Prequel dari cerita no. 27 BATH, sequel dari cerita no.28 CONFESSION
.
.
.
.
"EH?"
Seokjin nyaris menjatuhkan mangkuk sup yang tertangkup di kedua tangan, sementara Jungkook urung menyuap potongan ikan ke mulutnya sendiri. Wanita berparas cantik di sebelahnya sekejap berhenti menggerakkan sumpit, sedangkan seorang pria berahang kokoh yang berniat menyesap teh—perlahan meletakkan cawan minum di atas meja. Alis tebalnya menyatu, seolah apa yang dikatakan pelayan di depan pintu adalah lelucon.
"Apa katamu?"
"Manajer Kim berada di ruang depan," pelayan itu mengulang sembari melirik pria muda yang masih terkejut di sisi Jungkook, "Beliau ingin membicarakan sesuatu dengan tuan dan nyonya besar."
Gongjin dan Daehee berpandangan, lalu beralih pada Seokjin yang berkedip tak paham.
"Ah, ini hebat!" Jungkook menyeka mulutnya sembari terbatuk menimpali delik curiga paman maupun bibinya, "Cepat sekali, kukira baru akan datang minggu depan."
Pria berusia matang di balik meja terdiam agak lama, sejurus kemudian punggungnya tegak berhias mimik serius. Sumpit diletakkan penuh penekanan, pandangan lurus menusuk batin, lantas berdiri mendahului yang lain. Istrinya mengikuti, merapikan kerah magoja dan celana milik Gongjin yang sedikit terlipat akibat duduk bersila. Dimintanya pelayan menyiapkan teh beserta kudapan kecil untuk dibawa ke tempat sang tamu yang telah menunggu.
"Jungkookie tidak perlu ikut berdiskusi, temani saja sepupumu makan di sini."
Jungkook melengos pasrah selagi Seokjin mematung ternganga memegangi mangkuk, berharap ada yang bisa menjelaskan padanya tentang apa yang terjadi di luar sana. Punggung besar ayahnya berlalu membelakangi dengan tegap, garis-garis wajahnya mengeras mantap. Bibir membisikkan sesuatu pada sang istri yang menjajari dengan mimik datar dan alis yang meliuk kasar.
Ah, kacau.
Mendadak Seokjin tak lagi berselera makan.
__
Menguping bukanlah perbuatan baik, orangtuanya selalu mengingatkan akan hal tersebut sejak kecil dan Seokjin sungguh tak berniat melanggar. Namun adik sepupunya bersikeras membisu ketika ditanyai dan terus terkikik meski sejumlah pelayan selesai membereskan alat makan. Jungkook juga tak acuh walau tubuh bongsornya diguncang-guncang oleh lengan yang kebingungan, malah menyuruh Seokjin untuk mencari sendiri jawabannya sambil berkedik penuh rahasia.
Untuk itulah dia berada dalam posisinya sekarang. Duduk bertumpu kedua kaki di dekat pintu geser menuju ruang tamu yang menguarkan aura teramat kaku, lengan tertata di atas paha dan pandangan terfokus pada lorong tengah. Orangtuanya berada di ruangan tersebut bersama seorang lelaki yang sangat dikenalnya. Denah terpampang menyesuaikan ingatan, meja tempat ketiganya berhadapan berjarak cukup jauh dari sekat pintu sehingga indra pendengaran Seokjin hanya sanggup menangkap selewat lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHENMEI | AESTHETIC (NamJin)
Fanfic[BTS - Namjin/Monjin] Karena keindahan Seokjin adalah anugerah terbesar yang tak berhenti dikaguminya. Tiap saat, diantara hela napas berhembus puja. Bahkan ketika Namjoon tak cukup mempercayai keberadaan Sang Pencipta. . . . . SHEN|MEI Kumpulan Fi...