30: Hujan

73 13 75
                                    

Raihan merangkul Aisha saat mereka tengah terduduk di taman sembari menunggu sahabat sekaligus tetangganya Raihan yang rencananya Raihan akan memperkenalkan Aisha kepada tetangganya.

Sedangkan Aisha sedari tadi terlihat risih, dirangkul Raihan. Perlahan tapi pasti, Aisha berangsur pelan menjauhi Raihan, membuat Raihan menggelengkan kepalanya lalu melepaskan rangkulannya.

"Dimana temanmu ini?" tanya Aisha gelisah, padahal ia kesini hanya untuk bersenang-senang bukan menunggu seseorang.

Raihan melirik arlojinya. "Entahlah, sepertinya dia masih di jalan." balas Raihan.

Aisha memeluk tubuhnya sendiri karena merasa kedinginan apalagi malam ini anginnya kencang dan sepertinya akan hujan.

Melihat itu, Raihan segera membuka jaket miliknya lalu tanpa kata segera memasangkan jaketnya pada tubuh Aisha.

"Tidak perlu, tidak perlu..." tolak Aisha.

"Kau kedinginan kan?"

"Kau juga pasti kedinginan." tolak Aisha lagi.

"Masa aku membiarkan kau kedinginan di dekatku? Tidak mungkin Aisha, ini pakai yah? Jangan tolak lagi." ujar Raihan kembali memasangkan jaketnya.

Aisha kini menurut. Sedangkan Raihan kembali berangsur mendekati Aisha agar tidak ada jarak di antara mereka.

"Sudah dua tahun kita saling mengenal..." Celetuk Raihan memulai pembicaraan.

"Iya..."

"Kita menjadi teman tapi--" Raihan mengantungkan kalimatnya lalu memposisikan tubuhnya agar berhadapan dengan Aisha, "tapi aku ingin hubungan kita lebih Aisha, lebih dari seorang teman bahkan kekasih."

Raihan memegang kedua tangan Aisha lalu mencium punggung tangan kanan perempuan itu. "Aku sudah bilang pada Bu Karisma jika aku ingin menikah denganmu dan dia menerima nya."

Aisha menatap lekat Raihan dan tidak menjawab ucapan pria itu.

"Sekarang aku ingin mengatakan padamu secara langsung jika aku sungguh mencintaimu... Aku ingin memulai segalanya dengan mu, jadi..."

"Will you marry me?"

Aisha termangu, ia benar-benar menatap Raihan serius. Dirinya harus bagaimana? Menerima Raihan? Atau menolaknya tetapi jika di tolak pun, mau bagaimana? Ibundanya sudah menerima pria di depannya ini dan pastinya Karisma akan memaksa Aisha untuk menikah dengan Raihan.

Tapi Aisha tidak bisa berbohong soal perasaannya, ia masih sangat mencintai Abhimanyu yang entah dimana.

Untuk apa aku terus-terusan berharap pada Abhimanyu? Apa kau lupa dengan apa yang dia lakukan?! Dia sudah meninggalkan mu! Untuk apa kau mengharapkan nya! Sekarang ada seseorang yang tulus mencintaimu, kenapa kau sia-siakan?! Dasar bodoh! Gumam Aisha dalam hatinya.

"Bagaimana? Kau mau? Menjadi pendamping hidupku?"

Aisha menarik nafasnya lalu menghembuskannya dan dengan segera perempuan itu mengangguk sebagai jawabannya.

"Aku mau..."

Raihan langsung tersenyum bahagia mendengar jawaban itu.

Pria itu segera memeluk Aisha dengan begitu bahagianya. Perlahan tapi pasti, Aisha membalas pelukan Raihan.

Namun hujan datang membuat mereka melepaskan pelukannya. Aisha hendak berlari untuk berteduh namun Raihan menahannya.

"Hujan-hujanan?" tawar Raihan.

Aisha menggeleng cepat. "Aku tidak mau." Perempuan itu segera berlari meninggalkan Raihan agar tidak kehujanan.

Sontak Raihan juga memilih berteduh, untuk apa hujan-hujanan sendirian?

Aisha Story's [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang