("Jawaban dari masa lalu..")
***
"Kamu yakin sama keputusan kamu chaa.." Dion buka suara.
Rossa yang semula takzim menatap jendela apartemenya, menoleh tersenyum pahit lalu menyeka ujung matanya..
"Yahh.. aku butuh waktu.. buat semuamya.." ucap rossa lemah..
Dion berdecak..
"Tapi itu gk akan ngerubah apapun chaa... sekalipun lo balikin jantung rania dia gk bakal hidup lagii mustahil.. " dion menghela nafas kasar..Rossa menunduk.. menahan ngilu di hatinyaa, tak menjawab kalimat Dion..
"Kamu secinta itu sama Afgan chaa.." gumam dion.
Rossa tetap diam lelaki itu tau tentu saja jawabanya iya
Jujur lelaki itu iri pada Afgan karena berhasil mendapatkan hati cinta dan seluruh perhatian Rossa seperti ini..
Yahh Rossa sudah bercerita semuanya padanya.. semuanyaa, yang itu cukup membuat dion syok..
"Lo nyakitinn diri lo sendirii chaa.. lo nyakitin perasaan lo sendri.. lo nyakitin perasaan Afgan.." ucap dion..
"Gw cuma mau liat Afgan bahagia.. itu aja.." lirih Rossa
"Kebahagiaan afgan itu kamu chaa.." gumam Dion pelan meski ada kebas dihatinya saat mengatakan kalimat itu..
"Afgan berhak dapetin kebahagiaannya yang lain.. gw cuma benalu dihidupnya diaa.. dia pasti benci banget sama gw.. bahkan mungkin dia gk bakal lagi mau liat muka gw... jadi buat apa lagi gw bertahann.."
"Chaaa.." dion memotong kalimat rossa.
Gadis itu menghela nafas menyeka air matanya..
"Gimana klau emosinya afgan cuma sesaat dia cinta sama lo chaa.. gw bisa liat itu.." ucap Dion..
"Dia jauh lebih mencintai mbk rania dion.. dan aku gk ada apa-apanya dibanding mbk raniaa.. dia mungkin cinta sama aku tapi sekarang.." Rossa menggeleng, wajah sendu rossa terlihat sekali.. begitu banyak kesedihan dimata indah itu..
Dion menghela nafas bingung harus menjawab apa lagi, ia meremas tangannya..
"Kita pergi sekarang dionn.. udah siang aku gk mau ketinggalan pesawatt.." ucap rossa..
"Lo gk mau pamitan sama afgan atau kakaknya.."
"Buat apaa dionn percumaa kedatangan gw cuma bakal bikin afgan makin sakit.. dia udah nyuruh gw pergi dari hidupnyaa.." kekeuh Rossa..
Dion bungkam.. tak menjawab lagi.. ia menghembuskan nafas kasar lalu mengangguk.
Rossa meraih kopernya meninggalkan selembar kertas diatas nakas disamping fotonya bersama afgan.. ia tersenyum pahitt lalu menyereret kopernyaa menyusul dion yang sudah mendahului..
Rossa menatap pintu apartemenya yang sudah ia kunci.. berat sekali tapi ia harus menjauh ia butuh waktu untuk sendiri.. berfikir ulang untuk langkah kedepanya..
Berat memang meninggalkan afgan alesya.. dan semua rasa cintanya.. tapi haruss.. sekalipun Rossa pernah bilang ia akan tetap disisi Afgan.. tapi lelaki itu mungkin tidak lagi mengharapakannya.. atau boleh jadi afgan memang tak pernah mencintainyaa.. kehadiranya hanya bayang-bayang
Rossa memejamkan mata sejenak.. lalu beranjak meninggalkan gedung apartemenya menuju Bandara..
****
Sepanjang perjalanan rossa diam.. menatap kesamping jendela mobill.. pikirannya kembali menerawang jauhh.. entah berapa lama rossa akan meninggalkan kota ini.. yang jelas Rossa ingin menjauh..
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You
Randomtentang Rossa yang harus berusaha menbus janjinya pada seseorangg.. seseorang yang begitu berjasa menyelamatkan nyawanya... tentang Afgan yang terpenjara rasa bersalahh yang membuatnya menghukum diri sendiri dan menyakiti diri sendiri.. lalu saat ke...