felicia (Slow Up)
Mystery / ThrillerTeka-teki membingungkan, trik licik yang mengelabui, permainan pikiran serta sebuah dendam. Semuanya mulai terungkap, dia masih memainkan beberapa trik sebelum dia mengakhiri permainannya, sesuatu yang tak terduga, itu semua terjadi karenanya. Dan s...