Happy reading!
~~"Kamu.."
Gracia mengerutkan keningnya. "Maksudnya?"
"Maksudnya.. Ya saya ngerasain itu pas ketemu kamu" jawab Shani dengan jujur.
Gracia masih diam di tempatnya mencoba mencerna semua perkataan Shani.
"Gimana?" tanya Shani.
"Gimana apanya?" Gracia menatap bingung pada Shani.
"Jadi pacar saya?"
Gracia membulatkan matanya begitu Shani mengucapkan kalimat tersebut dengan entengnya, sedangkan Shani hanya memasang senyum manisnya.
"Oke dokter dengerin saya, saya makasih banget kalau dokter suka sama saya-"
"Saya sayang sama kamu!"
"Iya apapun itu sebutannya, tapi dok-"
"Tapi kayaknya saya udah masuk tahap cinta sama kamu" ucap Shani kembali memotong ucapan Gracia.
"Bisa diem dulu ga?!" ucap Gracia menatap kesal pada Shani.
Shani hanya tertawa pelan, lalu menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Sekali lagi saya berterima kasih karna dokter udah suka sama saya dan udah berani bilang langsung, tapi maaf saya ga bisa bales perasaan dokter.." ucap Gracia sedikit berhati-hati.
"Kenapa?"
"Pertama, saya udah punya pacar dan dokter juga udah pernah ketemu langsung sama dia kemarin-"
"Terus kalau udah punya pacar kenapa?" tanya Shani lagi-lagi memotong ucapan Gracia.
"Kenapa? Ya ga boleh dong dok!" ucap Gracia menatap kesal pada Shani.
Shani mengangguk-anggukan kepalanya. Gracia tersenyum senang karna Shani langsung mengerti kemana maksud dari perkataannya. Keheningan menyelimuti mereka untuk sesaat. Shani tampak sedang berpikir dan Gracia membiarkan Shani. Setelah beberapa menit, Shani kembali membuka mulutnya.
"Berarti kamu harus putus dulu sama dia, baru kamu bisa sama saya gitu?"
Gracia kembali menatap tidak percaya pada Shani, entah respon seperti apa yang ia harus berikan pada setiap kalimat yang keluar dari mulut Shani.
"Kenapa? Ada yang salah dengan ucapan saya?" tanya Shani dengan wajah tanpa dosanya.
"Ga ada yang salah sih.. Tapi ya ga gitu juga.."
"Katanya ga salah tapi ga gitu, maksud kamu gimana sih? Bingung saya.." ucap Shani yang kali ini menatap kesal pada Gracia.
"Yaa ucapan dokter tuh seakan-akan ngedoain saya sama dia putus"
"Lah kok seakan-akan? Orang saya beneran doain" ucap Shani dengan senyuman tak bersalahnya.
Gracia menghembuskan nafas kasarnya, lalu menempelkan keningnya pada meja kerja. Ternyata menghadapi seorang Shani cukup melelahkan bagi Gracia.
"Kasih waktu saya 5 menit.." ucap Gracia mengangkat satu tangannya, dan menjatuhkannya begitu saja.
Shani menyilangkan kedua lengannya di atas meja dan membaringkan kepalanya disana. Shani menatap Gracia dan tersenyum. Perlahan Shani memejamkan matanya, hanya sekedar memejamkan dan tidak benar-benar tertidur.
Setelah beberapa menit, Gracia kembali menegakkan badannya. Gracia mengira Shani tertidur dan akhirnya mencoba untuk membangunkannya. "Dok.."
"Bisa tolong usap kepala saya?" pinta Shani tanpa membuka kedua matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY OVER YOU [END]
Fanfiction"Should i kill it for you?" "Yes, please.." [22 August 2021 - 13 Feb 2022]