25

4.4K 264 11
                                    

Chanyeol memutus tautannya saat dirasa Baekhyun sudah kehabisan nafas akibat permainannya. Perlahan Baekhyun mengelus rahang tegas Chanyeol sambil menelusuri setiap inci wajah suaminya itu.

Chanyeol menghentikan aktifitas Baekhyun ia genggem tangan mungil istrinya itu sambil menatap tepat di manik mata istrinya. Untuk pertama kalinya Baekhyun merasakan debaran aneh seperti Chanyeol, debaran yang berbeda dari debaran rasa gugup.

"Aku lapar, kau tidak ingin memasak makan malam hem?" Tanya Chanyeol.

"Ahh maaf, baiklah aku akan siapkan makan malam." Jawab Baekhyun sambil mencoba turun dari pangkuan suaminya.

"Tetap seperti ini. Aku akan mengantarmu."

Sikap inilah yang patut Baekhyun waspadai, sikap lembut, manja dan penuh perhatian Chanyeol akan menjadi kelemahan Baekhyun karena mungkin sikap itulah yang akan meluluhkan hatinya.

Sepanjang makan malam berlangsung tidak ada obrolan antara keduanya. Chanyeol masih fokus dengan pikirannya sendiri dan itu jelas dilihat oleh Baekhyun, ada guratan ketakutan dan ketidaknyamanan di diri Chanyeol semuanya tidak luput dari penglihatan Baekhyun.

Setelah makan malam berakhir Chanyeol memutuskan untuk berada di ruang kerjanya, tidak melakukan apapun hanya duduk dilantai sambil memegang kedua kakinya dan memandangi langit malam.

Baekhyun bingung harus bagaimana untuk menembus pertahanan Chanyeol. Suaminya benar-benar sangat tertutup dan enggan dimasuki siapapun. Baekhyun hanya bisa melihat dan terduduk dibalik ruangan Chanyeol. Satu tetes liquid bening jatuh di pipi keduanya. Entahlah apa yang membuat mereka sama-sama meneteskan air mata, hanya mereka yang paham.

Baekhyun bangit dan menuju kamarnya tak lama Chanyeol pun datang dan langsung mengambil posisi disampingnya bersiap untuk mengistirahatkan diri. Baekhyun memungguni tubuh suaminya, masih ada rasa canggung untuk Baekhyun jika harus tidur berhadapan dengan Chanyeol.

"Bolehkah aku memelukmu?" Ucap Chanyeol yang tengah memandangi punggung Baekhyun.

Mendengar itu Baekhyun yang awalnya sudah memjamkan matanya terpaksa membuka kembali dan mengubah posisi tidurnya menghadap Chanyeol. Dilihatnya mata yang memerah, Baekhyun tau bahwa Chanyeol baru saja menangis dan entah apa alasannya. Baekhyun menganggukan kepalanya membuka tangannya untuk dipeluk oleh Chanyeol.

Chanyeol menduselkan kepalanya di dada Baekhyun mencari tempat ternyamannya, sedangkan Baekhyun hanya mampu tersenyum tipis sambil mengelus surai suaminya. Chanyeol benar-benar terlihat seperti anak yang tidak ingin jauh dari ibunya. 

Saat Baekhyun akan memulai kembali perjalanannya menuju alam mimpi ia merasakan tubuh Chanyeol bergetar dan merasa lembab dibagian dadanya. Chanyeol menangis untuk pertama kalinya, suaminya yang sangat dingin menangis dihadapannya.

"Mau berbagi denganku?" Ucap Baekhyun sambil mengelus tubuh besar suaminya.

Jujur saja hari ini ia sangat lelah setelah seharian bekerja tapi ia juga tidak bisa mengabaikan suaminya yang jelas-jelas membutuhkan seseorang untuk meringankan bebannya.

Chanyeol hanya menggelengkan kepalanya dengan pelukan yang semakin ia eratkan ditubuh istrinya. Sungguh Baekhyun lebih menyukai Chanyeol yang melampiaskan dengan kemarahan dibanding dengan seperti ini, sangat menyesakan untuk Baekhyun.

Chanyeol benar-benar belum bisa terbuka padanya mungkin ia masih belum mempercayai Baekhyun untuk berbagi bebannya. Baekhyun akan menunggu, menunggu Chanyeol membukakan pintu untuknya. Sebelum pintu itu terbuka ia akan setia menunggu hingga ia bisa diberi kesempatan.

*******


Beberapa hari berlalu sejak kejadian itu, tidak banyak yang berubah untuk hubungan rumah tangga mereka. Hari ini Baekhyun memiliki janji dengan Wendy, Chanyeol sudah mengizinkan istrinya itu pergi dengan sepupunya. Ia percaya bahwa saudarinya bisa menjaga istrinya dengan baik.

"Hai Baek. Sudah lama? Maaf aku baru selesai operasi dadakan." Ucap Wendy saat memasuki ruangannya dan melihat Baekhyun.

"Baru saja eonni, jalanan sedikit padat jadi aku sedikit lebih lama."

"Ahh syukurlah ku kira aku sudah membuatmu menunggu lama. Aku sudah menghubungi temanku dia masih ada sesi mungkin selesai 30 menit lagi. Bagaimana jika kita makan malam dulu." Ajak Wendy.

Kini keduanya tengah berada di kantin rumah sakit, opsi terbaik yang bisa mereka pilih mengingat waktu yang mereka miliki hanya 30 menit sebelum menemui Bang Chan. Setelah menghabiskan makan malam keduanya pergi menuju ruangan Bang Chan.

"Selamat malam nona-nona silahkan duduk." Ucap Bang Chan.

"Ini kopi untukmu." Ucap Wendy sambil memberikan satu cup kopi.

"Ahh terima kasih ternyata kau pengertian juga."

"Sudahlah sekarang waktunya mendengar laporan Baekhyun."

Dengan sedikit tarikan nafas Baekhyun menceritakan tentang Chanyeol serta kejadian beberapa hari yang lalu tentang bagaimana hari pertama Chanyeol yang diputus hubungannya dengan Jackson dan hari dimana untuk pertama kalinya Chanyeol menangis semuanya didengar dengan baik oleh kedua dokter itu.

Serta ada satu pertanyaan tentang kenapa Chanyeol yang tidak pernah mau memperlihatkan tubuhnya, jujur saja itu adalah hal yang paling membuatnya penasaran. Mendengar pertanyaan Baekhyun jujur saja baik Wendy maupun Bang Chan tidak tau menahu tentang hal itu.

"Kau kesini bilang Baek pada Chanyeol?" Tanya Bang Chan.

"Iya oppa, tapi aku hanya bilang kalau aku akan menemui Wendy eonni dan juga Wendy eonni yang meminta izin padanya." Terang Baekhyun.

"Apa kau tau kemana perginya Chanyeol? mengingat setelah ia tidak bisa mendapatkan wanita lagi seharusnya ia tidak akan pergi kemana pun."

"Aku tidak tau oppa, mungkin dia masih suka datang ke club hanya untuk sekedar minum."

"Tidak Baek, Chanyeol tidak pernah datang lagi ke club. Temanku yang memberi tauku dia bartender di sana."

Mendengar itu membuat ketiganya sedikit khawatir dan bertanya-tanya kemana Chanyeol pergi selama ini. Tak lama sebuah telepon masuk tertera nama Chanyeol disana.

"Chanyeol menelpon." Ucap Baekhyun.

"Angkat saja, siapa tau penting." Kata Wendy.

"Halo Chan, ada apa?" Ucap Baekhyun setelah panggilannya terhubung.

"Kau sudah pulang?"

"Belum, sebentar lagi aku pulang. Ada apa?"

"Kau dimana biar aku jemput."

"Aaa.. aku... aku ada di cafe dekat rumah sakit eonni."

"Baiklah aku kesana." Tutup Chanyeol.

Setelah tau Chanyeol akan menjemputnya, Baekhyun pamit dan pergi menuju cafe tempat ia berbohong tadi pada Chanyeol, tak lama mobil Chanyeol pun muncul dihadapannya dan mereka langsung melesat menuju kediamannya.

Baekhyun berharap bahwa Chanyeol tidak akan curiga sama sekali kalau ia berada di dekat rumah sakit saudarinya itu. Namun sayang apa yang ditakutin justru terjadi saat Chanyeol tiba-tiba bertanya padanya saat perjalanan pulang.

"Kau kenapa berada di dekat rumah sakit. Kau sakit?" Tanya Chanyeol.

"Tidak, tadi eonni ingin bertemu didekat sana karena takut ada keadaan darurat jadi tidak perlu jauh-jauh."

"Apa yang kalian bicarakan? Ku perhatikan kalian jadi sering keluar bersama."

"Tidak ada apapun hanya makan dan bercerita hal-hal yang menyenangkan."

"Suruh dia menikah jadi dia tak perlu memintamu terus."

"Tak apa Chan lagian aku juga tidak keberatan kok."

Rasa syukur jelas tergambar ketika Chanyeol percaya dengan apa yang ia katakan. Meski sejujurnya ia tidak ingin membohongi suaminya itu, tapi ia melakukan semua ini demi kesembuhan Chanyeol. Menurut Bang Chan, Baekhyun harus lebih berani lagi untuk mendekati Chanyeol mengingat Chanyeol tidak ingin melakukan pengobatan.

Ia akan berusaha, berusaha lebih keras lagi dan semoga saja Tuhan merestui dan menghargai usahanya dengan kesembuhan Chanyeol.

TBC.
Selamat membaca, jangan lupa VOTE & KOMEN ya.

The Hot Bastard [CHANBAEK] [GS] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang