Seorang wanita dengan rambut panjang tengah mengawasi seseorang dari dalam mobilnya.
"Sial, kenapa dia gak keluar-keluar sih. Lama banget cewek sialan itu keluar"ucap seorang wanita yang tak lain adalah Jihan.
Dia mengikuti Aina dari pagi tadi, dari Aina keluar dari area pesantren bersama Azka.
"Liat aja gua bakalan buat dia gak bisa dapetin Azka"seringi licik selalu timbul diwajah cantiknya.
"Itu dia yang gua tunggu-tunggu akhirnya keluar juga"ucap Jihan saat melihat Aina keluar dari gerbang.
Seperti nya Aina sedang menunggu taxsi, karena dia tidak dijemput oleh Azka.
Prov Aina.
Pukul 15.00 Aina baru keluar dari kelasnya.
"Mana nih taxsi? Gak ada yang lewat apa?"gumam Aina.
"Eh bukannya itu mobil mas Azka. Kenapa ada disitu"ucapnya saat melihat mobil Azka disebrang jalan.
Saat Aina menyebrang jalan dari arah kanan Aina ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi kearahnya, sepertinya mobil itu sengaja ingin menabrak Aina.
Sebelum mobil itu menabrak Aina ada seseorang yang menolongnya. "Sayang awassss"teriaknya berlari menarik tubuh kecil Aina dan mereka terjatuh ketanah.
"Sayang kamu tidak apa-apa?"panik seorang yang menolong Aina yang tak lain adalah Azka.
Aina tidak menjawab pertanyaan suaminya itu, dia masih syok dengan yang terjadi saat ini.
"Sayang hey, lihat aku apa ada yang sakit?"tanya Azka panik.
Aina hanya menggeleng rasanya dia tidak mampu bicara saat ini. "Kalau ada yang sakit bilang sama mas ya"kata Azka.
"Mas mbak tidak apa-apa?"tanya orang orang yang ada disitu.
"Tidak apa-apa pak terimakasih"ucap Azka tersenyum.
"Ayo sayang kita pulang, kamu bisa berdiri?"tanya Azka pada Aina. Dia tidak memikirkan keadaan dirinya sendiri yang terluka karena menahan tubuh istrinya agar tidak terluka.
"Tangan mas terluka"teriak Aina melihat lengan kemeja Azka yang sobek dan mengeluarkan darah.
"Mas tidak apa-apa kok, ayo kita pulang"ucap Azka.
"Tangan mas itu terluka, kenapa bilang tidak apa-apa?"teriak Aina dengan air mata yang sudah menganak sungai.
"Hey, kenapa nangis ini tidak apa-apa hanya luka kecil. Nanti bisa diobati dirumahkan"ucap Azka menengkan Aina.
"Ayo kita pulang, sudah jangan menangis lagi"ajak Azka.
Ditempat lain.
"Sial kenapa harus ditolongin Azka sih. Gagal rencana gua buat nyelakain wanita itu"umpat wanita itu.
"Tenang Jihan lain waktu Lo bisa habisin dia"ucap Jihan dengan senyum seringinya.
"Gua harus pikirin lagi gimana caranya habisin wanita itu"
"Gua minta bantuan Akifa, iya dia pasti bantuin gua"
Sambungan telefon
"Hallo"ucap Jihan.
"Kenapa?"tanya Akifa.
"Gue ada di Indonesia"
"Wah, kapan Lo balik kok gak ngasih tau gua sih"ucap Akifa.
"Udalah Lo gak usah banyak cingcong, gua mau ketemuan sama Lo bisa gak?"tanya Jihan.
"Bisa dimana, mumpung gua masih diluar nih"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Imamku✓
Fiction généraleDua orang yang berbeda dipertemukan tanpa sengaja, yang mengharuskan mereka untuk mengucapkan ijab kabul secara terpaksa. Aina yang selalu menganggap dirinya tidak pantas bersanding dengan seorang Gus seperti Azka. Azka yang terus membimbing Aina me...