06 Nov, 2006

154 19 3
                                    

•••

Di pagi hari, Jane dan Flo sedang berkutat di dapur. Keduanya sedang memasak sesuatu yang di resep kan oleh Ajid.

Keduanya memasak sebuah roti yang berisi coklat di dalamnya. Kebetulan sekali, Ajid adalah seorang siswa yang sekolah di kejuruan Tata Boga. Dan tentunya Ajid tau beberapa hal tentang masakan meskipun ia kebanyakan sering bolos.

"Apakah seperti ini?" Flo bertanya.

Ajid melihat itu dan berkata, "ini bagus, kau pintar," pujinya.

Flo tersenyum, ia segera memasukan adonan tadi ke dalam oven. Di dunia Flamingo ada oven? Tentu saja, karena pada dasarnya mereka hidup berdampingan dan apa yang kurang dari mereka. Toh, manusia saja kadang membuat apa yang mereka buat.

Flo tersenyum dan terus memperhatikan adonan tadi di dalam oven, ia mendongak menatap Jane yang sama halnya dengan dirinya. Ia senang dengan ini, dengan begitu ia bisa dekat dengan anak-anaknya.

Tiba-tiba Flo teringat sesuatu lalu berkata, "aku lupa, harusnya aku bertapa sekarang."

"Lupakan itu," ujar Ajid. "Lebih baik, dekatkan dirimu dengan anak-anak mu terlebih dahulu, lalu pikirkan aku setelah 'nya." Lanjutnya lagi.

Flo mengangguk mengerti, dan kembali memeluk tubuh Jane. Ia begitu tak sabar akan makanan yang baru saja ia buat, biasanya ia membuat sup namun kali ini berbeda.

"Jane suka?" Tanya Flo pada anak 'nya yang sangat ia sayangi itu. Tentu saja Jane mengangguk dengan gembira sekali.

"Jane sangat suka!" Balas Jane.

Ajid tersenyum tipis melihat interaksi keduanya. "Masih banyak yang harus kau pelajari dari ku, dan tentu saja aku akan mengajarkan mu," ucap Ajid.

"Baiklah, aku siap menerima ilmu memasak mu," balas Flo.

Ajid menyibak rambut Flo yang berwarna putih, ia mulai berpikir kalau Flo adalah albino. "Saat ke dunia manusia nanti, aku akan cat rambut ini," ujar Ajid.

"Cat?"

"Sebuah warna yang bisa mengubah warna ini," ucapnya sambil terus mengusap kepala Flo dengan lembut.

Ah, interaksi seperti ini memang bagus sekali daripada ribut-ribut terus menerus seperti awal-awal mereka kenal.

"Apakah bisa?"

"Tentu saja," balas Ajid.

"Sayang sekali, aku harus menunggu hari itu. Aku sudah bosan dengan si putih," ujar Flo sembari mencebikkan bibirnya kesal.

Ajid lalu menoleh kanan kiri, mencoba mencari sesuatu. "Seperti nya aku bisa membuat warna dari tumbuhan, tetapi itu tidak akan awet," ujar nya.

"Tidak masalah, aku sudah bosan dengan ini." Ucap Flo sambil terus mengusap rambutnya.

TING!

Suara dari oven terdengar membuat pandangan mereka teralihkan, Ajid mendekati oven tersebut dan memakai sarung tangan. Ia memegang nampan dengan sangat lihai membuat Flo dan Jane berdecak kagum.

Nampan tadi di letakan di atas meja dan Ajid mulai membagi beberapa roti tadi ke dalam mangkuk. Ia memberi sendok di atas mangkuk dan sedikit krim.

Flo menerima itu dan memakan nya sedikit. Dan, wah!

Ia suka dengan roti itu. Ia mengangguk mengakui bahwa Ajid memang pandai dalam memasak.

"Kau pandai memasak, kenapa tidak dari kemarin saja kau yang memasak," celetuk Flo. Ajid terkekeh mendengarnya, dan menggeleng pelan.

Flamingo In 2006Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang