Young Master Damien's Pet (Bagian 2)

Bab 559 - 561. Saatnya Untuk Pergi

Bab 559. Saatnya Untuk Pergi Part 1

Pagi tiba yang kurang dari beberapa jam karena semua orang terjaga sepanjang malam selagi berada di keluarga Artemis, Lord Alexander telah menghubungi anggota dewan dan membiarkan kepala dewan mendengar tentang apa yang terjadi saat mengirim pria dan wanita yang terkunci di rumah itu selama dua bulan.

Bagi banyak orang, berita itu mengejutkan. Lagi pula, orang-orang tidak menyadari bahwa Artemis adalah sepasang penyihir yang telah menjadi jahat dan berada di pihak para penyihir hitam.

Penny berdiri di samping Damien selagi mereka bersandar di sumur dengan punggung menempel di sana, tangannya memegang tangan Damien saat mereka melihat keluarga yang sedang dipersatukan kembali, membawa pergi anggota keluarga mereka yang berada di bawah pengaruh mantra.

Beberapa dibawa dengan kereta ke keluarga mereka karena mereka tinggal jauh. Sepertinya semuanya akhirnya mereda dan ada kedamaian di tanah Valeria.

"Apakah aneh bagiku untuk berpikir bahwa semuanya berakhir begitu cepat?" Ia bertanya pada Damien, kepalanya yang bersandar di kepala Damien bergerak kembali untuk melihatnya, sebelum melihat anggota dewan yang datang untuk membahas apa yang telah terjadi.

"Aku tidak tahu kau menantikan makan siang dan minum teh dengan Artemis," Damien mengangkat alisnya, satu sisi bibirnya terangkat, "Sebanyak aku mendorong waktu untuk ikatan keluarga, kurasa kau tidak mau menghabiskan waktu bersama mereka seperti itu. Benar?"

Penny tersenyum mendengar kata-katanya, "Hanya saja sekarang semuanya terasa lebih tenang dan pikiran seharusnya merasa rileks namun aku memiliki ketidakpastian dan kecemasan yang tidak dapat aku hilangkan," katanya, mengambil napas dalam-dalam dan melepaskannya melalui bibirnya.

"Kurasa Alexander tidak ingin menyeretnya secara tidak perlu, kali ini dia menarik pelatuknya dengan sedikit atau tanpa berpikir," jawab Damien padanya, "Rasa sakit yang ia rasakan atas apa yang ia lihat ketika bibi Isabelle meninggal, itu masih menghantuinya.. .beberapa hal...mereka lebih baik menyelesaikannya dengan melihat dan mendengar apa yang terjadi. Mudah-mudahan dengan ini, beban di pundaknya akan berkurang dan ia bisa bernafas memikirkan bahwa ia telah membalas kematian orang tuanya."

"Bagaimana kabar bibimu?" Damien bertanya padanya, matanya tertuju pada Caitlin yang sedang duduk di tangga dengan tangannya yang dirawat karena terluka.

Penny telah berbicara dengannya sebelum menemukan jalan ke tempat Damien berada, "Dia baik-baik saja. Aku pikir berada di tempat budak selama bertahun-tahun, pikirannya telah berubah menjadi kuat secara mental. Dia akan baik-baik saja."

"Dan bagaimana denganmu?"

Penny memberikan Damien ekspresi bingung.

"Bagaimana denganku? Aku baik-baik saja," Penny meyakinkannya sambil tersenyum.

Mata Damien berkedip geli, "Kau tahu maksudku," katanya.

Datang ke Valeria seharusnya menjadi liburan tetapi sebaliknya, Penny menemukan lebih banyak tentang keluarganya. Mendengar apa yang terjadi pada kakek-neneknya dan apa yang terjadi pada ayah dan bibinya.

Ia memiliki darah kerabat yang sebenarnya benar-benar peduli padanya. Saat mata Penny bertemu dengan mata Caitlin, wanita itu tersenyum dan ia membalas senyumannya.

"Butuh beberapa waktu untuk memproses semuanya dan aku pikir itu akhirnya tenggelam dalam pikiranku. Keluargaku gila," katanya kepada Damien yang terkekeh.

"Keluarga mana yang tidak? Kita semua punya banyak orang gila," kata Damien melihat Penny mengangguk, "Aku lupa memberitahumu sesuatu."

"Hmm? Ada apa?"