Dalam perjalanan pulang Aina hanya diam menatap kaca mobil.
"Berhenti"kata Aina tiba-tiba membuat Azka kaget dan mengerem mendadak untung dibelakang tidak ada kendaraan lain.
"Aduh"ucap Aina saat kepalanya terbentur.
"Maaf, Na maaf kamu tidak apa-apa?"tanya Azka.
"Tidak aku tidak apa-apa"
"Kenapa meminta berhenti mendadak?"tanya Aina.
"Itu, aku ingin makan bakso itu"tunjuk Aina pada penjual bakso dipinggir jalan.
"Baiklah, kita beli. Tapi jangan ulangi lagi seperti meminta berhenti mendadak itu bahaya bagi kita"peringat Azka.
"Aku minta maaf"cicit Aina.
"Sudah, ayo kita turun katanya mau bakso"
Setelah Azka memakirkan mobilnya mereka turun menghampiri penjual bakso dan memesan dua mangkok.
"Pak baksonya dua mangkok yang satu jangan pedes"kata Azka.
"Minumnya es teh manis aja pak"sambung Azka.
"Ditunggu sebentar mas"penjual bakso.
"Kamu udah makan siang?"tanya Azka.
"Belom, makanya minta bakso"ucap Aina menatap lurus ke depan tanpa menoleh.
"Gk boleh gitu na, kasian baby-nya kalau kamu telat makannya"peringat Azka.
"Ya ya kau hanya perduli dengan anak mu saja, tidak denganku"cibir Aina dalam hati.
"Ini mas pesanannya"ucap penjual bakso meletakkan dua mangkok bakso dan dua gelas es teh manis dihadapan Azka dan Aina.
"Terimakasih pak"ucap Azka.
"Cepat habiskan, setelah ini akan aku antarkan pulang aku masih banyak kerjaan yang tertunda"ucap Azka.
Jadi ceritanya Azka menyalahkan dirinya karena mengantar dia kedokter membuat pekerjaan nya terhambat.
"Mas tidak ikhlas mengantar aku kedokter?"tanya Aina menatap tajam Azka.
Azka gelagapan mendengar pertanyaan istrinya ini, seharusnya dia bisa menjaga ucapannya. Istrinya ini sangat sensitif sekali akhir-akhir ini.
"Bukan begitu sayang, bukan itu mak-"ucapan Azka terpotong karena ucapan Aina.
"Udahlah mas aku males, aku mau pulang"ucap Aina meninggalkan Azka dan memasuki mobil.
"Aduh Sayang tunggu,dong"kata Azka, berlari mengejar Aina tapi belum ya dia membayar baksonya terlebih dahulu.
"Kamu kenapa sih sayang, jangan marah-marah, aku minta maaf bukan maksut ku begitu"bujuk Azka.
"Pulang"ucap Aina datar.
Tanpa menanggapi ucapan Istrinya Azka melajukan mobilnya untuk pulang. Dia tidak ingin membuat istrinya ini semakin marah.
Sampai dirumah Aina tanpa salam nyelonong masuk kamar, berbaring menutup badannya dengan selimut, menutup wajahnya dengan bantal menutupi tangisnya.
"Bunda Aina kemana?"tanya Azka diruang tamu.
"Aina naik keatas, gimana udah periksa?"tanya Syifa.
"Udah kok bun, kondisi Aina dan bayinya baik-baik saja. Saran dokter aku tidak boleh membuatnya setres"ucap Azka.
"Bun aku keatas dulu"sambung Azka segera berlari menaiki anak tangga.
Begitu pintu kamar dibuka Azka sudah disuguhkan dengan tubuh istrinya yang bergetar dibalik selimut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Imamku✓
General FictionDua orang yang berbeda dipertemukan tanpa sengaja, yang mengharuskan mereka untuk mengucapkan ijab kabul secara terpaksa. Aina yang selalu menganggap dirinya tidak pantas bersanding dengan seorang Gus seperti Azka. Azka yang terus membimbing Aina me...