04

35 6 3
                                    

~Satu-satunya hal yang kuinginkan saat ini adalah tangan mu menggenggam tanganku yang dingin layaknya sikapmu terhadapku~
-R-
...

"Hai!"

Revisha yang sedang berjalan di koridor sekolah menoleh ke samping di mana Aris berjalan mensejajarkan langkahnya dengan dia, keduanya saling melempar senyum. "Pagi," sapa Revisha sambil terus berjalan dengan membawa sekotak dus kecil ditangannya.

"Lo bawa apa?"

"Kue," jawabnya tanpa mengalihkan perhatiannya dari sesosok pemuda yang tengah berkumpul di pinggir lapangan bersama teman-temannya.

"Buat gue, ya?"

"Ini punya Kak Al," jawabnya lalu berlalu mendekati Alfariel sementara Aris menghentikan langkahnya di depan pintu kelas Revisha.

"Kak Al!"

Tidak hanya pemilik dari mana itu yang menoleh tapi semua temannya pun menoleh.

"Eh, Revisha. Apa kabar?" Tentu itu bukan Alfariel melainkan Denis salah satu temannya.

"Aku baik, Kak." Revisha beralih menatap Alfariel yang sedang menatapnya dengan datar seperti biasa. "Aku mau balikin kue ini sama Kak Al," ucapnya sambil menyodorkan sekotak dus kecil.

Alfariel mengambilnya dengan cepat lalu memberikannya pada Denis yang segera ia pegang. "Lain kali gak usah ngasih barang apapun di sekolah cuma buat ngasih tau yang lain kalo kita punya hubungan."

"A-aku cuma-"

"Lo cuma pengganti sementara bukan buat selamanya, karena lo sama dia itu gak sama," potong Alfariel lalu pergi begitu saja meninggalkan Revisha yang terdiam dengan pandangan kosong mengingat semua ucapan yang dilontarkan Alfariel.

Apa lagi salahnya? Apa salah dia mengembalikan kue itu pada Alfariel? Bahkan, saat ini sekolah pun tak ramai karena hari masih terlalu pagi. Revisha sadar jika ia tidak memberikan kue itu di sekolah maka sampai kapanpun kue itu akan membusuk di rumahnya karena sekali pun Alfariel tidak pernah mau menemuinya meski hanya untuk sebentar, dan ia tak berani memakan kue itu jika Alfariel tak mengizinkannya.

Aris yang dari tadi memperhatikan Revisha mendekatinya membuat gadis itu menoleh lalu tersenyum pahit, Aris hanya mengacak rambut Revisha pertanda bahwa dia mengapresiasi kesabaran Revisha yang masih bertahan memperyahankan perasaannya pada Alfariel yang jelas-jelas menolaknya begitu tegas. Ia pergi meninggalkan Revisha yang kembali asyik dengan pikirannya sendiri.

-o0o-


Denis dan Fajar masuk ke dalam kelas setelah menyaksinya secara langsung bagaimana tuk kesekian kalinya Alfariel melontarkan kata-kata menyakitkan pada seorang gadis yang bagi mereka tak memiliki kesalahan apapun. Mereka tau permasalahan yang terjadi pada Alfariel dan Revisha, tapi mereka memilih diam karena keras kepala Alfariel yang terus menoleh kebelakang yang mencari seseorang tanpa tau bahwa di depannya ada orang lain yang mengulurkan tangan berharap dia menggapainya.

Mereka duduk di bangku masing-masing dengan Denis yang masih membawa kotak yang berisikan kue, ia membukanya dan matanya berbinar menatap kue ulang tahun yang masih terlihat bagus. "Boleh gue makan, nih?" tanyanya menatap kedua sahabatnya.

Alfariel tak menjawab, ia malah mengeluarkan ponselnya dan memainkannya. Fajar langsung mengambil kotak tersebut dan memotong kue tersebut lalu memakannya, Denis menatap tak percaya sahabatnya.

"Mau sampai kapan lo nyakitin diri lo sendiri?" tanya Fajar kala potongan kue ditangannya sudah habis. Memang, diantara kedua temannya Fajar lah yang paling bijak.

Anything for YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang