Dua puluh lima | Promise

97 29 15
                                    

Selamat malam, menuju ending semoga kalian tetap stay ya 💙

Kali ini part 25, ada something yang bisa merubah semuanya. So hope you enjoy 💙

Sorry for typo's and happy reading 💙










Rain terkejut ketika membuka pintu kamar, sang bunda sudah berdiri di depannya, "bun! Kaget!"

"Dih jadi orang kagetan banget, kayak ayahmu. Itu loh ada tamu di bawah, nyariin kamu," kata Bunda Wanda.

"Iya emang, ini makanya aku mau turun," kata Rain.

Wanda berjalan sedikit cepat menyamakan langkahnya dengan Rain, "itu siapa emang? Gak kelihatan seumuran sama kamu, kamu bikin masalah ya?!" tudingnya.

Rain otomatis berhenti, "astagfirullah, suudzon. Itu kakaknya pacarku si Jasmine."

"Oalah, Bunda kira kamu bikin masalah apa gitu, sampai di datengin orang malem gini."

Wanda tidak tahu saja, jika memang Rain membuat masalah tempo lalu, ia menyakiti Jasmine.

Suasana di ruang tamu, sama sekali tidak ada kata canggung karena memang kedua pria dewasa yang sedang bercengkrama itu ada di level humor sama.

Entah apa yang sedang Chandra dan Juna bicarakan, mereka terlihat akrab, "Bang Juna, udah lama?"

Juna merotasikan bola matanya malas, "ya menurut kamu?"

"Hehe, sorry."

Chandra yang merasa anaknya akan membahas suatu hal, lantas pamit, "ayah ke atas dulu deh, kan kamu udah turun. Emm, Nak Juna, saya permisi."

Juna mengangguk, "iya Pak."

Setelah kepergian Chandra, entah kenapa suasana terasa berbeda, "Rain.." panggil Juna.

"Iya bang?"

"Tau apa alasan saya kesini?"

Rain yang memang tidak tahu, lantas menggeleng. Namun dalam batin, ia telah berfirasat pasti ada hubungannya dengan Jasmine, dan mungkin Irene.

"Saya udah denger semuanya dari Jasmine, ya gak munafik kaget pasti ada. Kalau ditanya kecewa pun, pasti iya," jujur Juna.

Hal yang Rain duga dari awal, siap tidak siap pasti akan terjadi, toh ini sudah konsekuensi, "saya minta maaf bang," pintanya.

"Kalau boleh jujur, saya sempat kehilangan kepercayaan wakt——"

"Bang, please saya minta maaf,  saya janji——"

"Saya belum selesai bicara, Rain."

"Eh, iya, maaf."

Juna menghela napas pelan, menatap manik rubah milik sang lawan bicara, "saya pernah cerita ke kamu tentang kondisi keluarga kami, waktu awal kalian pacaran, 'kan?" tanya Juna, Rain mengangguk.

"Ada beberapa yang belum saya kasih tau, karena saya takut kamu gak mau nerima Jasmine yang dari keluarga tidak harmonis."

Rain mengingat cerita Jasmine tempo lalu, tentang ayah dan ibu kandungnya, lalu muncul pria bernama Farhan, hingga peristiwa kehilangan, "Jasmine waktu itu cerita sama saya."

"Iya, makanya kayaknya saya gak perlu cerita lagi. Jadi ya begitulah, kondisi keluarga kita. Beda sama keluargamu yang saya rasa sangat harmonis."

"Jadi, menurut bang Juna, saya gak akan nerima Jasmine, gitu?" tanya Rain penasaran, pasalnya Juna seperti menjadi ragu akan dirinya.

A Flower BookmarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang