Hari ini JungWon sangatlah bahagia, pasalnya dia telah berhasil menyelesaikan tes untuk lompat ke kelas 3 SMA dengan nilai terbaik di satu sekolahnya.
JungWon membayangkan akan betapa terkejut dan bangganya sang kakak nanti, begitu ia beritahu mengenai hal ini. Mungkin sang kakak akan memeluk dan menciuminya lagi seperti saat dia berhasil melompat ke kelas 3 SMP tahun lalu.
Ya, kakaknya sangat mencintainya, dan JungWon tau itu.JungWon menyukai bagaimana sang kakak memeluknya hangat, mengusap surainya dan memujinya terus menerus dengan berbagai macam kata ajaibnya.
Sangat menyenangkan rasanya memiliki saudara yang sangat peduli padamu..
Sungguh.
Di tahun ini, seharusnya JungWon masih berada di kelas 2 SMP, namun karena kemampuan akademisnya yang spektakuler membuatnya dapat melompat kelas hingga ke kelas 3 SMA dengan mudah, dan semua orang bangga padanya.. termasuk juga orang tua serta kakaknya.
JungWon paling menyayangi kakak laki-lakinya itu, karena dialah yang selalu ada untuk JungWon kapanpun dan dimanapun. Semenjak kedua orang tua JungWon pensiun dan menyerahkan semua pekerjaan mereka pada Jay, sang kakak. Kedua orang tua mereka lalu memilih untuk tinggal di luar negeri dan menikmati hari-hari tua mereka di sana.
Meninggalkan semua beban di pundak putra sulung mereka Jay. JungWon yang merasa dirinya menjadi beban berat bagi kakak kesayangannya itu berusaha sebaik mungkin agar ia dapat lulus dengan potensi terbaik dan menghasilkan uang miliknya sendiri tanpa harus merepotkan sang kakak.
Meski keluarga mereka bukanlah keluarga kekurangan, bahkan dapat dikatakan mereka adalah keluarga yang sangat berada, tetapi JungWon tidak mau satupun dari teman-temannya mengetahui itu.
Menurutnya itu hanya akan merepotkan.
Karenanya, tetap lowkey atau menutup diri adalah hal yang sangat cocok untuk JungWon.
.
Kini JungWon tengah berada di balkon kamarnya, wajahnya putih dan halus dengan sedikit warna merah menghiasi, membuat kesan adorable dan cantik bagai pahatan sempurna karya Tuhan yang memang dibuat khusus untuknya.
Matanya sedikit menekuk bagai bulan sabit dengan cahaya berkilau terpancar di kedua mata indah itu.
Surai hitam legamnya yang lembut sedikit bergerak karena semilir angin malam yang berlalu, bibir kemerahan dengan bentuk yang sempurna itu mengulas senyum dengan cekungan teramat manis dari kedua belah pipinya.
Baju rajut kuning oversize yang di kenakannya kontras dengan gelapnya malam.. membuat tubuhnya yang kecil menjadi lebih mungil karenanya.
Sungguh pemandangan yang sempurna, dan indah.
Tangan mungilnya saat ini sedang memegang sebuah ponsel yang sedari tadi masih dalam keadaan terkunci.
JungWon ternyata tengah menunggu balasan seseorang. Matanya yang indah bergerak dari melihat pemandangan malam lalu kembali ke ponselnya dan begitu seterusnya.
Kini sudah pukul 10 malam, tapi kakaknya tak kunjung pulang.. jadi dengan sedikit rasa khawatir dan rasa penantian yang tak tertahankan, JungWon dengan ragu mengirimkan pesan pada kakaknya.
JungWon :Hyung? Kapan pulang? :D
Ia tau meski kakaknya sangat memanjakannya tapi tidak seharusnya ia mengganggu kakaknya itu dengan menanyakan kapan dirinya akan pulang, atau sejenisnya.. karena mungkin saja kakaknya itu tengah sibuk meeting dengan klient atau bertemu investor dan lainnya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge of Jay [JayWon]
FanfictionJay hidup kembali. Apa yang sebenarnya terjadi? Ia masih ingat, sebelumnya dia mati karena seseorang menembaknya tepat di jantung, dan samar-samar Jay melihat pelakunya. Ia adalah JungWon, adik kesayangannya. Tapi mengapa? Kenapa JungWon tega sekal...