49. Weak again

75.7K 7.5K 171
                                    

KOMEN KALO MATA KALIAN NEMUIN TYPO YANG MEMBAGONGKAN! ATAU KATA² KURANG JELAS. KOMEN OKE!

🦋🦋🦋

~Pukul 03.30 Wib

Sudah terbilang lebih dari tiga jam Lera menjalani operasi, namun kini belum ada tanda-tanda jika operasi sudah selesai dilakukan.

Operasi dadakan seperti ini juga didesak oleh Rafi agar dilakukan sekarang juga. Tanpa menunggu esok pagi jadwal dimana dokter tugas, karna hal ini menyangkut nyawa menantunya. Jadi ia tak akan membiarkan nyawa Lera melayang hanya karna telat untuk menjalani operasi.

Hal itu juga didukung oleh Dito, dan tentunya pria itu merogoh kocek yang tak main-main. Tapi biarlah, istrinya lebih penting dari pada uang. Uangnya masih banyak yang membusuk di bank, jadi untuk apa ia tak menggunakannya.

Sudah tiga jam lebih juga Dito duduk didepan ruang operasi. Bedanya pria itu sekarang lebih fresh karna sudah membersihkan diri dan berganti pakaian. Apakah Dito menggunakan kamar mandi umum? Tentu tidak. Pria itu memboking khusus ruang operasi, ruang inap serta kamar mandi VIP di rumah sakit ini.

Dito tak peduli dengan rasa lelahnya, untung hari ini ia tak ada jadwal patroli. Jadi bisa lebih leluasa untuk menunggu Lera operasi. Disana juga hanya ada Dito dan Rafi, sedangkan Rista tadi dipaksa Dito untuk pulang agar tak kelelahan. Rafi juga sempat dipaksa oleh Dito agar pulang, tapi pria itu kekeuh ingin tetap disini.

Rafi menghampiri Dito yang sedang menundukkan kepalanya sembari memegang tasbih digital dijemarinya. Pria itu memperhatikan putranya yang masih menyelesaikan dzikirnya.

Beberapa menit setelah itu, Dito menyimpan tasbih tadi pada sakunya. Beralih menoleh pada Rafi. "Soal ayahnya Lera.."

"Apa kamu bakalan seret dia ke jalur hukum?" tanya Rafi.

Dito menghela nafas berat, pria itu kembali menunduk. "Dito sendiri juga ngga tau pa,, Dia udah keterlaluan"

"Dito pengen nyelesain ini dengan cara adil, tapi Dito juga ngga boleh egois. Belum tentu kalo Dito bawa khasus ayah ke hukum, Lera nantinya bisa terima. Kalo enggak?"

"Urusannya makin panjang pa, karna Dito yakin yang Lera butuhin itu ayahnya. Dan kalo sampe dia baru pulih langsung tau perihal ayahnya yang Dito seret ke hukum, dia pasti drop lagi. Belum juga nanti dia jadi benci sama Dito" jelas Dito.

Rafi menepuk-nepuk pundak Dito. "Kalo gitu kamu pikirin ini sendiri, ambil keputusan yang tepat. Jangan ngerugiin Lera dan jangan ngerugiin orang lain"

Dito mengangguk pelan. "Soal musuh bebuyutan ayah itu, udah papa tanganin?"

"Iya, papa udah tanganin semua masalah itu. Mereka hanya ada dua pilihan, dipenjara seumur hidup atau dihukum mati" ujar Rafi.

Dito mengangguk lagi, beberapa saat kemudian pintu ruang operasi terbuka. Menampilkan dokter perempuan yang tadi, lengkap dengan setelan baju operasinya serta masker, dokter itu mendekat. Dito dan Rafi pun juga itu berdiri dengan cepat.

"Gimana dok? Operasi nya lancar kan? Nggak ada masalah kan dokter? Istri saya baik-baik aja kan?" tanya Dito beruntun.

Dokter itu mengangguk. "Alhamdulillah lancar" ucap dokter tersebut.

"Alhamdulillah"

"Alhamdulillah" ucap Rafi dan Dito bersamaan.

Tapi sesaat kemudian, dokter itu menghela nafas kecil. "Tapi keadaan ibu Alera kembali drop, untuk penanganan lebih lanjut kami akan pindahkan ke ruang rawat inap. Namun untuk saat ini waktu jenguk pasien akan dibatasi karna keadaan yang lemah." ujar dokter tersebut.

Jodohku Polgan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang