17. KantinSaat ini Ale dan para anggota intinya sedang beristirahat di kantin setelah melaksanakan hukuman. Kantin pun sudah tutup tapi mereka tak memutuskan untuk pulang.
"Capek banget!!" keluh Verga dan merebahkan dirinya di meja kantin.
Gara mengangguk setuju."Sumpah tadi kelas XII IPS 5 kotor banget anjing!!" ucap Gara kesal.
"Eh kelas IPS 2 juga anjir," sambung Gibran setelah menelan es teh nya.
"Masa ada kaos kaki di kolong meja! Mana bau banget lagi!" Gibran mulai bercerita saat membersihkan kelas XII IPS 2 tadi.
Ale, Rigel dan Gibran membersihkan kelas IPS 1, 2 dan 3, sedangkan Verga, Gara dan Dika membersihkan kelas IPS 4, 5 dan 6.
"Di IPS 5 banyak banget sampah kertas!! Udah gitu ada air nya lagi di beberapa tempat, ngga tau air apa deh." Gara ikut bercerita. Gara dan Gibran malah bergosip menceritakan apa saja yang terjadi.
Ale tertidur di lantai dengan pangkuan Rigel sebagai bantalannya. Jaket milik Dika digunakan untuk menutupi rok Ale yang pendek. Sedangkan Dika duduk di depan Ale sembari mengipasi Ale dengan buku agar tidak kepanasan.
"Itu si Verga tidur ya?" tanya Rigel kepada Dika.
Dika menengok ke arah Verga yang berada di atas meja lalu berdiri dan mendekati Verga, memastikan Verga tertidur atau tidak. "Iya nih tidur," ucap Dika setelah membuka tangan Verga yang menutupi mata nya.
"Biarin aja, kecapean kali tuh bocah," ucap Rigel. Dika mengangguk lalu kembali duduk di tempat semula dan mengipasi Ale lagi.
"Hahahaha!! Kocak banget sih lo!!" tawa Gara menggelegar membuat Ale terusik.
"Heh! Diem lo pada," ucap Rigel dengan meletakkan telunjuknya pada bibirnya. Tawa Gara dan Gibran terhenti dan berusaha menahan tawanya agar tidak keluar.
"Eh udah jam setengah 4 aja," ucap Dika saat membuka ponselnya.
"Bawa motor semua ya?" tanya Rigel diangguki oleh Dika.
"Pesen taksi aja buat nganterin Ale?" saran Dika. Rigel menggeleng. "Tunggu sebentar lagi mungkin bakal bangun."
Drrtt
Drrttt
Drrtt
"Eh ponsel siapa tuh yang getar?" tanya Gibran yang terlebih dahulu menyadarinya.
"Punya lo?" tanya Gibran pada Gara, dibalas dengan gelengan.
Rigel membuka tas milik Ale dan mengambil ponsel Ale, ternyata ponsel Ale yang bergetar menandakan bahwa ada panggilan masuk. "Siapa?" tanya Dika dan Rigel menunjukkan siapa yang telefon.
"Bang Esta?"
"Mana?" tanya Gibran lalu melihat sekitar mencari keberadaan Esta. Tetapi tidak terlihat sosoknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AleEsta | ON GOING
Ficção AdolescenteNgga boleh ada yang nyakitin Ale, selain gue. - Artiesta. Ngga boleh ada yang bikin Esta sengsara, selain gue. - Aleoshe. Itulah moto mereka berdua. Bagaimana jika seseorang yang kamu sayangi atau cintai, balik membalas perasaanmu juga? Tetapi dirim...