UU-92324791482413

606 76 135
                                    

Siaran ketiga puluh enam tayang pada : 12 September 2021

Song Recommended : Fine - Taeyon

Song Recommended : Fine - Taeyon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-elnoveint-

Diandra, Budi, dan Saka sedang makan mie instan rasa soto sambil nonton sinetron di salah satu stasiun televisi. Budi yang paling aktif mengomentari tokoh utama perempuan yang tidak melawan saat disakiti Sang suami. Komentar lelaki paruh baya itu hanya dibalas dengusan geli saja dari Diandra dan Saka.

"Gais!"

Mereka tersedak saking terkejutnya mendengar teriakan Biru barusan. Teriakan itu berasal dari lantai satu. Setelahnya terdengar suara langkah kaki setengah berlari menaiki tangga. Ketiga orang yang duduk di ruang televsi menatap Biru sebal.

"Kenapa, sih, Ru?"

"Gue barusan iseng ngecek CCTV yang ada di radio, Om Devano nggak ada di ruang tahanannya. Dia menghilang," kata Biru, terengah-engah habis berlari.

Diandra menaruh mangkok berisi kuah mie di sembarang tempat, beranjak berdiri dan melangkah cepat menuruni tangga. Lainnya ikut menyusul. Mereka berempat masuk ke lift yang tersembunyi di dalam lemari kayu. Diandra menekan tombol lift menuju ruang rahasia.

Mereka sampai di lantai tujuan. Diandra buru-buru masuk ke dalam ruang siaran. Pintu besi sebagai pembatas ruang rahasia dan ruang siaran terbuka. Pasti Biru lupa menutupnya. Hal itu membuat Biru dimarahi Budi.

Diandra tidak peduli pertengkaran bapak dan anak itu. Yang dipikirkan Diandra sekarang adalah keberadaan Devano. Diandra mengamati layar komputer. Benar kata Biru, Devano tidak berada di sel tahanan.

Diandra panik. Saka datang menepuk pundak Diandra dan membuat cewek berumur sembilan belas tahun itu terkejut. "Ka...Uncle Devano kemana?"

"Tenang dulu, oke?" Saka menarik kursi. Saat Saka duduk, Diandra ikut duduk di sebelahnya. Budi dan Biru datang. Mereka menempatkan diri di kursi masing-masing. Saka memutar rekaman CCTV beberapa jam yang lalu.

Keempat orang itu mengamati lekat layar komputer. Di sana menampilkan seorang polisi penjaga memberikan Devano nampan besi jatah makan siang.

"Dicepetin coba, Sak," kata Budi.

Saka mengangguk. Menekan tombol panah kanan pada keyboard sampai mendengar Diandra berkata, "Stop!"

Di waktu itu Devano sudah selesai makan. Dia meneguk air di gelas sampai habis. Tak lama, Devano terbatuk berulang kali. Menyentuh leher dan mengusapnya pelan. Lelaki itu berusaha menyeret tubuh mendekati jeruji besi.

"Pak, saya m-minta air."

Sang polisi penjaga berkata galak, "Nggak ada. Air jatah kamu minum sudah saya kasih tadi!"

Elnoveint✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang