Chapter 26 - Mengagumi Kamu #2

30 9 0
                                    

Secara tidak langsung... aku sudah menceritakan sebagian dari kehidupan aku kepada lelaki pendatang dari kota yang jauh.

"Aku... tidak begitu paham di kalimat terakhir kamu. Tapi ketika kamu dibenci karena kamu dari keluarga yang buruk, itu sangat keterlaluan. Kamu tidak punya salah apa-apa, tapi karena seseorang berbuat buruk kamu juga dianggap buruk di mata orang." Charlie mulai menanggapinya.

"Aku tidak yakin ayahku melakukan kesalahan atau tidak. Tapi jelas, harga diri, reputasi, dan kepercayaan, bisa hancur dalam sekejap." Aku mencoba menenangkan diri. "Apapun yang terjadi biarlah. Sejak itu aku memutuskan untuk tidak balik kesana. Kalau bisa selamanya."

"Kalau begitu... aku juga tidak pergi. Tidak masalah kalau kamu mau menetap disini." Dia tersenyum.

"Eh, tapi bukannya kamu harus melanjutkan jelajah dari tim kamu itu?"

"Tidak ada aturan seberapa jauh perjalanan dan berapa banyak tempat yang dikunjungi, setidaknya aku sudah mendapat lima tempat. Aku akan melaporkan semuanya ketika sudah kembali ke Batavia. Batas waktunya juga tidak ditentukan jadi mau sampai bertahun-tahun pun juga tidak masalah."

"Berarti ini... tempat terakhir kamu?" tanyaku ragu.

Dia bergumam, sempat berpikir sesuatu. "Mungkin. Kecuali kalau kamu tiba-tiba pergi dari sini."

"Mengapa harus bergantung padaku? Aku tidak akan kemana-mana."

"Bagus, aku akan tinggal disini terus."

Mendadak aku merasa malu pada diri sendiri. Dia sungguh-sungguh tidak mau pergi tanpa diriku.

Sampai akhirnya aku teringat akan sesuatu yang diucap lelaki itu sebelumnya.

Waktu sebelum kesini, aku hanya singgah di satu desa sehari saja. Tidak ada yang terlalu menarik.

Kalau ada sesuatu yang sangat menarik, maka aku akan menetap lebih lama.

"Charlie," tanyaku lagi, "Kamu sudah menemukan hal yang paling menarik di tempat ini sampai kamu benar-benar betah?"

Dan entah mengapa dia hanya menatap diriku lama. Awalnya aku tidak mengerti jadi aku balas tatapan dia. Namun itu hanya sebentar karena aku mendadak memiliki perasaan aneh, jadi aku berpaling.

Memalukan sekali, Sarah...

"Kalau aku bilang iya... bagaimana?"

Rasanya wajahku memerah. Cermin... oh cermin... tunjukkan wajah aku sekarang!

oooooo

Sebenarnya masih ada satu acara lain yang akan digelar di kampung Bandaru. Nanny bilang itu acara besar yang terbilang istimewa, karena itu berlangsung mendadak dan tidak dalam rangka memperingati hari besar dan semacamnya.

Anggap saja itu perayaan setelah berhasil merebut kembali wilayah kampung yang sempat direbut pihak musuh.

Aku sebenarnya hendak mengajak Nanny untuk keliling kampung yang sedang ramai. Namun dia sangat sibuk membantu pekerjaan orang lain. Aku juga ingin ajak mbak Yani tetapi orangnya pergi entah kemana.

Alhasil aku hanya bersama Charlie, berdua saja.

Alhasil aku hanya bersama Charlie, berdua saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Meet The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang