prolog

1.1K 130 6
                                    

Tawuran yang terjadi 30 menit yang lalu membutku terjebak di atas pohon mangga dekat gang sempit. Walau jalanan kini tak seramai saat tawuran, aku masih menunggu saat saat yang tepat untuk pulang.

Mataku terus menyorot ke arah lelaki yang terbaring dengan darah yang mengalir dari bahu kanannya. Dia terluka. Jelas. Dan aku masih di atas pohon tanpa ada niat membantu.

Beragam macam motor tergletak tak berdaya, mulai dari sport hingga matic. Pemilik motor tersebut jelas masih ada di tempat. Namun tergletak tak bergerak. Meringis kecil dan memegang masing-masing luka yang di perolah dari lawan tawuran.

Manusia bodoh yang mau meladeni. Jika dihitung-hitung aku sudah berada di atas pohon selama 2 jam lebih. Pegal? Orang bodoh mana yang tidak tau? Jelas ini sangat pegal!

Aku tak ingin turun lalu berbaik hati menolong manusia yang sedang kesakitan. Aku gadis pendendam. Tentu saja kan?! Siapa yang tidak dendam saat dirimu ingin segera menyelam dalam dunia mimpi, namun sebelumnya memakan semangkuk mie kuah yang diberi telur serta beberapa potong sayur, disaat cuaca mendung saat ini?

Tentu saja gara-gara mereka niatku terundur dua setengah jam lebih, kukira ini akan usai setelah aku duduk selama tiga jam.

"Aw, " Entah ringisan keberapa. Para semut sudah menyerangku, sejak tadi. Namun aku membiarkan mereka memberi beberapa jejak dalam tubuhku. Biarlah. Karna keinginan ku setelah ini adalah..

Memotong pohon mangga yang tinggi dan jarang berbuah ini.

Tunggu saja.

Menatap kedepan. Aku merasa lega ketika segrombolan anak mulai mengangkat orang bodoh yang tergletak.

Aku bukanlah gadis baik yang akan menyalakan sirine polisi melalui youtube lalu para manusia bodoh itu berhenti tawuran dan meninggalkan beberapa anak yang terluka dan tak bisa bergerak. Lalu aku menjadi sangat penolong saat itu juga,

Waw.. Itu keren. Dan aku sama sekali tidak berminat.

Setelahnya aku jadi buronan mereka? Dan hidup damaiku menjadi rusak?

Demi apapun, lelaki tampan bukanlah  surga dunia untuku. Aku rasa, aku lebih suka rasa sepi dan damai. Itu nyaman.

Ah.. Baiklah, lanjutkan.

Aku akan mengingat beberapa plat motor untuk menjadikan alasan bahwa. Mereka adalah penghancur niatku. Penghancur moodku. Dan si pembuat bentol pada tubuhku-secara tidak langsung- tentu saja aku tak akan membantu segrombolan cowok yang ku pastikan kebingungan untuk mengobati.

Ku harap mereka mau mencari tipsnya di youtube. Kecuali mereka punya devisi perawatan jika memang berniat akan terus melakukan tawuran.

Turun dari pohon dengan pelan dan hati-hati. Aku percaya tidak ada yang melihat seorang gadis yang sedang turun dari pohon mangga dengan rok sekolah dan celana pendek yang terlihat, dan lebih -itu berwarna biru.

Aku bodoamat. Melangkah pelan lalu menjadi larian yang cepat. Aku sudah gatal-gatal sejak tadi. Semut itu sepertinya tau siapa yang manis.

Berlari dengan wajah yang kesal. Aku tekadkan sekali lagi, aku tidak akan membantu para pemilik plat dan penghancur niatku tadi.

Entah mereka tampan atau tidak. Aku bukan penjuri wajah. Kalau dia salah, dan wajah tampan. Aku menilai dia salah.

Dasar manusia-manusia bodoh!!!

Argh.. Aku benci mereka!!!

Ingat wahai RA 0813  NH

bukan FIGURANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang