Bab VI : After Break Up

1K 101 46
                                    

Taehyung memandang lekat Nana yang sedang melahap hidangan di meja. Tatapan yang penuh akan tanda tanya dalam benaknya.

Tentu saja, ia merasa aneh dengan sikap Nana yang lebih pendiam dari biasanya. Ditambah lagi, lusa kemarin Jungkook datang ke rumahnya dengan keadaan yang jauh dari kata rapi.

Apa yang terjadi?

Apa ada sesuatu yang terjadi antara Jungkook dan Nana?

"Oppa!" panggil Nana, membuyarkan lamunan Taehyung.

Nana mengernyit, mendapati sang kakak tidak menyahut panggilannya. Pandangan Taehyung kosong, namun tertuju padanya.

Ia menyentuh punggung tangan Taehyung pelan, kakaknya pun sedikit tersentak. Terkejut karena mendapat sentuhan secara tiba-tiba.

"Huh?"

"Jika ingin bertanya, katakan saja!" Nana tersenyum tipis, tahu betul Taehyung sedang bertanya-tanya.

Tidak perlu berpikir lebih lanjut, tentu Nana bisa menebak apa yang dipikirkan Taehyung saat ini.

"Masih tidak mau bercerita dengan kakakmu ini, Na?" tanya Taehyung.

"Tentang apa?" Nana balik bertanya, merasa enggan untuk melanjutkan percakapan ini.

"Hubunganmu dengan Jungkook," balas Taehyung cepat.

Nana menghembuskan napas, seakan ia akan memerlukan banyak tenaga walau hanya sekadar menjawab pertanyaan Taehyung. Sungguh, ia tidak mau lagi membahas mantannya. Bahkan sekadar menyebut namanya saja, Nana merasa enggan.

"Kenapa?" tanya Nana malas.

Taehyung menggeram kesal, ia sudah sangat penasaran sekarang. Tapi adiknya ini, sepertinya enggan untuk membahas masalah hubungan Jungkook dengan Nana.

"Kalian ada masalah apa? Kau dengan Jungkook?" tanya Taehyung.

"Apa tidak bisa dibicarakan baik-baik masalahnya? Apa perlu sampai kau tidak mau bertemu dengannya?" tanya Taehyung lagi.

Gerakan tangan Nana terhenti, lantas ia meletakkan sendok dan garpunya. Menatap sang kakak tajam, tatkala pertanyaan itu dilontarkan.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi antara aku dengan dia. Jadi, untuk apa aku membuang-buang waktuku untuk bertemu dengan Jungkook lagi," jawab Nana.

Nana beranjak dari sana, melangkah pergi. Meninggalkan Taehyung yang masih belum puas akan jawaban Nana tadi.
**

Jungkook membanting pintu, masuk ke ruang kerja dengan penuh amarah. Tentu saja marah, akhir-akhir ini semuanya tidak berjalan sesuai dengan kemauannya.

Pekerjaan yang sedikit terbengkalai. Urusan pribadinya dengan Nana yang sedang tidak baik-baik saja.

"Sial!"

Jungkook mengumpat, saat tidak sengaja menendang botol kaca bekas alkohol yang diminumnya semalam. Ya, dia menginap di kantornya.

Sengaja tidak pulang, supaya dirinya disibukkan dengan kerjaan. Jika ia pulang, hanya akan jadi beban hati dan otaknya.

Merogoh sakunya, Jungkook mengambil ponsel. Tentu saja, untuk menelpon sang pujaan hati. Sialnya, lagi dan lagi Nana tidak mengangkat telponnya.

Jungkook tentu saja marah, tidak siap untuk semuanya. Tentu saja, Jungkook tidak semudah itu untuk melepaskan Nana.

Tidak lama, seseorang masuk ke ruangannya. Tidak lain, sekretarisnya.

"Ada apa?" tanya Jungkook sedikit kesal. Merasa terganggu dengan kehadiran sekretarisnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Posesif (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang