Usia kandungan Aina sudah memasuki empat bulan. Saat ini dipesantren sangat sibuk karena acara empat bulanan Ning mereka, istri Gus Azka.
Kebahagian datang kepada Aina, diberi suami yang bisa membimbingnya, diberi mertua yang sayang kepadanya dan dianugrahi malaikat kecil didalam perutnya.
Orang tua Aina dan Azam sudah menyadari kesalahan mereka, anak-anak mereka tidak perlu banyak uang yang mereka butuhkan adalah kasih sayang dari kedua orang tuanya.
Waktu yang cukup untuk berkumpul bersama, bukan hanya harta yang mereka berikan.Setelah kabar bahwa Aina diculik orang tua Aina sangat menjaga anak dan calon cucunya itu, mereka tidak mau terjadi apa-apa kepada anaknya, mereka tidak mau menyesal untuk kedua kalinya. Aina dan Azam sudah banyak kehilangan waktu bersama keluarga bersama orang tua.
Disaat orang tua Aina sadar akan kesalahannya sepertinya sedikit terlambat, anak perempuan satu-satunya yang kekurangan kasih sayang dari mereka sudah mempunyai keluarga baru, kehidupan baru.
Tapi mereka tidak menyesal, setidaknya masih ada waktu untuk memperbaiki semuanya yang terjadi dimasa lalu.
"Sayang apa kamu sudah lapar?"tanya Viona ibunda Aina.
"Bunda Aina baru saja makan"rengek Aina.
"Jika Aina makan terus Aina bisa gendut"sambung Aina bergelayut dilengan sang bunda. Dua keluarga itu tertawa mendengarkan rengekan Aina.
"Sayang jangan khawatir, itu tidak akan membuat kamu gendut"kata Syifa tersenyum.
"Tapi Bun, nanti mas Azka gak suka sama aku Karena aku gendut"cemberut Aina.
"Kalau suamimu berani seperti itu, maka siap-siap saja suamimu ini kakak tenggelamkan dikolam buaya"ucap Azam memeluk sang adik.
Azka yang mendengar kan ucapan sahabat sekaligus kakak iparnya ini bergidik ngeri, meskipun Azam terlihat kalem, baik tapi dia itu sangat kejam semua ucapan nya pasti akan terjadi.
Semua tertawa mendengar peringatan Azam untuk Azka. Dua keluarga itu menyatu tanpa ada perbedaan. Semulanya dua keluarga itu bersahabat sekarang menyatu menjadi satu keluarga.
"Sayang lihat lah kakak mu itu kejam sekali"adu Azka pada sang istri.
"Biarin aja, kalau mas macem-macem harus hadepin kakak aku dulu"ucap Aina menatap sang suami.
"Terserah padamu sayang"pasrah Azka.
Acara empat bulanan diisi dengan bacaan ayat suci Al-Quran serta memanjatkan doa-doa untuk kebaikan sang janin.
Acara selesai pukul empat sore, keluarga Aina dan kerabat-kerabat yang lain sudah pulang kerumah masing-masing. Tinggallah Aina dan kelurga suaminya.
"Bunda Aina ingin mandi rasanya sangat gerah"adu Aina pada Syifa.
"Iya sayang cepat mandi, tidak baik mandi terlalu petang"saran Syifa.
"Aina keatas ya Bun"
"Iya sayang"
Sangat segar sekali tubuhnya sekarang setelah acara empat bulanan nya yang melelahkan.
"Sayang"panggil Azka saat melihat Aina keluar kamar mandi dengan handuk yang melilit ditubuhnya.
"Mas Azka udah balik,emang udah selesai?"tanya Aina mengampiri sang suami.
Oh apa istrinya ini tidak sadar kalau dia belum ganti baju, ini sangat menyakitkan baginya.
"Apa mas capek?"tanya Aina memegang lengan Azka dengan tangan halusnya.
"Gimana ini kalau aku sampai kelepasan"ucap Azka dalam hati.
"Sayang, kamu gak ganti baju?"tanya Azka.
"Apa?ganti baju?aku sudah ganti baju dikamar mandi kok"jawab Aina yang belum menyadari keadaannya saat ini.
"Coba lihat dirimu sayang"ucap Azka mencium kening Aina lembut.
Perlahan mata itu turun melihat keadaannya,apa jadi dia belum ganti baju?ini memalukan Aina. Dengan cepat Aina berdiri dan berjalan tapi keberuntungan tidak berpihak padanya, kakinya menyandung kakinya sendiri membuat dia tidak bisa menahan tubuhnya.
Tangannya melambai-lambai keudara mencari pegangan. Untung dengan cepat Azka menarik tubuh sang istri supaya tidak langsung jatuh dilantai.
"Ah"teriak mereka berdua.
"Sayang kamu tidak apa-apa?"tanya Azka panik masih dengan posisi dia dibawah dan Aina diatasnya.
"Aku tidak apa-apa mas"jawab Aina.
Aina segera bangun dari tubuh Azka pasti sangat sakit tubuh sang suami menahan tubuhnya agar tidak langsung jatuh kelantai.
"Mas tidak apa apa?"tanya Aina saat melihat Azka memegangi punggungnya.
"Mas tidak apa-apa sayang"bohong Azka dia tidak mungkin bilang kalau punggungnya seperti patah sekarang.
"Sekarang kamu ganti baju, nanti masuk angin"perintah Azka.
Tanpa menjawab Aina menuju lemari mengambil pakaian dan berlalu kekamar mandi.
"Aduh,aduh sakit banget nih punggung"gumam Azka memegang dadanya.
"Untung cuma punggung yang sakit, kalau Kenapa-napa sama Aina bisa habis gua sama Azam"ringis Azka mengingat perkataan Kakak iparnya itu.
Ceklek
Pintu kamar mandi terbuka tampak Aina yang sudah rapi dengan gamis dan kerudung dengan warna senada. "Mas tidak mandi?"tanya Aina menghampiri Azka.
"Iya sayang bentar ini"ucap Azka.
"Cepetan mas, mas bau tauk. Coba deh cium badan mas pasti bau asem"ucap Aina menutup hidungnya.
Selesai mandi Azka keluar menggunakan baju polos dan celana pendek selutut. "Apa punggung mas sakit"tanya Aina memegang punggung sang suami.
"Tidak sayang, punggung mas tidak apa-apa"ucap Azka tersenyum.
Aina tetap lah Aina tidak akan percaya sebelum ada bukti nyata, dengan perlahan tangannya bergerak kebelakang punggung sang suami. "Ahh"ucap Azka kesakitan.
"Tuh kan punggung mas pasti sakit, sini coba aku lihat" Azka sudah menolak tapi Aina tetap kekeh ingin melihat punggung suaminya, dengan terpaksa Azka membuka kaos nya dan nampak lah punggung kemerahan bekas jatuh tadi.
"Apa sakit sekali?"tanyanya memegang punggung Azka.
"Sayang pelan-pelan pegangnya, itu sakit"peringat Azka.
"Maaf mas, maaf"ucap Aina.
"Mas tunggu sini biar Aina ambil kompresan didapur"ucap Aina berlari keluar.
"Astaghfirullah halladim"panik Azka melihat sang istri berlari, apa istrinya ini lupa lagi seperti waktu itu kalau dia sedang hamil.
"Mas ini aku udah bawa kompresannya, mas balik badan biar aku kompres, biar gak memar"kata Aina.
Dengan sedikit gugup tangan Aina bergerak untuk mengompres punggung suaminya yang terluka akibat dirinya.
"Mas maaf ya, karena aku mas jadi gini deh. Aku kurang hati-hati jalannya"sesal Azka.
"Tidak apa-apa sayang asal kamu dan baby kita tidak apa apa"ucap Azka pada sang istri.
"Sudah selesai mas"ucap Aina bernafas lega.
"Terimakasih sayangku"ucap Azka berbalik badan mencium cepat bibir sang istri.
"Ih mas kok cium-cium sih?"tanya Aina.
"Dapat pahala sayang, jadi gak papa"jawab Azka santay.
"Mas menang banyak deh"kesal Aina.
"Iya udah mas minta ma-"belum selesai ucapan Azka sudah terpotong karena perbuatan istri nya itu.
Cup.
Aina dengan cepat mencium bibir Azka "impas kan sekarang"ucap Aina tersenyum manis.
"Hahahah kamu ada ada saja"kata Azka mencium pipi sang istri.
Jangan lupa follow akun ini!
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Imamku✓
Fiksi UmumDua orang yang berbeda dipertemukan tanpa sengaja, yang mengharuskan mereka untuk mengucapkan ijab kabul secara terpaksa. Aina yang selalu menganggap dirinya tidak pantas bersanding dengan seorang Gus seperti Azka. Azka yang terus membimbing Aina me...