1

2K 328 79
                                    

“Satu tambah dua, sama dengan?”

“Tiga...”

“Aku tambah kamu, sama dengan?”

“Kita...”

“Ih, pacarku pinter banget...”

Koko memutar bola mata malas mendengar itu. Ia tengah bekerja lho sekarang tapi sang Kekasih terus saja merecoki nya.

Untung Koko punya ruangan sendiri untuk bekerja. Iya lah, orang dia wakil direktur nya.

Perusahaan apa? Perusahaan Bonten.

“(Y/n), kamu pulang deh. Aku lagi kerja.”

(Y/n), kekasih dari Kokonoi Hajime itu mendelik. “Jadi, kamu ngusir?”

“Iya, lah! Balik sana.” santai Koko lalu melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

“Yaudah balik nih, ya.” (Y/n) memakai tas selempangnya lalu berjalan perlahan menjauhi Koko.

Gadis itu berjalan perlahan, “Bener nih, ya. Aku pulang, lho.”

Koko hanya berdehem. Pria itu cukup sibuk karena pekerjaannya. Tolong jangan ditambah (Y/n) yang kadang suka gak waras.

Sama kaya Sanzu.

Brak!

“Omaigat, Koko, kau membawa pacarmu kesini?”

Nah kan, baru diomongin. Eh udah nongol aja.

Sanzu baru saja membuka pintu ruangan Koko dengan kasar. Pria itu terkejut saat melihat (Y/n) hendak pergi.

(Y/n) mengerjap beberapa kali saat tubuhnya diputar-putar oleh Sanzu Haruchiyo entah untuk apa.

Koko berdecak, “Kalian kalau mau ngobrol, jangan disini!”

“(Y/n)? Namamu (Y/n)?” Sanzu bertanya.

Keduanya malah duduk di sofa panjang, tak mengindahkan perkataan Koko yang melarang mereka mengobrol di ruangannya.

(Y/n) mengangguk, “Kenapa?”

“Pacarku juga namanya (Y/n).”

Alis (Y/n) berkerut, “Oh, ya, bagus.”

Sanzu menyenderkan punggungnya ke sandaran sofa, “Gak lah, nanti pacarku ngamuk.”

“Jangan percaya, dia gak punya pacar.”

Sanzu mengerutkan alisnya tak terima pada apa yang diucapkan Koko, “Punya, ya!”

“Siapa? Oh, yang sering kau buntuti itu ya?”

“Koko sialan!” kesal Sanzu. Ia mendengus.

“Benar sih...” lanjutnya pelan.

(Y/n) hanya diam menatap Sanzu.

Ini orang mencolok banget sih...

Heh, ya sadar si Koko juga mencolok!

Ya tapi 'kan itu Koko! Kalau Koko, mau gimanapun dia tetep ganteng.

Bulol.

“Koji, aku minta uang dong.” (Y/n) berbicara seraya menatap Koko.

Koko menggeleng, “Berhenti memanggilku Koji.”

“Itu 'kan nyambung. Kokonoi Hajime. Ya Koji.”

“Gak ada uang bulanan, ya.”

“Setiap bulan juga gak dikasih tapi iya deh, aku gak panggil Koji lagi. Kasih uang!”

Koko merogoh saku celananya. Ia mengambil beberapa lembar uang 100.000 Yen disana.

(Y/n) berjalan kearah Koko dengan hati senang, “Mana?”

“Nih.”

Alis (Y/n) berkerut, “Kok cuma 1.000 Yen sih?!”

Padahal tadi udah geer soalnya Koko ngambil yang 100.000 an.

Koko menaikkan satu alisnya. Ia mengambil dompet di laci meja dan membukanya.

(Y/n) mendekat kearah Koko. Dapat ia lihat foto kecil terselip di dompet kekasihnya.

Gadis itu hanya bisa tersenyum kecut melihat figur Akane yang terpampang di foto tersebut.

Padahal (Y/n) rajin pap setiap hari buat Koko tapi malah majang foto Akane di dompetnya.

“Nih,” Koko memberikan beberapa lembar uang 100.000 Yen pada (Y/n).

(Y/n) tersenyum, “Makasih.”

“FUFU~ YANG GAMON, YANG GAMON!!”

(Y/n) dan Koko melotot kearah Sanzu yang tiba-tiba berteriak.

“Ambil bata gih, (Y/n).”

“Siap, Koji.”

-- ര ----- ര --

Sip. Typo? Bicaralah, nak.

𝐈'𝐌 𝐍𝐎𝐓 𝐇𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang