𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟏𝟎

474 43 0
                                    

Waktu menunjukkan pukul 9 malam dan saatnya kehidupan malam menampakkan eksistensinya. Hingar bingar terdengar cukup kencang dari tempat-tempat hiburan malam di sekitaran wilayah Gangnam. Terlihat masih banyak pemuda-pemudi dengan baju-baju mewah dan cukup terbuka itu sedang mengantri masuk ke dalam klub malam ternama itu.

Tetapi itu tidak berlaku untuk pemuda bernama Alex, ia dan kawan-kawannya sudah berada di dalam klub malam itu dengan akses mudah —mengingat pepatah ❛Ada uang untuk memudahkan jalan❜. Kini mereka sedang sibuk berpesta minuman keras ditemani beberapa perempuan malam yang sengaja disewa untuk memuaskan malam mereka.

Tidak jauh dari mereka, terlihat seorang pria dengan menggunakan hoodie hitam sedang memandang meja yang Alex pesan. Hampir setengah jam ia berada di posisinya, hanya menunggu sambil menikmati Martini miliknya. Kali ini rasa Martini yang dikecapnya terasa begitu berbeda, terasa membakar di tenggorokan dengan sensasi yang menyenangkan.

Well, I think it's time.❞ Lirihnya sebelum ia menenggak cairan terakhir dari gelasnya.

Ia mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan mengetik beberapa kalimat dan kembali memasukkan benda pipih itu setelah mengirimkan kepada seseorang yang juga masih berada di tempatnya, lalu ia beranjak pergi menuju salah satu pintu keluar.

It's your time,❞ ucapnya sambil menampilkan seringainya, ❝...Halen.❞

★★★

Shibuya, Tokyo.

Manik mata Baekhyun tidak henti-hentinya melihat ke sekelilingnya yang terlihat begitu menarik baginya. Setelah kemarin sampai di Tokyo, pagi ini ia dan Chanyeol baru bisa jalan-jalan menikmati pagi di taman kota.

❝Kau senang?❞ Tanya Chanyeol yang sedari tadi berjalan di belakangnya membuat Baekhyun membalikkan tubuhnya pada pria tinggi itu.

❝Iya, hehe. Terimakasih, Tuan.❞ Jawabnya menampilkan senyuman yang membuat siapa saja akan ikut tersenyum.

❝Sudah berapa kali aku bilang, panggil aku Chanyeol saja.❞ Kata Chanyeol sambil mengusap pucuk kepala Baekhyun yang membuat si kecil merona malu.

Tanpa membuang waktu, keduanya berjalan kembali menyusuri jalanan Shibuya yang sudah sibuk dengan aktivitas manusianya dan kembali jalan-jalan. Chanyeol memang tidak main-main saat ia bilang akan membawa Baekhyun untuk berlibur dan lihat sekarang, baru kemarin siang ia mengajak dan malam hari mereka sudah berada di negara lain. Pagi ini mereka sudah merencanakan liburannya, mulai dari jalan-jalan dan belanja di kawasan Shibuya, makan siang romantis dan mewah yang tidak pernah Baekhyun rasakan, bermain di Disneyland hingga malam hari ditutup dengan makan malam di daerah Shinjuku.

❝Kau senang hari ini?❞ Tanya Chanyeol pada Baekhyun yang masih menikmati dessert yang disuguhi oleh pelayan restoran.

❝Emh, terimakasih ya. Aku senang hari ini!❞ Jawab Baekhyun sambil menganggukkan kepalanya dengan gemas membuat Chanyeol tersenyum.

❝Kita liburan berapa hari, Chan?❞ Tanya Baekhyun.

❝Kau ingin berapa lama?❞ Tanya Chanyeol balik.

❝Kalau aku sih terserah saja. Tetapi jangan lama-lama, kan aku masih harus kuliah.❞ Jawabnya.

❝Ya sudah kalau begitu besok lusa kita bisa pulang dulu. Nanti jika libur semester kita bisa berlibur lagi, bagaimana?❞ Kata Chanyeol yang langsung diangguki oleh pria mungil itu.

❝Memangnya tidak akan mengganggu pekerjaan di kantor?❞ Tanya Baekhyun. Bukannya apa-apa, ia hanya tidak enak saja jika permintaannya itu membuat Chanyeol harus meninggalkan pekerjaannya.

❝Tidak apa-apa, lagipula aku memang ingin mengajakmu berlibur.❞ Jawab Chanyeol, ❝liburan nanti kamu bisa membawa teman-temanmu juga dan Xiumin, bagaimana?❞

Sekali lagi Baekhyun menganggukkan kepalanya dengan gemas, hatinya benar-benar bahagia. Entahlah, seingatnya ia belum pernah sebahagia ini setelah ditinggalkan kedua orangtuanya. Tetapi pria tinggi di hadapannya itu bisa dengan mudah membuatnya nyaman dan senang.

★★★

Saat ini mereka sudah berada di hotel, Chanyeol dengan sengaja hanya memesan satu kamar saja yang berarti mereka berdua akan tidur di ranjang yang sama. Baekhyun sedang duduk di atas ranjang dan sedang mencari beberapa tempat menarik yang bisa mereka kunjungi besok secara online.

❝Kau sedang apa, Bee?❞ Tanya Chanyeol yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai celana tidur tanpa atasan.

❝Aku sedang mencari tempat untuk besok kita datangi, Chan. Oh iya, besok ada tempat yang mau kunjungi tidak?❞ Tanya Baekhyun.

❝Aku sih terserah kau saja mau kemana, aku ikut saja.❞ Jawab Chanyeol, ❝tapi sebaiknya sekarang kau tidur. Sudah larut malam, besok pagi kau harus punya tenaga banyak.❞ sambungnya lagi yang membuat Baekhyun tersenyum dan meletakkan gadgetnya di atas nakas.

❝Kau tidak tidur?❞ Tanya Baekhyun yang sudah memakai selimut tetapi melihat Chanyeol malah membuka laptop yang berada di sofa tidak jauh dari ranjang.

❝Kau duluan saja, aku masih harus memeriksa email masuk.❞ Jawab Chanyeol.

Sebenarnya tanpa Baekhyun tau, Chanyeol sedang melihat video kiriman dari Chen. Video dari orang-orang yang ingin ia lihat beberapa hari lalu.

★★★

Seoul, 01:00 KST

Suara gesekan besi terdengar menggema dari ruangan itu, basah dan berbau metal menjadi satu-satunya yang bisa tertangkap dari indera penciuman. Teriakan dan histeris kesakitan dari beberapa suara bisa terdengar begitu menggema di telinga. Siapapun akan merinding mendengar jeritan dari orang-orang yang tersiksa, tetapi tidak dengan pria yang berdiri di tengah ruangan dengan membawa sebuah linggis di tangannya.

❝Kalian tau kan jika membuat sang Phoenix marah itu berarti kalian sudah merelakan nyawa kalian untuk diambil paksa.❞ Katanya dengan suara yang membuat siapa saja merinding ketakutan. ❝Jadi katakan, kali ini alasan apa lagi yang bisa kalian berikan?❞

❝Ah, sudahlah. Aku tidak ingin mendengarkan sampah sepertimu.❞ Katanya sambil memberikan linggis itu pada Jackson yang berada di sampingnya. ❝Kau selesaikan yang ini, aku ingin mengunjungi tamu kita di sebelah.❞ Sambungnya sambil pergi melenggang keluar ruangan itu dan masuk ke ruangan di sebelahnya.

Well, hello~. Apa kabar kalian?❞ Sapanya dengan riang, jauh berbeda dengan suasana mengerikan yang berada di ruangan itu.

Ada empat orang yang diikat dan bergelantung. Tubuh mereka sudah babak belur akibat siksaan yang diterimanya dari beberapa jam lalu.

❝Wah, lihatlah hasil karyanya ini. Dia benar-benar menakutkan ❛kan? Siapa yang menyangka jika mahasiswi terbaik di kampus terkenal mempunyai sifat seperti Malaikat Kematian.❞ Kata Chen sambil melihat ke arah orang di sampingnya. ❝Seperti namanya. Indah penampilannya, tetapi mematikan jika didekati.❞

❝Pergilah, biar aku yang mengurus mereka. Kita tidak boleh membunuh mereka dulu sebelum Phoenix datang.❞ Ucap Chen membuat orang itu beranjak pergi.

Setelahnya ia kembali melihat ke arah empat orang tersebut. ❝Hei, jangan berwajah lesu begitu. Aku memang bilang tidak akan membunuh kalian dulu, tetapi kita akan bermain-main dulu.❞ Katanya dengan seringai kejamnya sebelum akhirnya mengambil cambuk dan mulai menyiksa mereka secara bergiliran dengan tawanya yang menggelegar.

[✓] 𝐂𝐁 [𝟓] 𝐓𝐇𝐄 𝐈𝐍𝐕𝐈𝐍𝐂𝐈𝐁𝐋𝐄 𝐏𝐇𝐎𝐄𝐍𝐈𝐗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang