Satu Minggu telah berlalu, kini semua siswa pada sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Sekolah juga bebas, karena guru guru pada rapat, dan sebagian juga sedang mempersiapkan pertandingan nanti.Tim masing masing sudah mempersiapkan permainan mereka dengan matang. Mereka selalu optimis jika nanti akan menjadi pemenang. Tim Nino dan tim Zico sedang berada di ruang ganti. Mereka sudah mengganti baju mereka dengan kaos basket mereka.
Nino yang selalu cool, terlihat sekali sangat pantas memakai kaos tersebut, apalagi dia juga seorang ketua tim basket, tentu dia sering memakai kaos basket yang hanya sebahu hingga memperlihatkan keteknya ketika sedang melakukan shooting bola. Badannya yang atletis juga menambah kesan estetika dalam permainan nya, yang mampu membuat kaum hawa terpana olehnya.
Bukan berarti Zico tak pantas memakai kaos tersebut, Zico juga tak kalah cocok saat menggunakan kaos basket, walau tubuhnya tak se atletis Nino. Tapi Zico juga tak kalah tampan saat kaos tersebut di pakainya. Tubuhnya yang idela, dan juga tibuhnya juga atletis menambah kesan pesonanya.
Mereka semua sudah selesai bersiap. Dari baju hingga sepatu, semuanya terlihat perfect, apalagi yang mereka kenakan harganya tak main main.
Zico mendekat ke arah Nino.
"Tunggu kekalahan lo!" Zico menatap lekat Nino."Kita lihat aja nanti," balas Nino singkat.
Lalu Nino keluar ruangan di ikuti oleh para anggota timnya.
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
"Zel, ayo kita nonton pertandingan basket!" Rengek Nila.
Sedari tadi dia merengek ke Zelin untuk di temani nonton basket. Dia terus menerus menarik lengan Zelin agar Zelin luluh.
"Males gue nil, sama Yuni aja sana," tunjuknya ke Yuni yang sedang memoles bibirnya dengan lipstik tersebut.
Yuni yang sudah selesai memoles bibirnya dengan lipstik langsung menghadap ke arah dua sahabatnya itu.
"Emang ada pertandingan basket?"
"Ada, ayo makanya kita nonton," ajak Nila.
"Gue sih mau mau aja, sekalian cuci mata,"
"Tuh Yuni mau, sana lo sama Yuni aja!"
"Lo juga ikut lah zel, masa cuma kita berdua, kita itu harus bertiga kemana mana," ucap Yuni.
"Bener tuh," imbuh Nila.
Zelin akhirnya pasrah, tak bisa lagi menolak jika dua duanya sudah menginginkan. Dengan terpaksa dia pun menyetujuinya.
"Oke gue ikut kalian,"
"Yeeyyy,"
"Gitu dong zel, yaudah yuk kita keluar!"
Lalu mereka berdua beranjak untuk menuju ke lapangan, walau sebenarnya Zelin sangat lah malas.
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Mereka bertiga akhirnya sampai di lapangan. Mereka menuju tempat duduk yang paling depan, ternyata di sana sudah ramai hingga tempat duduk yang depan sudah penuh.
Siapa yang tak tahu mereka bertiga, mendengar namanya saja sudah membuat para wanita merinding.
"Penuh nih, kita duduk di mana?" Tanya Nila.
"Ikut gue!" Suruh Yuni.
Lalu mereka berdua mengikuti langkah Yuni. Sampailah mereka tempat paling depan sendiri, dan letaknya sangatlah strategis.
"Heh, lo minggir!" Usir Yuni. Seperti biasa mereka selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Lalu ketiga cewek tersebut langsung minggir tanpa membantah sekata pun saat mengetahui siapa yang mengusir mereka.
Dan akhirnya mereka bertiga duduk dengan damai.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGED
Teen Fiction# rank 1 goodboy, (22,23 -9-2021) # rank 2 sma (28-9-2021) # rank 5 ceritapendek(29-9-2021) Dia yang mendapat julukan The Queen Of Bullying, si troblemaker, dan si bad girlnya SMA Pancasila. Dia mempunyai kecantikan di atas rata rata, walaupun mem...