Gadis bersurai hitam pekat itu memejamkan mata menikmati semilir angin yang berembus. Suasana tenang membuatnya mengantuk.
Tak lama ia tertidur dengan posisi rebahan paling nyaman diatas batang pohon yang cukup besar di taman belakang sekolah. Sama sekali tak takut jika dirinya bisa saja jatuh.
Bermenit-menit berlalu dengan tenang.
Tuk
Suara lemparan batu yang terkena batang pohon terdengar hingga sukses membuat mata gadis itu terbuka.
"Sumpah, lo persis kunti." Celetuk orang yang melempar batu tersebut. Seorang lelaki yang kancing di seragamnya telah terbuka semua. Menampilkan kaos putih polos didalamnya.
Valyn mengubah posisinya menjadi duduk. Menatap seseorang dibawah sana yang juga menatapnya.
"Ngapain lo?" tanya lelaki itu. Dia adalah Thaka.
"Menurut lo?" bukannya menjawab, Valyn malah bertanya balik.
"Ngepet kah?" ejek Thaka sebelum terkekeh mendengar ucapannya sendiri. Ia duduk dibawah pohon yang masih Valyn singgahi batangnya. "Kenapa lo cuek?" tanyanya kembali setelah merasa pas dengan posisi duduknya.
"Karena itu bukan urusan lo."
"Ya, gimana ya. Cueknya itu kebangeten lohh. Coba sering-sering senyum,"
"Terserah."
"Dih, sok cool banget."
"Iyain."
Lalu suasana kembali hening. Tak ada yang kembali membuka suara. Mereka sama-sama menikmati semilir angin yang begitu menenangkan. Valyn pun kembali merebahkan tubuhnya di batang besar pohon itu. Sementara Thaka duduk dibawahnya, dengan punggung dan kepala menyender ke pohon.
"ANJIR! GUE KIRA PAK BOS DICULIK WEWE GOMBEL! TAUNYA LAGI PACARAN," pekik seseorang mengagetkan Thaka. Valyn kembali membuka matanya dengan ekspresi biasa, juga kembali mendudukkan tubuhnya.
Ah, teriakan Leo merusak suasana.
"Yang satu cosplay jadi kunti, yang satu menunggu kepastian yang tak pasti."
Ucapan Vaka tentu saja mendapat sorakan penuh kehebohan dari yang lain.
"ANJAYYY!"
"THE REAL SEKALI MISKAH!"
"KIYOWO DEH!"
"HEH! Ngapain sih?" teriak Thaka kesal.
"Kita nyari lo, and lo malah berduaan sama miss Ice?" Tanya Dika sambil bersedekap dada.
Valyn yang masih diam sedari tadi pun melompat dari batang pohon itu, lalu meninggalkan lima orang lelaki dengan kerecehannya.
Mereka tercengang karena tak dihiraukan oleh Valyn.
"Inikah the real miss Ice?" Tanya Nauval di momen itu.
••--🍎--••
Sore ini, cafe A Run sedang ramai pengunjung. Cafe bertema monokrom itu banyak diminati. Orang tua maupunun muda banyak yang suka dengan cafe ini.
Tak hanya sajiannya yang beragam, suasana dan hiburannya juga sungguh menenangkan. Sangat cocok bagi anak muda.
Cafe A Run dimiliki oleh seorang pria paruh baya bernama Alka. Sifat Alka yang memang dasarnya baik hati, itu banyak disukai oleh orang-orang disekitarnya dan karyawannya.
Di cafe itu, terdapat sebuah grup band untuk menghibur pelanggan. Namanya Azars, yang beranggotakan empat orang. Dua lelaki dan dua perempuan.
Sore ini jadwalnya mereka tampil. Penonton mulai bersorak gembira saat melihat mereka mulai menaiki panggung dengan anggunnya.
Alunan musik mulai mengalun sedikit demi sedikit. Penonton diam mengamati.
Lagu yang sedang dibawakan adalah lagu yang berjudul Pergi Hilang dan Lupakan.
Bermenit-menit berlalu, alunan lagu masih terdengar. Merasuk hingga ke relung hati para pendengarnya.
Lagu berhenti, diiringi sorakan dan tepuk tangan dari penonton.
Anggota Azars tersenyum dan membungkukkan badan tanda terimakasih. Setelah itu mereka turun dari panggung, menghampiri Alka yang duduk didekat dapur sambil tersenyum.
Alka bertepuk tangan sambil terkekeh melihat mereka menghampirinya. "Kalian tidak pernah gagal menghibur penonton ya," ujarnya.
"Gak berhasil tanpa om," ujar Vito-drummer Azars, salah satu anggota Rainzors.
"Hahaha ... bisa saja kamu." Kekeh Alka, lalu melanjutkan ucapannya. "Gaji kalian besok saya berikan. Sekarang lebih baik kalian makan dulu. Minta sama Ara," mendengar itu, Vito dan Artha-pianis Azars langsung memanggil Ara-salah satu pelayan disana.
"Makan aja," ujar gadis yang duduk di sebelah Alka saat melihat Hana-gitaris Azars sedang menimang-nimang, ingin makan atau tidak. Setelahnya Hana mengangguk mengiyakan.
"Lo gak Val?" Tanya Artha pada Valyn yang hanya diam seperti biasa. Siapa sangka, Valyn yang pendiam itu seorang vokalis dari Azars?
"Nggak. Kalian aja," tolak Valyn lalu segera berdiri, menatap Alka yang mengernyitkan dahinya. "Aku pamit om, permisi."
Belum sempat Alka bertanya ia akan kemana, gadis itu sudah lebih dulu pergi dari sana.
••--♪--••
Sementara itu di lain tempat, seorang lelaki dengan setelan kasual berjalan santai menuju pintu ruangan ayahnya di kantor.
"Pah? Sibuk gak?" Lelaki itu membuka pintu dengan santai.
"Ada apa? Masuk aja,"
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Ice (On Going)
Teen FictionTentang Miss ice, segala lukanya, dan rahasianya. • Update 2 minggu sekali •