Chapter 13

9 0 0
                                    

Setelah insiden kemarin malam, hari ini Kathryn dan Bastian sepakat untuk meminta jawaban jelas dari Sean, Gavin dan Shafira.

Sore hari setelah pulang kantor, Kathryn sengaja mengajak mereka untuk makan malam bersama. Sean yang sudah tak enak hati hanya diam saja tanpa menyetujuinya, bahkan ia sempat berpikir untuk kabur dan beralasan, Sementara Shafira sangat antusias ia merekomendasikan tempat tinggalnya untuk menjadi trmpat makam malam mereka hari ini.

Shafira maupun Gavin sama sekali tak tahu apa-apa soal Kathryn dan Bastian yang sudah mengetahui sesuatu tentang dirinya dan Gavin, ia menyambut mereka dengan baik di apartemennya, bahkan malam ini semua makanan ia yang membayar. Ia hanya berpikir kalau malam ini semuanya akan merayakan keberhasilannya mengenai kasus dedi kusumo yang sudah satu bulan ia tangani.

Ting Tong Ting Tong

Suara bell apartemen berbunyi, Gavin segera membuka pintu dan mengambil beberapa makanan tambahan dari kurir pesan-antar. Ayam goreng MCD rupanya, Shafira memesan banyak makanan hari ini. Dari mulai Ayam goreng, Steak, Tekwan, Dim-Sum, Pempek palembang, hingga pizza satu meter yang belakangan jadi trend di kalangan anak muda, juga beberapa minuman dingin dan bersoda ia sediakan.

"Makan yang banyak, hari ini gue yang traktir..." ucap Shafira ceria yang baru saja keluar dari makar tidurnya, Shafira menyalakan Ac ruang tamu dengan suhu paling dingin.

Sean, Kathryn sibuk menata makanan yang penuh di meja, bahkan mereka berencana untuk duduk di karpet bulu agar dekat dengan makanan mereka.

Bastian menyingkap gorden ruangan tamu, kaca dinding yang besar yang menyuguhkan indahnya kota jakarta di sore menjelang malam, sangat indah. Sementara Gavin yang pertama kali berada di tempat ini, ia masih mengamati satu-persatu ruangan, ia juga melihat beberapa foto yang berada di dinding, Gavin tersenyum melihat sebuah Foto Shafira yang sedang memeluk kucing kesayangannya, Ciro. Ciro sudah lama mati sejak mereka SMA, namun Gavin masih mengingat moment di saat kematian Ciro, Shafira menangis histeris karena ia merasa ia tak lagi punya teman saat Ciro mati, Shafira yang sudah terlahir sebagai anak tunggal tak pernah tahu rasanya memeiliki saudara sekandung.

"Ayo, berdo'a...." Ucap Shafira, Gavin yang mendengar langsung bergabung duduk di bawah karpet bulu dan berdo'a bersama.

"Aamiin....." Sahut Bastian yang sudah selesai berdo'a, dengan cepat ia meraih ayam goreng.

"Hah, pedes banget!." Kata Shafira yang baru saja menyruput kuah pempek.

Gavin yang duduk di sebelah Shafura sontak memberikan air mineral dingin yang ada di tangannya, "Minum..." Titah Gavin.

Kathryn yang berada di seberang mereka berdua, kini memasang wajah semakin curiga. Ia juga lama menatap keduanya, ia sudah tak tahan ingin bertanya. Tapi bastian malah terlalu lahap menyanyap ayam goreng, ini semua di luar rencana Kathryn dan Bastian.

"Jangan di makan lagi, lo ganti aja makanan lain." Ucap Gavin yang mengambil kuah pempek milik Shafira.

"Pizza...." Kata Shafira girang.

Shafira merasa kathryn memerhatikannya, kathryn juga hanya mengaduk-ngaduk kuah tekwan tanpa memakannya. "Ryn, lo kenapa.. Nggak nafsu makan? mau gue pesenin yang lain?."

Kathryn buru-buru menyuap Tekwan ke mulutnya, "Enggak, enak kok cuma tadi masih panas aja.." kilah nya.

Shafira mengangguk lalu melanjutkan makannya. Belum ada satu menit, Kathryn yang sudah tak tahan kini benar-benar mengajukan pertanyaan yang semalaman ada di benaknya, "Sha, Vin. Gue mau tanya sama lo berdua!." Ucap Kathryn dengan suara dingin tanpa menoleh, pandangannya masih fokus pada kuah tekwan.

S H A F I R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang