Dipertemukan dengan ketidak sengajaan,
lalu dijauhkan dengan kesalah pahaman,
dan didekatkan kembali karena kesalah pahaman yang telah terpecahkan.
kadang, alur semesta tidak harus lurus-lurus saja. Pasti ada beloknya, yang entah itu ada tikungan ta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Yang ngebeliin rok ini buat lo siapa?" ucap Fachri.
"Lah." Gita mulai tidak paham, sebenarnya yang dimaksud oleh orang di depannya ini apa?
"Bukan berarti dengan gue ngebawain rok ini ke lo, gue kasih secara cuma-cuma ya. Nggak ada yang gratis." mendengar itu Gita refleks membelalakkan matanya.
"Nih nota sama total harganya, tebus sendiri ke ruang koperasi!"
"Oh ya satu lagi, tuh jaket temen gue balikin aja!" Ucapnya lalu meninggalkan Gita yang sudah memerah wajahnya, karena kesal.
"Arghhh! Ngeselin lo kak!" Ucapnya sedikit berteriak.
Ya niatnya memang baik sih, tapi nggak harus gitu juga kan Fachri.
"Ishh." ucapnya seraya mencak-mencak tidak jelas.
Killa yang berada di situ bersama dengan teman-temannya yang lain menghampiri Gita.
"Git, kenapa?" Tanya Killa.
"Nggak!" Ketusnya.
"Sejak kapan lo deket sama kak Fachri?" Tanya Risa dengan heran, yang juga ada di sana bersama Gita d.k.k.
"Kayaknya lo termasuk orang yang spesial deh, buat kak Fachri. Buktinya lo dikasih surprise hadiah tuh, padahal kan nggak lagi ulang tahun." celetuk Ola.
"Iya bener tuh." sahut Vita.
Gita yang sudah merasa kesal dan ditambah dengan ucapan teman-temannya itu pun, justru membuatnya bertambah kesal.
Killa yang melihat itu hanya diam saja, ia justru malah penasaran dengan isi dari paper bag tersebut.
"Coba siniin paper bagnya! Gue mau liat apa sih yang kak Fachri kasih ke lo." ucapnya seraya menarik langsung paper bag yang dipegang oleh Gita, tanpa persetujuan sang empunya terlebih dahulu.
"Rok seragam SMA? Buat apa emang? Lo nitip dia buat beliin ini?"
"Kan ada kita, ngapain lo pake nyuruh-nyuruh kakak kelas, segala?" Lanjutnya dengan menyuguhi pertanyaan-pertanyaan untuk Gita.
"Ish lo diem dulu! Lagian gue nggak nyuruh apa-apa dia kok, dan ya...." ucapnya menggantukan kalimat.
"Gue kira, emang dikasih awalnya tapi ternyata, nggak!"
"Maksudnya?" Beo Vita, tidak paham.
"Nihh!" Gita menunjukkan nota pembelian Rok itu kepada teman-temannya.
