53. Penjelasan

75.9K 7.6K 161
                                    

Part ini khusus si Dito ama Lera dulu okay!
Kasian si Dito ngempet kangen🙃

🦋🦋🦋🦋

Dito menatap Lera yang tengah menyantap bubur makan siangnya. Sejak bunda dan mamanya pamit untuk pulang sebentar, dirungan ini hanya ada Dito juga Lera. Ayah dan papanya juga harus pergi ke kantor untuk kembali bekerja.

Lera meletakkan bubur hambar itu dimeja kecil samping brankarnya. Eneg sekali memakan bubur hambar, jika ada rasanya yang sedikit asin tak apa. Ini benar-benar hambar tanpa rasa.

"Ngga diabisin buburnya?" tanya Dito.

Lera menggeleng. "Eneg"

Dito mendekat, pria itu duduk dipinggiran brankar Lera. "Disuapin mau?"

Lera menggeleng.

"Kalo makan aja nggak diabisin gimana kamu bisa cepet sembuh coba"

Lera menggeleng, ia berbaring lalu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Tapi baru saja selimut itu tertutup penuh, Dito kembali menurunkannya.

"Jangan ditutup dulu, saya mau bicara sesuatu sama kamu" ucap Dito dengan suara yang serius.

Jantung Lera mendadak bergemuruh tak tenang. Gadis itu masih dalam posisi berbaring sambil memunggungi Dito dengan mata yang terpejam.

Aduh jangan-jangan si om mau bicarain soal ayah lagi

Gimana dong?!

Mana suaranya serius banget lagi

Padahal baru aja kemaren bilangnya aku-kamu

Terus sekarang kok balik jadi saya lagi? Labil banget!

Lera terus ngedumel dalam hati.

"Alera Winata" panggil Dito dengan suara yang tegas.

Lagi. Jantung Lera berdetak sangat cepat dengan tubuhnya yang tegang. Pelan-pelan Lera membalikkan badannya lalu beringsut duduk. Kepalanya menunduk sambil memainkan jemarinya.

"Liat saya coba Ra"

Perlahan Lera mengangkat kepalanya menatap Dito. "Mau bicarain apa?" tanya Lera pelan.

Sebelumnya Dito menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan. "Jujur dari hati kecil kamu, kamu sayang ngga sih Ra sama saya?"

Lera berkedip. "Kok nanyainnya soal itu?"

"Jawab aja"

Lera kembali menunduk. "Kan waktu itu Lera udah pernah bilang,, Lera sayang sama om" ucap Lera lirih.

Dito berdecih sembari tersenyum miring. "Bahkan kamu aja masih manggil saya dengan panggilan om Ra. Saya itu suami kamu, bukan om kamu" matanya terus menatap Lera yang menunduk.

Lera hanya diam, kenapa pembicaraannya menjadi seperti ini?.

"Kalo kamu nganggep saya sebagai suami dengan tulus, kamu bakalan terbuka sama saya Ra. Kamu ngomong, bahkan disaat ayah nyakitin kamu aja kamu ngga pernah bilang ke saya"

"Kamu nyembunyiin itu, malah bilang kalo luka kamu itu karna kepentok pintu, kena kuku dan alibi kamu yang lain. Kenapa coba harus bohong kaya gitu, kenapa ngga ngomong aja?" pertanyaan Dito barusan berhasil membungkam Lera.

Jujur Lera sedikit kaget karna Dito mengetahui perihal alibinya yang menutupi kesalahan Gino. Kenapa hal ini mendadak terbongkar? Apa bundanya yang cerita? BI Murni? Atau bahkan ayahnya sendiri yang jujur?.

Jodohku Polgan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang