DILAINTEMPAT
"LEPASIN GUE,SIAPA YANG BERANI MENGGAGALKAN RENCANA GUE, SIAPA!" Teriak Maya semakin menjadi.
"Pak tolong lepasin saya,saya gak mau tinggal di tempat kotor ini,saya mohon lepasin saya, saya gak bersalah!"
"Diam kamu,beraninya melakukan penganiayaan terhadap orang lain selama itu,anda harus menerima akibat dan sekarang diam jangan berteriak lagi!" Peringat polisi itu merasa terganggu dengan teriakan tahanan.
"Saya yang melaporkan anda ke polisi!" Ujar seseorang membuat Maya bungkam.
"Siapa kamu,apa salahku menjebloskan saya kesini,apa salahku,JAWAB!" Teriak Maya tidak terima.
"Hmm,,,saya cuma ingin menyadarkan anda agar tidak terobsesi oleh cinta yang tidak bisa anda gapai!" Jelas orang itu datar.
"Anda harus tau,wanita yang anda sekap sudah memiliki anak dan suami tapi anda dengan suka rela memisahkan ibunya dari bayi masih kecil!"
"Maaf bukan maksud ikut campur, kenalkan nama saya Reynan, waktu saya yang bikin anda pingsan,karna melihat anda terlalu sadis melukai seseorang,dan sekarang mereka bersatu bersama keluarganya!" Jelas Rey.
Pemuda itu Rey mengunjungi kantor polisi,karna penasaran ia temui diam-diam tanpa di ketahui ayahnya agar tidak terlalu ikut campur urusan orang lain.
Degh!
"Lalu apa hubungannya denganku, hah! Bertanya seperti itu padaku,anda pikir saya bodoh,anda berani mempersatukan mereka,sama aja anda memakan bangkai sendiri!" Tukas Maya mulai menurunkan nada suaranya.
"Maksudmu apa?" Tanya Rey tidak paham.
"Anda jatuh cinta pada pandangan pertama sama nyonya Prilly kan,makan anda kesini untuk mengutarakan uneg-uneg yang anda anggap hal sepele!" Sinis Maya,membuat Rey bungkam.
"Kenapa diam,benerkan!" Desak Maya tersenyum kemenangan.
"Jangan ngaco,tau apa anda tentang kehidupan ku!" Sentak Rey dengan wajah pucat.
"Sudah ketahuan,memendam rasa pertama kali," balas Maya terkekeh.
"Diam kau!" Jengkel Rey langsung berlalu dari jeruji besi.
"Hahaha,,dasar payah,kenapa gak di rebut aja simpel kan." Batin Maya terkekeh, senyuman Maya langsung pudar dan kembali meneteskan air mata.
"Apa aku egois, menghancurkan kehidupan orang lain." Lirih Maya tersungkur ke lantai dengan mengingat perbuatan kejinya.
"Apa aku pantas untuk memperbaiki diri,jadi orang lebih baik." Gumam Maya merasa terpukul.
"Nak kamu bisa jadi orang baik,kalau niat kamu karna Allah bukan manusia,perbaiki dirimu dan minta maaf sama orang yang sudah kamu jahatin." Kata ibu tahanan itu merasa iba pada gadis masih muda sudah hidup dalam tahanan.
"Apa aku pantes jadi orang baik Bu?" Tanya Maya Ragu.
"Tentu saja,sejahat apapun manusia pasti hatinya terluka,ada sebabnya entah kenapa,hanya kamu dan Allah yang tau, bertaubatlah pada Allah dan minta maaf yang sudah kamu perbuat." Jelas ibu itu.
"Terima kasih Bu." Balas Maya terharu.
"Kenapa ibu bisa masuk penjara?" Tanya Maya.
"Biasa anak-anak ibu saling merebutkan warisan,sampai cucu ibu jatuh dari tangga,mereka tidak percaya bukan ibu yang menjatuhkannya tapi cucu ibu sendiri ceroboh dan Sekarang malah disini!" Jelas ibu itu tenang.
"Setega itu anak ibu gak ada yang percaya?" Maya merasa tidak bersyukur dengan kehidupannya.
"Sudah nasib nak."