𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟗

490 49 0
                                    

❝Aku rasa lebih baik dimulai dari pria berbaju biru muda itu dulu.❞ Terlihat seorang gadis berbaju merah dengan rok pendek berwarna senada tengah berjalan melewati kerumunan itu.

Bukan hanya mahasiswa yang berkerumun di sana terlihat terkejut dengan kedatangan gadis itu, bahkan Baekhyun diam mematung walaupun beberapa kali Luhan memanggil namanya. Pasalnya gadis itu adalah orang yang sama sewaktu menolongnya dari para perundungnya.

❝Ah, disitu rupanya kau,❞ kata Chanyeol masih mempertahankan seringai menyeramkannya dan beralih pada gadis tersebut dengan anggukan kepala, ❝...Joy.❞

❝Ba-bagaimana mungkin?❞ Gumam Baekhyun tidak percaya, sama halnya dengan Luhan dan Kyungsoo yang memandang Joy dengan kebingungan.

Tetapi belum hilang rasa penasaran dan kebingungan mereka, Joy berjalan menuju mereka dan menarik lengan Baekhyun dengan pelan. Membuat Kyungsoo dan Luhan mau tak mau juga mengikuti langkah keduanya dengan otomatis, tidak ingin jikalau sahabatnya kenapa-kenapa tentu saja. Langkah mereka berempat berhenti di depan Chanyeol yang bersedekap tangan, membuat Luhan dan Kyungsoo mengurungkan niatnya untuk melanjutkan langkahnya dan membiarkan Joy membawa Baekhyun lebih dengan dengan pria tinggi itu.

❝Kau tak apa?❞ Tanya Chanyeol dengan suara lembut.

❝A-aku baik-baik saja.❞ Jawab Baekhyun dengan suara pelan. Wajahnya sedikit memerah lantaran dengan cepat tubuh Baekhyun yang semula ada di samping Joy sekarang beralih ke dekapan Chanyeol., membuat Joy maupun anak buah Chanyeol yang lain memutar matanya dengan jengah melihat bos besarnya itu terlalu bucin dengan puppy mungilnya itu.

❝Bos.❞ Panggil Jackson yang membuat Chanyeol mendengus kesal karena acara pelukannya diinterupsi oleh anak buah laknatnya itu. Sungguh, apa Jackson tidak bisa membiarkannya untuk sedikit bersenang-senang saat tubuh mungil ini ada di pelukannya?

Tetapi ia langsung melepas pelukannya tanpa memindahkan tangannya pada pinggang ramping Baekhyun, dengan ekspresi wajah yang kembali dingin ia berkata, ❝Jackson, bilang pada Jongin untuk segera mengurus surat pengeluaran mereka dari kampus ini. Aku tidak ingin ada sampah berserakkan disini dan mengganggu pemandangan dari si mungilku ini.❞

Sontak perkataannya itu membuat Baekhyun maupun mahasiswa lain termasuk pria-pria yang di hadapannya itu terkejut. ❝The hell?! Kau ―Kau tidak bisa melakukan itu! Kau tidak tau, huh?❞

Dengan raut wajah yang memerah karena emosi pria berbaju biru muda itu dan melanjutkan perkataannya dengan senyuman yang mengejek, ❝aku adalah anak dari salah satu donatur terbesar kampus ini! Dan kau siapa berani-beraninya mengatakan untuk mengeluarkan kami, eh Pak Tua?❞

❝Pak Tua?❞ Beo Chanyeol tak ketinggalan dengan wajah bingungnya. ❝Bee, apa aku memang terlihat tua?❞ Tanyanya pada Baekhyun.

❝Enggak kok.❞ Jawab Baekhyun dengan menggelengkan kepalanya yang terlihat imut. Sungguh, pria tinggi di hadapannya itu tidak pernah terlihat tua ataupun jelek di matanya selama ia mengenalnya. Heol, tua dari mana?

❝Apa aku terlihat tua?❞ Tanya Chanyeol sekali lagi pada anak buahnya yang berada disana dan seperti tadi, ia hanya mendapatkan gelengan kepala yang menandakan kalau pertanyaannya itu tidaklah benar.

See? Aku tidak tua dan untukmu yang sombong mengatakan orangtuamu salah satu donatur terbesar disini, lihat dan tunggu saja bagaimana nasibnya setelah kau menginjakkan kakimu di rumah besarmu itu.❞ Kata Chanyeol dengan tenang memandang remeh pria tersebut.

❝Ayo, Bee. Lebih baik kau pulang dan memasakkan makanan untukku daripada harus melihat sampah-sampah tak berguna itu.❞ Ajak Chanyeol pada Baekhyun yang dengan patuh mengikuti Chanyeol menuju ke mobil berwarna hitam metalik yang dengan sekilas saja sudah bisa tau kalau harganya fantastis dan tidak sembarang orang memilikinya.

❝Jangan lupa urus sampah-sampah mengganggu itu ya.❞ Tanpa menengok ke belakang, Chanyeol kembali berkata mengingatkan Jackson yang hanya dibalas oleh pria keturunan China itu dengan deheman dan langsung mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan mendial kontak di urutan ketiga dari daftar teleponnya.

❝Jong, urus surat pengeluaran beberapa mahasiswa XOXO. Daftarnya akan Joy kirimkan sebentar lagi.❞ Tanpa menunggu respon dari orang di seberang telepon, ia langsung memutuskan panggilan itu dan melihat ke arah Joy yang sudah melototkan matanya.

❝Si Bangsat! Lu yang disuruh, kenapa malah nyuruh gue lagi?❞ Tanya Joy tidak terima tetapi tetap saja tangannya langsung mengetik beberapa nama-nama yang harus diproses oleh sekretaris bosnya itu.

❝Jawabannya sih simpel, karena kau yang tau nama-nama mereka.❞ Jawab Jackson dengan santai sambil memberikan kode pada anak buahnya untuk melepaskan mahasiswa yang masing-masing mereka tahan itu.

❝Perlu kalian ketahui,❞ kata Jackson dengan lantang membuat semua orang yang berada di sana langsung mendengarkan ucapannya dengan patuh, entah karena parasnya yang membuat para gadis terkesima atau karena ketakutan. ❝Pria yang bernama Byun Baekhyun itu bukan orang yang bisa dengan gampangnya kalian bully karena siapapun yang berani mengatakan atau menyebarkan kabar palsu bahkan mengganggunya akan berhadapan dengan pria tinggi tadi.❞

❝Pengeluaran kalian dari kampus ini adalah hukuman paling ringan yang akan kalian dapatkan jika itu terjadi. Jika terulang lagi, bukan hanya dikeluarkan dari kampus ini tetapi kalian tidak akan diterima oleh kampus lain bahkan tidak akan mendapatkan pekerjaan yang layak di negeri ini.❞ Kata Jackson sambil melihat ke sekelilingnya, ❝dan satu lagi yang harus kalian ―para sampah pengganggu, jika pria bernama Chanyeol itu adalah pemilik dari kampus ini dan juga seorang yang bisa membuat keluarga kalian jatuh miskin dalam sekejap.❞ Sambungnya lagi sebelum akhirnya dirinya pergi diikuti oleh Joy dan para anak buahnya yang lain meninggalkan semua orang termasuk para perundung itu dengan wajah terkejut.

❝Apa bos terlalu lembek pada mereka?❞ Tanya Joy yang sudah masuk mobil dan duduk di sebelah Jackson, ❝aku pikir tadinya akan ada pertunjukan yang menyenangkan. Ternyata hanya begitu, huh?❞

❝Kau tau bagaimana bos ❛kan? Tidak mungkin hanya begitu saja.❞ Jawab Jackson sebelum akhirnya ia mendial kontak di urutan kedua dari daftar teleponnya sekali lagi. ❝Nanti malam bersiaplah berpesta, kawan.❞

Dan sekali lagi, tanpa menunggu respon dari orang di seberangnya, ia menutup teleponnya dan melirik ke arah Joy yang sudah mengeluarkan seringainya. Sungguh, wanita di sampingnya itu bukanlah gadis manis yang seperti para teman-teman kampusnya pikirkan. Jauh dari itu, ia hanyalah seseorang yang haus. Ya, haus dengan darah seperti teman-teman perempuannya yang lain.

★★★

❝Kita mau kemana?❞ Tanya Baekhyun yang kebingungan saat mobil yang ditumpanginya itu bukannya melaju ke arah pulang melainkan ke arah berlawanan.

❝Kita akan berlibur sebentar.❞ Jawab Chanyeol sibuk dengan ponselnya tanpa melihat ke arah Baekhyun. Setelah selesai mengetik beberapa arahan pada anak buahnya itu, ia akhirnya memfokuskan semua perhatiannya pada pria mungil yang entah sejak kapan membuatnya selalu ingin melindunginya dari dunia kejam yang ia tau.

❝Kira-kira apa ada tempat yang ingin kau kunjungi?❞ Tanya Chanyeol sambil mengelus surai kecokelatan milik Baekhyun.

❝E-eh? Tempat yang ingin aku kunjungi?❞ Tanya Baekhyun dengan terkejut, tetapi hanya dijawab dengan anggukan oleh Chanyeol.

❝Hm, kemana ya?❞ Pose Baekhyun berpikir itu membuat Chanyeol gemas dengan tingkah lakunya. ❝Ah! Hm, apa boleh jika ke Jepang?❞ Tanya Baekhyun dengan pelan takut jika permintaannya itu terlalu memberatkan.

❝Jepang? Boleh saja.❞ Jawab Chanyeol dengan santai. ❝Hari ini kita akan berangkat ke Jepang, tenang saja kau tidak perlu membawa apapun. Kita akan bersenang-senang disana.❞ Sambungnya lagi.

❝EH?! SEKARANG??❞ Mata Baekhyun sukses melotot mendengar jawaban dari pria di sampingnya itu.

Semudah itu ingin berlibur keluar negeri? Heol, daebak!

[✓] 𝐂𝐁 [𝟓] 𝐓𝐇𝐄 𝐈𝐍𝐕𝐈𝐍𝐂𝐈𝐁𝐋𝐄 𝐏𝐇𝐎𝐄𝐍𝐈𝐗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang