End Game.

1.8K 203 5
                                    

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ



















Haruto kini sedang berjalan dilorong untuk menuju kelasnya. Semuanya orang yang berada disitu menatapnya penuh kebencian. Pagi ini juga, Haruto tidak ada niatan untuk membuka locker miliknya karena pasti isinya hanya akan ada sampah dan juga tulisan "Mati aja lo pembawa sial."

Ah, rasanya ingin menangis sejadi-jadinya. Ini bukan kesalahannya, namun mengapa dirinya yang disalahkan?

'It's okay Ru, kebenaran akan muncul pada saatnya tiba.' Batin Haruto saat memasuki ruangan kelasnya.

Mejanya, penuh dengan coretan lagi. Hanya tulisan yang sama seperti dilocker tapi tetap saja membuatnya sakit.

Akhirnya, hanya helaan nafas yang bisa Haruto lakukan ketika melihat mejanya. Jangan sampai dirinya menangis, atau mungkin dirinya bisa dipukuli oleh anak kelas.

Tapi kalau dipikir-pikir, bukankah sudah sebulanan ini setelah pulang sekolah dia dipukuli ya? Hahaha, lupakan.

-


Waktu menunjukan pukul 16.00 atau lebih tepatnya jam 4 sore. Haruto baru saja selesai membereskan bukunya dan membawa tasnya dipunggung namun dirinya sudah ditarik. Sudah dipastikan akan dipukuli dan disuruh mengakui hal yang tidak sama sekali ia lakukan.

Dibawanya Haruto ke gudang milik sekolah, dudukan disebuah kursi

dug!

Muka Haruto ditinju kencang oleh pria tersebut.

"Lo ngaku apa susahnya sih anjing? kalau lo ngaku, kita ga perlu susah-susah ngotorin tangan." Ujar wanita yang menatap Haruto dengan tajam.

"Ada yang nyuruh lo nonjok gue emangnya?" Sewot Haruto. Wanita itu menggertakan giginya ketika mendengar jawaban dari Haruto.

Pria yang menonjoknya pun mendekatkan diri ke Haruto, lalu menjambak kepala Haruto dan membenturkannya ke dinding beberapa kali.

'b- bunda, sakit...' Batin Haruto.

"Mau lagi gak? Kalau gak mau, tinggal ngaku dan ikut gue kekantor polisi." Haruto hanya terdiam sambil memejamkan matanya.

plak!

"Kalo ditanya tuh jawab. Jangan diem doang, dasar pembawa sial!" Teriak sang pria itu, yang kemudian menendang kencang bagian perutnya dan kakinya.

"akh!" Pekik Haruto saat perutnya ditendang dengan sangat-sangat kencang. Perutnya belum ia isi dengan makanan apapun sehingga membuat itu sangat-sangat sakit.

"Kalian ngapain disini?!" Teriakan tersebut membuat pria dan wanita itu berhenti melakukan aktivitasnya.

"Pergi lo berdua anjing!" Kembali berteriak, pria dan wanita itu langsung lari pergi sebelum orang yang baru datang itu memukulnya.

"Haru, kepala kamu berdarah... kerumah sakit ya?" Ujar orang yang baru datang itu.

Haruto menggelengkan kepalanya, "gak usah Woo, aku gapa-" Jeongwoo mendekapnya erat dan mengusap kepalanya.

"Maaf ya, aku belum bisa nemuin pelakunya" Haruto hanya mengangguk dan meringis pelan, kepalanya sangat-sangat sakit.

Dengan sigap, Jeongwoo langsung menggendong Haruto dan membawanya kerumah sakit. Dirinya tak ingin, si manis terluka lebih lama lagi.

Atau mungkin, dirinya lah yang akan menyakiti si pria manis tersebut?

-

disparale ✩ jeongharu [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang