04

174 38 140
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









"Permisi, Bu."

Memasuki ruang guru yang familiar, senyum ramah menyambut langkah Taehyun. Tentu saja, dia anak kesayangan guru.

"Menemui siapa, Taehyun?"

"Bu Lee, Pak. Mau mengumpulkan tugas kelas," lapornya.

Taehyun itu kesayangan guru. Otomatis menjadi andalan kelas saat ada pertemuan dengan guru.

Seperti sekarang. Diutus oleh kelasnya untuk mengumpulkan tugas pada Bu Lee yang galak dan temperamen sepulang sekolah.

"Oh, Kang Taehyun."

Disambut sumringah, Taehyun tersenyum tipis. Meletakkan setumpuk buku tulis di atas meja guru.

"Sekalian saya mau bertanya untuk tugas tadi. Apa bisa diundur sampai minggu depan, Bu? Kami banyak tugas akhir akhir ini."

Bu Lee mengangguk pengertian, "Tentu saja. Hahh... Kalau saja semua murid sesopan dirimu."

Taehyun mengangkat alis. Biasa mendapat pujian tapi sepertinya yang ini bermakna lain.

"Kamu tau, Hyun. Saya tidak habis pikir kenapa kamu berteman dengan Yeona dan Beomgyu. Mereka anak anak yang tidak punya aturan, saya takut kamu malah terbawa arus dan jadi seperti mereka."

"Maaf?"

"Saya paham... Mereka seperti itu karena sama sama diurus orang tua tunggal. Yeona piatu, dan Beomgyu yatim. Cocok—"

"Maaf, Bu?" Taehyun menyela tidak suka.

"Intinya, teman temanmu itu bertabiat buruk. Jangan sampai kamu ikut dengan mereka. Kami tidak mau kehilangan siswa teladan karena pergaulan yang salah, tau."

"Terutama Choi Beomgyu, anak itu tidak punya aturan sama sekali di sekolah. Dia tidak punya figur ayah yang menegur kalau dia salah, kan? Yah, pantas, tentu saja. Kamu tau ibunya terlalu lembut—"

"Maaf, Bu. Saya rasa ibu keterlaluan."

Wanita itu diam menatap Taehyun, melayangkan tatapan terkejut karena si anak teladan berani menyela. Terlebih berani menatap tidak suka.

"Sekolah bertujuan untuk mendidik, bukan mengadili, kan, Bu? Apalagi mencela," desis Taehyun.

"Taehyun, beraninya—"

"Maaf, saya permisi."

Setinggi apapun harga diri dan nama baik Taehyun di sekolah, dia jelas akan marah apabila seseorang mencela temannya seperti itu. Meski sering disayangkan mengapa Taehyun mau berteman dengan siswa siswi pembuat onar, tapi sejauh ini hanya mereka yang dipunya si siswa teladan.

Menahan marah dan berusaha menetralkan ekspresi, Taehyun menyusul teman temannya di lapangan indoor sekolah. Memasuki ruangan penuh bunyi pantulan bola dan teriakan pelatih.

Serangkai, Katanya [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang