//11-Flashback

3 1 0
                                    

Hari ini, diadakan rapat para ketua kelas, anggota OSIS, serta beberapa guru dalam rangka persiapan untuk acara ulang tahun sekolah. Acara ini sekitar tiga minggu lagi, tapi banyak yang perlu dipersiapkan, sehingga hari ini diadakan rapat.

Hampir semua siswa merasa senang, ulang tahun sekolah sebentar lagi. Sebagian senang karena tidak akan ada pelajaran beberapa hari saat sebelum dan sesudah ulang tahun. Sebagian lagi senang karena nantinya banyak kegiatan yang menyenangkan. Seperti, penampilan dari grup band luar sekolah, karnaval batik antarkelas, stan makanan, serta malamnya akan diadakan pesta kembang api.

Linda, gadis itu sedari pagi sudah mondar-mandir, entah apa saja yang ia kerjakan.

"Linda tuh, udah dikasih pulang cepet, dia malah gabung OSIS," ujar Dira dengan seriusnya sambil memakan ciki di tangannya.

Dari arah kiri Dira, ada Laura yang juga merupakan anggota OSIS. Kebetulan ia sedang mengambil barangnya di tas untuk dibawa entah ke mana.

"Belajar berorganisasi, Ra. Gue nggak bakal tau rasanya ngomong di depan umum kalo nggak ikut OSIS kaya gini. Gue juga nggak bakal tau kalo gue bisa upgrade diri gue sampai bisa di fase ini," setelah menyahuti ucapan Dira, ia langsung berjalan ke luar kelas.

"Emang iya ya, Val?" Dira menoleh ke arah kanan, di sana terlihat Valyn dengan ponsel yang ia genggam. "Lo pernah ikut organisasi nggak?" Dira kembali bertanya.

"Pernah," Valyn menjawab tanpa menoleh, di pikirannya, Rainzors juga merupakan organisasi. Sebab di sana, ia banyak belajar hal baru.

Linda adalah gadis yang rajin. Setahun lalu, Linda dengan semangat dan percaya diri mendaftar sebagai anggota OSIS. Setelah melewati beberapa tahap seleksi, akhirnya Linda berhasil menjadi anggota OSIS SMA Cakrawala. Atas posisinya tersebut, gadis itu berhasil meningkatkan kemampuan dan kepercayaan dirinya di depan umum.

Sementara itu, di sudut ruang musik yang cukup luas, terdapat beberapa orang yang sedang berlatih dengan alat musiknya masing-masing.

"Le, coba kuatin lagi nadanya," Thaka berucap tanpa menoleh ke arah Leo di sampingnya.

Leo mengangguk, mencoba lagi dalam memainkan alat musiknya.

"Ka, coba dengerin. Buat akhirannya, mending pake nada yang pertama atau kedua?" Samuel di belakang Thaka bertanya sembari memainkan alat musik di tangannya.

"Enakan yang kedua deh, lebih santai," Leo ikut mengangguk mengiyakan jawaban Thaka.

"Ngomong-ngomong, Faraz mana?" Leo bertanya, "nggak keliatan dari pagi,"

"Nggak berangkat hari ini, besok baru bisa ikut latihan." Samuel menjawab.

Thaka mengernyit. "Tumben,"

"Nggak tau,"

"Ohya, kalian udah denger soal pemilik baru sekolah kita?" tanya Leo setelah usai membahas Faraz. "Katanya orangnya lebih kaya dari pemilik sebelumnya. Denger-denger, setelah acara ulang tahun sekolah, beliau bakal ngeluarin guru-guru yang nggak becus ngajar, diganti sama yang baru," lanjut Leo menjelaskan.

"Bagus dong, kan emang ada beberapa guru yang gitu, lebih baik ganti." Samuel menimpali.

"Dan katanya lagi, beliau ini bukan orang biasa. Lebih berkuasa dan lebih hebat, desas-desusnya." Leo kembali melanjutkan.

"Sekarang kok lo kaya cewe yang suka gosip sih," Thaka mengernyit membuat Leo mendelik tajam.

Ting

Suara notifikasi masuk terdengar, berasal dari ponsel di saku Thaka. Sebuah pesan masuk dari aplikasi Anstagram.

Zax

Miss Ice (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang