Shena berusaha melenyapkan jejaknya dari seseorang. Ia berlari tanpa lagi melihat jalan yang dilewatinya. Tiba-tiba tubuhnya terbentur seorang laki-laki yang membuatnya nyaris jatuh. Tangannya bergerak cepat membekap mulut laki-laki yang hendak melontarkan makian padanya. Ini bukan waktu yang tepat untuk mengumpatinya.
"Please, jangan teriak. Gue butuh bantuan lo." Bisiknya dengan mata yang berkeliaran mencari seseorang. Bisa Shena lihat kalau laki-laki itu mencoba menahan emosinya.
Setelah merasa sedikit aman, perlahan tangannya melepas bekapan tersebut dan justru melingkarkan kedua lengan pada leher laki-laki asing yang baru ditemuinya.
"Tolong." Ucapnya lirih dengan pelukan yang mengerat. Matanya memejam sesaat setelah seseorang melihatnya dari kejauhan. Dapat dirasakan jika sejak tadi jantungnya berdetak cepat mungkin karena ketakutannya dan semakin memburuk ketika ia merasakan kedua tangan melingkari pinggangnya.
Laki-laki itu membalas tanpa segan. Shena membiarkan matanya langsung terbuka seketika aroma citrus menyeruak memasuki penciumannya. Namun, saat ia hendak menarik diri, justru ditahan sebuah bisikan yang mampu membuat bulu kuduknya berdiri.
Satu hal nyata yang ia rasakan, sebuah kecupan yang cukup lama membelai lembut leher belakangnya. Penuh ketenangan, tetapi beracun. Shena masih berusaha melepas pelukan itu, tetapi sebuah kalimat berhasil meruntuhkan pertahanannya.
"Gue kasih bantuan yang lo perlu, asal lo mau turutin kemauan gue."
Kalimat itu, seketika membuat tengkuknya meremang. Shena merasa semakin tidak yakin, ia baru saja meminta pertolongan kepada iblis.
_______________
Happy reading! Don't forget to vote, comment, and share!
Sep 11th, 2021
© Ylenia DeLorean
KAMU SEDANG MEMBACA
STALEMATE
Romance⚠️Harsh words, physical and psychological violence, verbal abuse, and some parts have adult scenes. Only recommended for readers 17 years and up⚠️ Apakah sebuah pengkhianatan masih bisa dimaafkan? Pertanyaan yang selalu menjadi bumerang ketika Edgar...