°4.3

125 36 43
                                    

ೃ࿐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.ೃ࿐

Naya menarik napas panjang dan membenarkan posisi tasnya, tangannya dia gerakkan sedikit ke jalan saat angkot hendak melintas di depannya.

Ketika angkot itu menepi dan berhenti tepat di depan Naya, tanpa basa-basi Naya langsung naik dan duduk di kursi paling pojok, lebih tepatnya kursi panjang yang ada di depan pintu masuk. Kursi pojok dekat jendela belakang yang menawarkan pemandangan di belakang angkot adalah hal favorit Naya.

Setelah duduk, Naya langsung membuka jendela agak besar, membiarkan udara pagi Kota Bandung masuk ke dalam angkot dan pernapasannya.

Ini udah tiga hari semenjak dia gak berangkat lagi bareng Sunghoon. Mungkin, amarah Naya lebih kuat dari yang Naya sendiri duga. Melihat wajah Sunghoon membuatnya kesal kayak dulu waktu melihat wajah Sunghoon di foto panitia festival semester sekolah.

"Boleh kangen gak sih..." Naya menggumam pelan sambil menggenggam erat kedua tangannya. Jujur aja, dia juga kangen meluk jaket denim Sunghoon, bukannya memeluk angin. Dia kangen duduk berdua di atas motor, bukan duduk ramai-ramai dan berdesakan.

Untungnya, angkot gak terlalu ramai jadi Naya bisa bebas duduk di tempat favoritnya. Eh bentar, tapi kalau masih ada tempat duduk kosong, angkotnya pasti sering ngetem. Duh ini kayaknya Naya salah pilih angkot deh.

Belum sempat turun dan berganti angkot, angkot mulai berjalan pergi. Naya berdecak, udahlah telat. Gak mungkin dia tiba-tiba turun di sini, yang ada ditatap aneh sama penumpang lain dikiranya udah nyampe, mana jaraknya deket.

Udahlah, berpasrah aja. Tapi dilihat-lihat, ini kayaknya tipe angkot yang gak suka ngetem. Waktu di gang dan jalan belokan, angkotnya tetap jalan kecuali kalau ada yang mau turun. Bagus deh.

Sedang asik memandang ke belakang sambil menopang wajahnya, tiba-tiba angkot berhenti. Naya ragu, apa dia harus tarik ucapannya tentang angkot ini yang gak ngetem.

Seseorang naik dan hendak duduk di sebelahnya. Ketika aroma familiar tercium di indra penciumannya, Naya mengernyit. Apa cuman pakai parfum yang sama ya?

Naya menoleh pada penumpang baru itu. Saat itu juga, matanya disambut oleh senyuman tipis dari cowok ganteng yang sejujurnya dia tengah dalam misi menghindari cowok itu.

Sunghoon duduk di sebelah Naya setelah memindahkan tasnya ke depan, menghiraukan Naya yang terdiam kaget dengan mulut sedikit terbuka dan mata membulat.

Seakan ditampar semesta, Naya sadar bahwa dirinya masih memiliki misi untuk menjauhi Sunghoon. Dengan cepat, ekspresi Naya berubah datar dan cuek. Dia kembali menopang wajahnya dan memilih memandangi pemandangan belakang angkot yang dia dan Sunghoon naiki.

𝐑𝐄𝐓𝐔𝐑𝐍 || Park SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang