~Satu-satunya hal yang tidak pernah kita sadari adalah berlalunya waktu dan hati yang jatuh karena cinta~
-A&R-
...Tok tok tok
Pintu yang baru saja diketuk itu terbuka menampakan seorang wanita paruh baya dengan seragam kerjanya, wanita itu tersenyum memandang seorang gadis yang memiliki rambut panjang diikat.
"Ayo, masuk," ajak guru tersebut membuka lebar pintu ruangannya membiarkan gadis itu masuk. Beliau kembali menutup pintu lalu duduk di kursi kebesarannya. Ia tetap tersenyum memandang gadis cantik yang duduk di hadapannya.
"Kamu murid baru itu?" tanyanya memastikan.
"Iya, Bu. Nama Saya Lea Fahrani pindahan dari Bogor, ikut orang tua yang memulai bisnisnya di Kota Jakarta," jelas gadis dengan nama Lea yang terdengar tegas.
"Baiklah, Lea. Nama Ibu, Dewi. Ibu wakil kepala sekolah, dikarenakan Pak Kepala Sekolah sedang sakit jadi Ibu yang menggantikannya dulu."
Lea hanya tersenyum mendengar penjelasan Bu Dewi, ia pikir wanita itu adalah seseorang yang menjadi wali kelasnya.
"Sebentar lagi bel berbunyi, mari Ibu antarkan ke kelas kamu," ucap Bu Dewi lalu beranjak dan Lea pun menganggukan kepala seraya beranjak mengikuti Bu Dewi.
"Ayo," ajak Bu Dewi agar Lea berjalan di sampingnya namun gadis itu hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya tanpa memperdulikan intruksi yang diberikan Bu Dewi. Bukannya tak ingin mengikuti ucapan gurunya, Lea merasa tidak enak saja jika berjalan berdampingan dengan gurunya, apalagi sekarang tatapan anak-anak yang masih berada di luar kelas menatapnya dan menuntutnya meminta ia untuk menjelaskan. Harusnya mereka tau bahwa dirinya hanya seorang siswi baru.
Terdengar suara bel berbunyi, bukannya masuk tapi murid-murid yang belum masuk ke kelas itu malah fokus pada kegiatannya masing-masing. Hingga Lea menghentikan langkahnya kala sadar Bu Dewi juga menghentikan langkah, ia menatap ke depan di mana ada sekumpulan para lelaki yang masih memainkan ponselnya di depan kelas. Kedatangannya dan Bu Dewi tentu saja mengalihkan perhatian mereka namun tatapan mereka malah menatap Lea tanpa berkedip.
"Apa yang kalian lihat? Ayo, masuk!" tegur Bu Dewi membuat siswa yang tadinya menatap Lea menatapnya.
"Ehh, iya, Bu. Ayo, guys!" ajak salah seorang siswa yang sudah dapat diketahui bahwa itu pasti ketua dari kumpulan siswa yang sekarang masuk ke dalam kelas.
"Dimaklum saja ya, Lea. Anak-anak di sini memang pada nakal," lontar Bu Dewi sambil menatap Lea.
"Hehe, iya, Bu." Lea sudah memakluminya karena ia tau murid-murid di Indonesia memang kurang disiplin meski begitu ia cukup senang karena suatu hari nanti hal itulah yang akan membuat ia tertawa kala memikirkan hal tersebut.
"Ayo," ucap Bu Dewi lalu masuk ke dalam kelas.
Lea malah terdiam mendengarkan detak jantungnya yang tiba-tiba berdetak kencang, ia tidak tau mengapa hal itu bisa terjadi disaat dirinya akan memasuki kelas tersebut. Menengadahkan kepala menatap sebuah tulisan di atas pintu 'XII IPS 2', itu adalah kelasnya yang akan ia tempati selama kurang dari setahun.
"Lea?"
Lea tersadar dari lamunanya, menatap Bu Dewi yang melambaikan tangan menyuruhkan untuk mendekat. Ia hanya tersenyum kikuk lalu masuk ke dalam kelas di mana sudah pasti semua tatapan tertuju padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anything for You
Teen FictionRevisha yang mencintai Alfariel terpaksa harus menerima perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya dengan orangtua mereka karena kenyataan membangunkannya bahwa cinta Alfariel bukan untuknya melainkan untuk kakaknya. Ia memang mencintainya tap...