BAB 13 Bodoh

28 20 42
                                    

Sebelum tiba saatnya lonceng  istirahat berbunyi, Kiyana dan Tina sudah berada di kantin, karena jam pelajaran sebelum istirahat kosong, mereka berdua duduk manis sambil menikmati batagor dan cireng. Seminggu tidak ke sekolah membuat Kiyana rindu jajanan kantin. Dari jauh Kiyana dapat melihat, jika Galen bersama dengan Siril menuju kantin dengan tangan yang saling menggenggam. Tidak jauh dari meja yang Kiyana duduki ada Arden di sana.

"Hai, bro? Oh, jadi ini cewek yang mau lo kenalin ke gue?" tanya Arden berbasa-basi.

"Iya, dia pacar gue, lo udah kenal kan, sama dia?" Galen balik bertanya.

"Iyalah kenal!" sahut Arden.

Mendengar pernyataan Galen yang cukup kencang, mengakui Siril sebagai pacarnya hati Kiyana bagaikan terkena bencana yang melanda, hancur-sehancurnya.

"Kenapa mencintai lo, sesakit ini?" ucap Kiyana dalam hati.

Tina mengerti ada perubahan pada raut wajah Kiyana setelah mendengar pengakuan Galen.

"Ki, lo nggak apa kan? mau gue acak-acak mejanya makhluk yang nggak punya otak itu?"

"Nggak usah ngapain? nggak perlu!" 

Kiyana menahan lengan tina agar tidak pergi mengacak-ngacak meja mereka yang katanya nggak punya otak. Tapi sebelum Kiyana dan Tina hendak meninggalkan kantin, Virgil datang bersama dengan teman-temannya menghampiri meja Kiyana.

"Eh, kalian semua mau tau nggak?" ultimatum Virgil membuat Kiyana mentapnya sinis.

Kantin seketika hening, siswa yang berada di sana sedang menunggu Virgil untuk berbicara selanjutnya.

"Mau tau cewek murahan? nih ceweknya!" tunjuk Virgil pada Kiyana. "Galen udah punya pacar, yang bener aja dia nyosor-nyosor duluan," sambungnya seraya tersenyum mengejek.

Kiyana lantas berdiri menatap Virgil dengan sorot membunuh. "Jaga mulut lo, bangsat!" 

Virgil kembali tersenyum remeh. "Lo itu, nggak jauh beda sama nyokap lo, sama-sama murahan, penggoda laki-laki yang sudah punya pasangan, mulai saat ini gue percaya peribahasa yang mengatakan buah yang jatuh tidak jauh dari pohonnya." 

Plak

"Jangan hina nyokap gue, lo kalau mau hina, hina gue doang, jangan bawa-bawa nyokap gue!"

Tidak terima Kiyana menamparnya di depan umum Virgi akan membalas tamparan Kiyana, namun sayang tangannya tak sampai menyentuh pipi Kiyana, karena Arden menghalanginya.

"Lo kalau berani jangan sama cewek, banci," tukas Arden.

"Percuma lo jadi pahlawan kesiangan, dia nggak akan nganggap lo ada!" balas Virgil.

Kedua rival sejati itu beradu tatap dengan tatapan mematikan, hingga Virgil terlebih dahulu memberikan bogem mentahnya kepada Arden, membuat Arden tersungkur. Arden yang tak mau kalah ia membalas Virgil, hingga terjadi perkelahian yang sengit. Semua siswa yang berada di kantin berhamburan keluar untuk menghidari perkelahian tersebut, bahkan mereka ada yang memanggil guru. Mereka baru berhenti berkelahi, setelah Pak Amer dan beberapa guru datang ke kantin. Keadaan kantin sangat mengenaskan, ada beberap kursi plastik yang hancur dan meja yang terjungkal.

"Apa yang kalian perebutkan? lihat hasilnya, akbibat dari perkelahian kalian berdua, kantin mendapat kerugian, dan kalian babak belur."

Setelah perkelahian usai, Pak Amer membawa Arden dan juga Virgil ke ruang BK. Untungnya Pak Amer tidak memberikan skorsing untuk mereka berdua, Pak Amer hanya menyuruhnya untuk mengganti rugi meja dan kursi yang rusak. Kiyana berjalan di koridor tepat saat Arden dan Virgil keluar dari ruang BK. Virgil dengan angkuhnya berjalan melewati Kiyana, sedangkan Arden ia mensejajarkan langkahnya dengan Kiyana.

Deskripsi (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang