26. Kebodohan Jihan

4.1K 347 0
                                    

Kepulangan Azam sangat berpengaruh pada mood Aina. Sejak tadi Aina terus saja cemberut, tidak mau makan dan berbicara seperlunya.

"Sayang, bunda bawain kamu kue, kamu makan ya"ucap Syifa membawa sepiring kue.

"Aina gak mau bunda"rengek Aina.

"Mas Azka dimana Bun?"tanya Aina yang sedari tapi tidak mendapati suaminya.

"Suamimu sedang dikantor pesantren"ucap Syifa.

"Apa masih lama?"tanyanya lagi.

"Mungkin sebentar lagi pulang"ucap syifa.

"Kuenya bunda taruh sini, nanti kamu makan"ucap syifa meletakkan kue diatas nakas.

"Makasih bunda, dan maaf"ucap Aina menunduk.

"Kenapa minta maaf?"tanya syifa mengerutkan dahinya.

"Aina selama ini udah ngerepotin bunda, sikap Aina masih kekanak-kanakan. Belum pantes jadi istri"ucap Aina menunduk menahan tangisnya.

"Kenapa bilang begitu?lihat bunda"minta syifa, Aina menuruti permintaan bunda Syifa untuk menatapnya.

"Dengarkan baik-baik, bunda sama sekali tidak repot nak, jangan berfikir seperti itu lagi. Bunda seneng ngurusin mantu bunda yang cantik ini, apalagi kamu sedang mengandung buah cinta kamu dan Azka"ucap bunda tersenyum.

"Jangan berfikir seperti itu lagi, sekarang kamu istirahat sudah malam. Tidak baik wanita hamil tidur malam-malam begini,bunda keluar dulu"ucap syufa, berlalu meninggalkan kamar Aina.

Aina terus memikirkan ucapan bunda barusan "Mengandung buah cintanya bersama Azka"Aina tersenyum getir mengingat ucapan mertuanya barusan.

Bahkan Azka tidak pernah bilang kalau dia mencintainya, atau bahkan menyayanginya. Perlahan air mata turun dari mata bulat indah itu.

Mungkin Azka berbuat baik kepadanya karena dia adalah adik sahabatnya, dan juga dia tengah mengandung anak nya.

Semakin Aina memikirkan tentang hal itu membuat air matanya semakin turun dan dadanya sesak. Pandanganya menjadi buram dan akhirnya dia terjatuh dilantai yang dingin itu, diluar hujan sangat deras.

Ceklek

"Assalamualaikum"ucap Azka membuka pintu kamar.

"Aina, kamu dimana sayang. Kok gak ada sih kata bunda tadi Aina istirahat dikamar, mungkin dikamar mandi"ucapnya berjalan menuju ranjang.

Matanya membulat sempurna saat melihat Aina terbaring dilantai, "astaghfirullah, Aina kamu kenapa?hey sayang bangun"ucap Azka menepuk pipi Aina berharap dia akan bangun.

Azka menggendong tubuh Aina, membaringkan tubuh dingin itu keranjang dan menarik selimut sampai leher untuk menutupi tubuh Aina.

Azka berlari menuruni anak tangga dengan paniknya"ayah dimana bunda"tanya Azka saat berpapasan dengan Ayahnya dibawah tangga.

"Kenapa kamu lari-lari cari bunda kamu?"tanya kyai Aji.

"Aina pingsan yah"ucap Azka membuat lelaki paruh baya itu panik.

"Kok bisa sih?"paniknya.

Azka berlari menuju dapur mencari keberadaan bundanya. "Bunda Aina pingsan"ucap Azka saat melihat bundanya didapur.

"Apa"panik Syifa.

Mereka semua berlari menaiki tangga menuju kamar Azka. "Bunda ini gimana?"khawatir Azka yang melihat Aina belum siuman.

"Ayah panggilankan rindu"ucap ayah merogoh sakunya dan menelfon dokter rindu.

Dokter rindu adalah anak dari kakak Kyai Aji wajar jika semua memiliki nomor telfonnya.

Gus Imamku✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang