02:30 wib
Alvino sudah berada di depan rumah nya, dia sudah mengabari teman yang lain untuk bergantian menjaga Galang dirumah sakit. Alvino Membuka helm yang ia kenakan dan melangkah kedepan pintu rumah. Mendapati Salena yang tertidur di sofa yang berada diruang tengah dengan televisi masih menyala, melihat Salena sambil tersenyum "Dia pasti menunggu gua hingga tertidur di sini, dasar gadis kecil abang" Monolog Alvino gemas
Alvino membaringkan tubuh Salena diatas kasur. Senyumnya mengembang tipis melihat sang adik tertidur sangat pulas. Setelahnya, Ia menyelimuti sang adik hingga sampai kebatas dada.
Setelah mematikan lampu kamar Salena, Alvino berjalan keluar kamar milik Salena. Kaki-kaki jenjangnya itu melangkah pergi kekamar nya. Hari sudah malam tetapi Alvino tidak bisa memejamkan kedua matanya pikiran nya sangat kacau bener-bener sangat kacau, kejadian ini sangat diluar kendalinya
kring!.....
Jam weker berwarna biru tua berdering sangat keras menujukkan pukul 06:00 wib, dengan sangat malas Salena menggapai mencari keberadaan jam weker milik nya tanpa membuka kedua matanya.
"Morning, Salena" monolog nya sambil mengusap kedua matanya lembut dan bergegas mempersiapkan diri
Jepitan berwarna biru tua polos itu terpasang sempurna di rambut panjang milik Salena. Hari ini dia menggerai rambut indahnya, rambut hitam kecoklatan.
Dengan segera gadis itu mengambil tasnya dan satu persatu anak tangga ia lewati, lalu menghampiri bang Gibran yang berada di ruang makan."Morning, bang"
"Morning cantik"
"Bang al belum bangun?" tanya Salena yang tidak mendapati keberadaan sang abang Alvino
"Tadi dia izin pergi duluan, soalnya dia mau cek keadaan temannya yang berada dirumah sakit Sal!" balas Gibran sambil mengambil sehelai roti panggang lalu mengoleskan selai coklat "Salena pergi sekolah nya sama abang aja ya?" timpal Gibran
"Gak usah bang, Salena pergi sendiri aja. Kan Salena masih punya motor yang gak kepakai di garasi "
"Yakin?"
Salena yang mencium pipi kanan sang abang lalu beranjak pergi "Iya abang ku, dadah"
Gibran hanya menatap pundak milik sang adik hingga tidak terlihat olehnya.
Salena yang membelah jalanan dengan kecepatan rata-rata, menghirup udara yang sangat segar. Dengan cuaca yang sangat mendukung membuat nya sangat bersemangat hari ini.
***
Motor scoopy biru tua terparkir rapi di deretan motor milik siswa-siswi sekolah, Salena yang melepas helm nya mendapati Lisda yang memasuki gerbang sekolah."Woi Lis!!!" sapa Salena
"Bisa gak usah harus pake teriak? Budek gua mah!!!" protes Lisda yang mengusap telinga nya berulang kali.
"Ya maaf, heheh"
Salena dan Lsda melewati koridor sekolah terhenti, karena mendapati dua cewe yang berhenti di hadapan mereka.
"Ada apa yah?" ucap Salena menatap kepada dua cewe tersebut.
"Jadi lo yang namanya Salena?" balas Clara Bianca____Cewe terpopuler disekolah dan senior yang sering dikenal dengan pembullyan.
"Iya,emang kenapa?" timpal Salena
"Ohhh jadi ini cewe yang kecentilan yang lagi menggoda Alvino" balas Raqel Nurhalifa____Teman disamping Clara
"Ishhh itu mulut kok kayak petasan ya?" Lisda membuka suara menatap kedua cewe itu dengan sinis.
"Heh!!! Lebih baik lo diam dan pergi sana!!" Clara yang menujuk Lisda dan membalas tatapannya
KAMU SEDANG MEMBACA
SALENA
Teen Fiction"𝗥𝗮𝗴𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝗷𝗶𝘄𝗮𝗸𝘂 𝘁𝗲𝗹𝗮𝗵 𝗽𝗲𝗿𝗴𝗶 𝘁𝗲𝘁𝗮𝗽𝗶, 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗴𝗶𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗵𝗶𝗱𝘂𝗽 𝗸𝘂 𝗺𝗲𝗹𝗲𝗸𝗮𝘁 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗱𝗶𝗿𝗶𝗺𝘂"