✧ five: the beach and a little bit of her memories

517 74 13
                                    

Suara ketukan teratur sepatu hak tinggi menggema di ruangan penuh potret terpajang di dinding bercat abu-abu muda. Seluruh potret dalam ruangan ini bertemakan 4 musim, yang nantinya akan dipamerkan pada akhir pekan. Masih berada dalam satu ruangan, namun terletak di pojok ruangan dengan sekat di sekitarnya, ada satu potret berisikan dua anak kecil yang tengah bermain bersama di dekat danau yang dipenuhi oleh banyak bunga teratai.

Sosok tersebut mengamatinya dengan sorot mata sendu. Bola mata indahnya sarat akan beribu kesedihan serta penyesalan. Dirinya bahkan merasa, air mata bisa saja turun dengan mudah jika ia tidak berhasil mengendalikan diri.

Suasana sunyi yang mendukung hampir membuatnya terhanyut. Jika saja suara langkah milik orang lain tidak terdengar mendekat ke arahnya.

"Nona Bae," sapanya menginterupsi.

Sang Nona Bae tersebut lantas menoleh selama beberapa detik seraya melempar senyum tipis pada sosok wanita paruh baya yang kini berdiri di sampingnya setelah berusaha membuat ekpresinya netral. Pandangan wanita tadi juga ikut tertuju pada potret yang menjadi fokus Nona Bae atau Joohyun selama 10 menit berada di dalam ruangan ini.

"Pasti ada sesuatu yang mengganggumu." tuturnya seolah bisa membaca situasi dan keadaan Joohyun detik ini.

Yah, tidak ada gunanya mengelak. Bukan hal asing bagi wanita paruh baya tersebut untuk menemukan Joohyun berdiri di depan potret besar tersebut sendirian di jam seperti ini. Sekarang sudah pukul 10 malam, yang berarti seharusnya ruangan ini sudah ditutup dan tidak bisa di akses lagi.

"Ya, sedikit." Jawabnya samar.

Wanita tadi lantas mengulurkan tangan ke sepanjang garis lurus pundak Joohyun. Menepuknya pelan teratur beberapa kali. "Dia pasti bahagia di sana, Nona Bae."

"Aku harap kau benar." Balasnya masih setia memandang lurus ke potret besar di depan lewat tatapan sendunya.

Menghabiskan dua menit lamanya, Joohyun akhirnya mengubah arah pandangnya menuju wanita paruh baya yang menemaninya di sini.

"Sudah larut, sebaiknya kau segera pulang, Bu Chae." Saran Joohyun, disambut dengan anggukan anggun dari wanita bermarga Chae tersebut.

"Mari keluar bersama." Ajak Bu Chae memberi gerakan berisyarat agar Joohyun berjalan terlebih dulu, baru setelahnya ia mengikuti dengan langkah lambat sedikit di belakang.

Sampai di halaman gedung, mereka berpisah dengan Bu Chae yang melangkah ke arah kanan menuju gedung lainnya di kawasan besar ini, sementara Joohyun hanya sedikit melangkah maju dari pintu keluar untuk menuju mobilnya.

Tujuan Joohyun bukan pulang ke rumah, melainkan menuju apartemennya. Maka dari itu mobilnya kini melewati jalan yang berbeda dari biasanya. Pun, Joohyun memang cukup sering menempati apartemennya. Walau ia juga masih tinggal di rumah orang tuanya.

Untuk malam ini, biarkan Joohyun menenangkan dirinya. Sendirian. Melakukan hal-hal yang bisa membuatnya merasa jauh lebih baik.

Kondisi lalu lintas malam ini lenggang, jadi Joohyun bisa sampai di apartemennya lebih cepat. Berlalu dari basemen dan melangkah tenang hingga lobi. Begitu masuk ke dalam lift yang kebetulan hanya berisikan dirinya seorang, Joohyun menekan tombol berangka 29, lantai dimana apartemennya berada.

Segera setelah lift terbuka, Joohyun melangkah menelusuri lorong panjang menuju apartemennya. Setelah masuk ke unit apartemen bernomor 294, Joohyun melepas sepatu hak tingginya lantas meletakkannya ke rak. Ia menjatuhkan diri ke sofa di ruang tengah dengan menghembuskan nafas kasar.

Bersandar di sofa selama hampir 5 menit, Joohyun segera memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dulu sebelum bisa bersantai. Melakukan kegiatan yang sekiranya dapat membuat rasa gusar hilang dari dadanya.

Redamancy [HUNRENE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang