1. Fli
Seorang gadis bertubuh paling kecil diantara 10 orang lainnya. Tangannya basah karena keringat yang sejak tadi tidak mau berhenti, saat mengangkat kepalanya, sebuah gedung sekolah tua yang tak lama lagi akan dirobohkan membuat nya harus menelan ludah susah payah."Maju gih!" seru beberapa orang di belakang Fli.
"Eh sabar dong, gue lagi persiapin mental nih," sahut Fli gugup.Sekali lagi ditatapnya pintu masuk gedung yang terbuka lebar namun hanya kegelapan yang ada di balik pintu itu, dihembuskannya nafas berat sebelum akhirnya dirinya melangkah masuk ke dalam gedung sekolah tua itu.
"Semoga gue gak mati berdiri di sini," batin Fli.
***
2. Bintang
Mencekam.
Itulah kata yang terbesit di benak Bintang ketika menjelajahi lorong dari sebuah gedung sekolah tua. Dengan langkah yang masih dibuat segagah mungkin, dia menilik ke sekitar. Mencari seseorang.
"Tadi Erina bilang mau ketemuan di sini, Apa dia belum datang?" Dia berujar lirih.
Hingga ia sampai di sebuah taman. Taman dengan tanaman-tanaman yang telah layu. Terdapat sebuah ayunan berkarat di sana.
Sepi.
Tak ada pertanda kehidupan kecuali dirinya.
Mendadak, sebuah suara berdecit keras dari pintu gerbang terdengar.
Tentu saja hal itu menyita perhatiannya.
"Erina?"***
3. Nao
Nao berjalan santai menatap sekitar ruangan gelap itu. Ia melihat tanpa hasrat ke arah 10 anak yang lain. Tiba-tiba getaran terasa dari balik celananya yang panjang."Wah kebelet pipis nih tapi wc dimana ya?" Ucap Nao.
Nao berlari ke arah pintu yang terlihat dari remang-remang cahaya.
Brag! Suara pintu terbuka.
Udara dingin langsung menusuk tubuh Nao, merasuk kalbu hingga bulu kuduknya berdiri.
"Wah gelap sekali, tapi ah sudahlah." Nao memasuki Wc yang gelap dan kotor itu.
***
4. Merah
Merah diam menatap lorong sekolah yang sangat berdebu. Ia berjalan sambil memperhatikan sekelilingnya. Ia pun tanpa sadar sudah sampai ke ujung gedung. Ada tangga di sana. Ia pun menaikinya. "Sekolahnya masih bagus.. Kenapa mau dihancurkan ya?"Krek.. Suara sebuah pintu terbuka. Di hadapannya adalah lorong yang kelihatannya sama seperti yang ada di bawah. Namun, ada pintu yang terbuka. Ia pun memasukinya tanpa pikir.
Ternyata sebuah kelas. Dengan sebuah sosok hitam besar di ujung ruangan.
***
5. Renko
Renko berlari mengejar ke 10 temannya. Ia tertinggal agak jauh karena ada sedikit masalah, mengikat tali sepatu."Hey! Kalian jangan berjalan terlalu cepat, dong!" Seru Renko sesudah dapat menyejajarkan langkahnya dengan yang lain.
"Salah sendiri mengikat tali tidak erat. Jadi lepas kan, tuh!" Celetuk salah satu temannya, Rena.
"Ne ne... gomen. Ah, apa yang akan kita lakukan di gedung tua ini?" ucap Renko.
Renko mengangkat kepalanya, memperhatikan gedung tua yang katanya akan segera dirubuhkan. Padahal, gedung ini masih bagus menurutnya.
"Kita akan menyelidiki sesuatu, Ren."
Renko menoleh, menatap Rena.
"Sesuatu? Apa itu?"
Rena hanya menggedikkan bahunya. Menimbulkan rasa penasaran pada benaknya.
Tanpa tunggu waktu lagi, ke-11 penjemput ajal ini pun memasuki gedung tua itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Late Night School
HorrorSekelompok remaja dari berbagai cerita menantang diri mereka untuk uji nyali dan memasuki bangunan sekolah tua yang konon katanya angker dan menakutkan. Satu persatu dari mereka memasuki bangungan itu, dan adakah yang dapat kembali? . . Daftar karak...