S2|#5. Believe

477 118 48
                                    

Lama gk berjumpa ya
Jangan lupa play mulmednya

Happy Reading💜

Rasanya, Dahyun ingin melarikan diri saat melihat Jungkook tengah berjalan ke arahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasanya, Dahyun ingin melarikan diri saat melihat Jungkook tengah berjalan ke arahnya. Mencoba mengabaikannya, Dahyun pura-pura asyik menyaksikan Mintae yang tengah bermain bola dengan beberapa anak lelaki seusianya. Awalnya Mintae memang sempat ragu, mungkin malu karena tidak terbiasa berbaur dengan yang lain tapi Dahyun meyakinkannya.

“Ayo, bersenang-senanglah dengan mereka. Jangan takut, mereka hanya mengajakmu bermain. Kalau kau merasa tidak senang dengan pertanyaan yang mereka lontarkan soal orangtuamu, kau jangan menjawabnya. Kau punya hak untuk menolak itu.”

Lama terlarut dalam lamunan membuat Dahyun tidak sadar kalau posisi Jungkook semakin dekat ke arahnya. Saat Dahyun menyadarinya dan hendak pergi, Jungkook menarik tangannya membuat tubuhnya berbalik dan masuk ke dalam pelukannya.

Bogoshipda, Dahyun-ah.” lirih Jungkook pelan membuat Dahyun membeku sesaat. Seharusnya, ini jadi momen yang paling ia tunggu, melepas rindu yang selama ini terpendam tapi pemandangan tadi masih terekam jelas dalam benak. Dahyun tidak mau luluh, ia berontak, meninju dada Jungkook dengan kesal berulang kali.

“Ck, lepaskan aku! aku tidak mau melihatmu! Aku benci!” pekiknya hingga tanpa sadar air matanya mengalir begitu saja. Sial, ia tidak mau terlihat selemah ini.

Shiro! Aku tidak akan membiarkanmu pergi.”

“Tapi ini ditempat umum! Aku malu.” Dahyun menenggelamkan wajahnya dan benar saja, mereka mulai disoraki oleh anak-anak yang ada di sekitar mereka bahkan beberapa orangtua juga menegur mereka berdua membuat Jungkook lantas menarik tangan Dahyun dan membawanya ke tempat yang lebih privat. Ruangannya.

“Dahyun-ah, please dengarkan aku, kau salah paham!”

Mwo? Salah paham? Aku mendengarnya dengan jelas kalau anak itu memanggilmu ayah! Lalu siapa wanita tadi? Apa selama ini kalian hidup bersama begitu? Lalu aku jadi yang kedua?!” Dahyun benar-benar kacau. Perkataannya barusan tanpa sadar juga menyakiti dirinya sendiri. Bagaimana jika itu benar? Bagaimana jika selama ini Jungkook memang sudah menikah dengan wanita lain, itu sebabnya ia sangat berpengalaman dalam hal rumah tangga bahkan mengurus rumah. Pikirannya sudah berkelana sejauh itu, apalagi melihat Jungkook yang kaget membuatnya semakin negatif thinking.

“Astaga, kau benar-benar sudah kelewat batas! Semua itu tidak benar! Mereka … mereka hanya—“

“Tuh kan! Kau terbata-bata! Sudahlah, aku tidak mau dengar! Aku mau pulang saja.” Dahyun merajuk, Jungkook segera menahan tangannya lagi.

“Sayang, dengarkan aku dulu.” Jungkook kembali membujuknya. Memegangi kedua bahu Dahyun sementara wanita itu terus mengalihkan pandangannya, tidak mau melihat ke arahnya. “Wanita itu bernama Jihyo, dia temanku. Anaknya memanggilku ayah karena ia mengira kalau aku adalah ayahnya padahal bukan.” Jungkook menarik napasnya yang terasa berat. “Ayahnya … ayahnya telah meninggal.”

Dahyun berdecak. “Ya, kau mau menarik simpatiku?”

Jungkook menggeleng. “Itu kenyataannya! Sungguh! Percayalah padaku!”

“Bagaimana bisa aku percaya? Kau bahkan masih menyimpan fotomu bersama wanita itu.” Air mata Dahyun kembali mengalir. Saat menemukan foto itu, ia mungkin masih bisa bersikap biasa saja, tapi kali ini terasa sakit. Apalagi setelah tahu, kalau selama Jungkook jauh darinya, lelaki itu masih berhubungan baik dengan wanita itu.

“Fo-foto apa?”

“Foto kalian. Aku tidak sengaja menemukannya saat akan mengambil kameramu.” Menghapus air matanya, Dahyun mendongak, menatap Jungkook tepat ke obsidiannya. “Oppa, selama ini sepertinya aku terlalu percaya padamu dan sekarang … aku menyesalinya.”

“Dahyun-ah … ini tidak seperti yang kau pikirkan! Aku bahkan baru bertemu dengannya lagi.”

Jinjja? tapi kenapa kau terlihat akrab sekali dengan mereka? Bahkan kau tanpa ragu menggendong anak tadi. Orang-orang yang melihat pasti mengira kalau kalian adalah keluarga bahagia.” Dahyun menggigit bibirnya getir. “Aku paling tidak suka dengan kebohongan, oppa tahu betul itu. Bagiku, lebih baik kejujuran yang pahit dibandingkan kebohongan yang manis.”

“Dahyun-ah, aku tidak—“

Ponsel Dahyun berbunyi. Wanita itu segera menjauh dari Jungkook untuk mengangkat panggilannya. Menenangkan diri dengan manarik napas dan membuangnya perlahan, Dahyun mengangkat panggilan dari Taehyung itu dengan tenang. “Yeobseo Kim Taehyung-ssi? Ada apa?”

Mendengar nama itu, Jungkook menatapnya tidak suka. Mau apa lelaki itu menghubungi Dahyun? menganggu saja!

Nde? Mintae tidak ada?!” pekik Dahyun panik. “Ah jweseonghamnida, aku sedang tidak bersamanya. Kau sekarang ada di mana? Aku akan ke sana.”

Panggilan itu berakhir. Dahyun menyibak rambutnya ke belakang. Rasa sedihnya kini berganti dengan rasa khawatir. Bisa-bisanya ia melupakan Mintae.

Oppa, aku harus pergi dulu. Nanti kita bicarakan lagi soal ini,” ujar Dahyun tanpa menatap Jungkook, ia benar-benar kalut. Lelaki itu kembali menahan tangan Dahyun sebelum wanita itu keluar.

“Mau kemana?”

“Aku harus mencari Mintae. Dia menghilang.”

“Kenapa kau harus mencarinya? Sebenarnya apa hubunganmu dengan lelaki itu—“

“Jungkook! dia tanggung jawabku!” Dahyun sampai memekik membuat Jungkook terhenyak. "Taehyung menitipkannya padaku tadi, jadi dia tanggung jawabku. Kesalahanku meninggalkannya begitu saja tadi," jelasnya.

Menghempaskan tangan lelaki itu dengan kasar hingga terlepas, Dahyun meraih segera meraih kenop pintu dan membukanya.

“Ini tidak seperti yang kau pikirkan. Kau bisa ikut denganku untuk mencarinya kalau kau mau,” ucap Dahyun sebelum benar-benar keluar dari ruangan itu. Meninggalkan Jungkook dengan segudang pertanyaan dalam benaknya. Lelaki itu berdecak kesal dan segera berlari mengejar Dahyun sebelum tertinggal jauh. Masa bodoh soal galeri, ia akan lebih tidak tenang jika membiarkan Dahyun berduaan bersama Taehyung.

Well, sekali posesif tetap posesif.

Well, sekali posesif tetap posesif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Don't Touch Her! She's Mine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang