Bab 26. Drama Bangsawan (5)

997 224 56
                                    

Eric menatap Cale dengan mata terbelak

"Jika tutor saya mencambuk saya karena menjawab salah, apakah saya pantas mendapatkannya?" Cale bertanya tetapi dia tidak memberi Eric waktu untuk menjawab.

"Bagaimana dengan Basen? Apakah dia pantas mendapatkannya?"

Eric pucat.

"Tidak! Dia terlalu kecil!" Dia langsung membantah.

"Oh?" Cale terdengar tertarik. "Jadi Basen terlalu muda? Lalu bagaimana dengan Amiru? Apakah dia cukup tua untuk dicambuk?"

Eric mundur selangkah, terhuyung-huyung ke sofa.

"Itu bukan-"

"Bukan apa?" Cale bertanya, ekspresinya tajam dan ganas.

"Seseorang pasti pantas mendapatkannya, kan? Jika bukan Amiru lalu bagaimana dengan Gilbert? Apakah kamu senang melihatnya berdarah, hmm? Menurutmu dia pantas mendapatkannya hanya karena dia tidak bisa menyebutkan semua sungai di benua itu? Benarkan?"

"Tidak! Aku tidak- aku-," Eric tergagap.

"Tidak?" Cale mengangkat alis, ekspresinya mengejek.

"Lalu apa? Apakah kamu satu-satunya yang harus terluka? Satu-satunya yang cukup bodoh? Bagaimana dengan kita semua? Jika ini dilakukan di ibukota maka kita semua harus di pukul-"

"Cukup!" Eric berteriak. "Diam. Aku membencimu!"

"Ah, kamu membenciku?" Cale tersenyum. "Jadi apa? Ingin aku dipukul? kamu mau memukulku?" Dia mencemooh.

"Ya!"

"Ya apa?"

"Aku ingin kau diam! Hentikan!"

"Hentikan apa? Aku tidak melakukan apa-apa." Cale memiringkan kepalanya, ekspresinya mengejek.

Eric berteriak frustrasi dan melompat ke arah yang lain. Tubuhnya yang lebih tinggi dan besar cukup untuk mendorong yang lain jatuh ke tanah.

Mereka menabrak sofa dengan bunyi gedebuk.

"Diam! Diam! Aku benci kamu!" Dia meninju wajah yang lain.

Hanya sekali.

Sebelum dia menyadari apa yang dia lakukan.

Dia menghela napas berat dan menatap ngeri pada anak laki-laki di bawahnya.

Sebelumnya dia tidak melihat jelas wajahnya, karena ruangan yang minim cahaya, tetapi sekarang dia bisa karena mereka dekat.

Dia melihat wajah pucat anak laki-laki itu dan menyaksikan tanda merah membengkak di wajah Cale.

Apa yang dia lakukan?!

Dia harus memanggil bantuan! Untuk seseorang ke-

"Pfffh-" Cale mendengus sebelum tertawa terbahak-bahak.

"Bukankah ini terasa luar biasa?" Dia bertanya, matanya berbinar dengan kegembiraan.

Eric merasa mulutnya bekerja tetapi dia tidak bisa mengatakan apa-apa. Dia duduk membeku, bertengger di atas anak laki-laki lainnya.

Cale henituse got a cheatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang