5

3 1 0
                                    

"Yuhuuuuu epripadii bundaa ayaah anakmu pulaang." Pintu rumah bagian belakang didorong dengan begitu kuat,tentu saja pelakunya Kanya.Shani yang sedang makan terlonjak kaget.

"Masuk rumah salam dulu!,kayak gak pernah diajarin sopan santun aja lo,di depan ada tamu,jaga sikap.Jangan lupa sepatu taruh ditempatnya," peringat Shani  pada Kanya.Sedangkan Kanya yang sibuk melepaskan sepatunya,antara acuh tak acuh dengan ucapan sang kakak.

"Gimana ya kak sebenarnya tadi gue mau baca salam,tapi tiba-tiba setan membisikkan gue,ya jadilah saya lupa." Kanya terkikik cengengesan.Shani yang melihatnya memutar mata malas.

Kanya masuk ke Rumah dan mengambil satu kue di atas meja makan.Di saat yang bersamaan Kiran keluar dari kamar mandi.

"Ribut amat lo nya jadi manusia,gue sedang mandi sampai kaget njir," ucap Kiran yang sedang mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.

"Ya sorry kak,gue kira kagak ada orang," ucap Kanya dengan mulut yang berisi.

***

Shani membawa empat gelas sirup dengan nampan coklat menuju ruang tamu.Ia meletakkan gelas di atas meja.Di ruang tamu terdapat kedua orang tua Rafa serta nenek dan bunda Shani.

"Permisi tante," ucap Shani tersenyum Ramah.Shani kembali ke dapur untuk menaruh nampan gelas kayu.Selesai mencuci nampan,ia menaiki tangga menuju kamar menyusul Kiran.

"Kasur gue lu apain maimunah,anjir berantakan banget," teriak Shani,ia melompat ke atas kasur saat melihat Kiran yang berguling-guling,dan berakhirlah Kiran tertindih.

"LU BERAAAT GOBS." Kiran menepuk-nepuk punggung Shani dari bawah.Akhirnya pergulatan mereka berhenti saat kamr diketuk.

"Kak ada laki lo tuh dibawah." Kanya masuk ke dalam kamar Shani dengan handphone yang masih dimainkannya.

"Lo ngomong jelas-jelas,ya Allah untung gue gank ngucap," ucap Kiran sambil mengelus dadanya.

"Bang Rafa ada di bawah,Shani disuruh bunda nemenin Rafa." Kanya meninggalkan Shani yang langsung melototkan matanya.

"OMG,demi apazi Rafa kesini.Nahkan lu udah gue bilangin dari dulu Rafa itu bisa gue gapai.Jadi,pliis stop bilang halu gue ketinggian ye Ran." Shani melompat-lompat kegirangan.

"Iya deh yang udah ketemu mas crush-nya," ucap Kiran.

"Duh gupup bet dah gue Ran," ujar Shani yang masih berada di pintu kamar sambil mengusap kedua telapak tangannya.

Shani menuruni tangga dan menuju ruang tamu.keluarganya dan orang tua Rafa sedang makan di ruang makan.Di ruang tamu tampak seorang cowok menggunakan aju kaos putih dan celana hitam,yang tak lain adalah Rafa.

"Halo," sapa Shani.Ia duduk di kursi yang berhadapan dengan Rafa.

"Hai," balas Rafa.Rafa menghentikan aktifitasnya saat menyadari kehadiran Shani.

"duh plis ya Allah aku grogi" Shani membatin.

"Lo gak shooting?" Tanya Shani sedikit canggung.

"Udah kelar,tadi juga episode terakhir." Rafa menjawab datar.

"Btw,makasih udah bantuin gue kemaren," ucap Shani berusaha mencari topik.

"Ya,sama-sama." Rafa menyeruput air minum yang berada pada gelasnya.

"Panas ya,mau es gak?" tanya Shani menawari.

"Boleh." Shani meninggalkan Rafa di ruang tamu untuk mengambil es krim didalam kulkas.

Shani mengambil beberapa jenis es didalam kulkas.Ia menggunakan nampan kayu untuk menampung esnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bukan Fans BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang