Menggapai Suhaa 12: Absen

59 5 1
                                    

"Hm halo?"

Saat ini Agraham keluar dari ruang rapat karena mendapat panggilan dari putra bungsunya. Tadinya ia sempat menolak panggilan itu, tetapi Satria tidak menyerah hingga mau tak mau Agraham harus mengangkatnya.

"Ayah liat kak Leya nggak? Seharian kak Leya nggak keliatan.." suara Satria terdengar panik dari speaker ponsel milik Agraham saat berkalimat.

Mendengar itu langsung membuat Agraham syok. Ia benar-benar lupa jika semalam ia mengunci putrinya di dalam ruangan mengerikan itu.

"Kakak kamu terkunci di ruang putih, ambil kunci di-" kalimatnya terhenti saat Agraham menyadari jika kunci ruangan putih itu telah di bawa olehnya.

Dengan cepat Agraham berlari ke arah ruangannya dan meraih kunci mobil yang ada di atas meja nya. Ia segera pergi ke arah lantai bawah dan mencari-cari mobilnya di area parkir.

Setelah masuk ke dalam mobil, ia segera melesat pergi ke arah rumah dengan perasaan panik.
~
Ketika Agraham sampai di rumah, ia segera merengsek masuk ke dalam dan menuju ke arah bawah tangga untuk membebaskan Leya dari dalam sana.

Ia melihat istri dan putranya tengah memukul-mukul pintu sambil terus meneriakkan nama Leya beberapa kali. Itu semua tidak ada gunanya, karena ruangan itu adalah ruangan kedap suara.

Agraham masuk di tengah-tengah mereka berdua lalu segera membuka pintu itu dengan tergesa-gesa. Biar bagaimanapun, ia adalah seorang ayah. Ia juga bisa khawatir terhadap anak-anaknya, bukan?

Saat pintu terbuka, mereka bertiga mendapati Leya telah terbaring tak sadarkan diri dengan wajah yang pucat. Segeralah Agraham menggendong putrinya ke arah kamar milik Leya.

Setelah Leya di baringkan, Agraham menelpon seorang dokter kenalannya agar segera datang ke rumah. Ia tak bisa membiarkan Leya menginap di rumah sakit dengan alasan tidak perlu.

Agraham yang baru saja meletakkan ponselnya kembali ke saku mendapat tamparan keras di pipi kirinya. Tamparan itu berasal dari tangan milik istrinya.

"Kamu udah keterlaluan, mas. Bisa-bisanya mas ngurung Leya semalaman di dalam ruangan itu. Yang lebih parahnya lagi, mas sampai lupa kalau Leya masih ada di dalam sana." Darna sudah tidak sanggup, matanya berlinang air mata ketika selesai menampar suaminya.

Satria hanya bisa duduk di pinggir ranjang sambil mengusap-usap telapak kaki serta tangan kakaknya agar tubuh Leya mendapat kehangatan.

Mendengarkan semua hal yang tidak seharusnya di dengar oleh Satria membuat Satria merasa terbebani. Ia merasa jika ia dan kakaknya menjadi penyebab pertengkaran orangtua nya.

"Kalau sampai Leya kenapa-napa, saya nggak akan maafin mas!" kembali Darna melanjutkan kalimat itu lalu segera duduk di pinggir ranjang untuk membantu Satria.

"Raka, cepat ambil kompres di bawah. Badan kakak kamu dingin banget, kita harus kompres badan kakak kamu sebelum dokter datang," dengan cepat Darna memerintahkan putranya untuk mengambil sebaskom air hangat.

Satria mengangguk mengiyakan dan segera turun ke lantai bawah lalu menyiapkan kompres hangat permintaan ibunya.

Agraham hanya diam di tempat, berdiri mematung tak tahu harus melakukan apa. Ini benar-benar kacau, semuanya salah dirinya sendiri, ia telah mengunci Leya di ruangan ia seharian karena lupa.
***
***
Suhaa, Zaki dan Dela saat ini tengah duduk termenung di meja kantin. Waktu istirahat mereka benar-benar hampa tanpa keberadaan Leya.

Mereka bertiga sangat terkejut karena Leya tiba-tiba tidak ada kabar seharian. Tadinya mereka berpikir Leya datang terlambat, tetapi sampai jam istirahat pun Leya tak muncul di sekolah.

Menggapai Suhaa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang