7.

656 60 4
                                    

Happy reading 🌻

______________

Pagi harinya, Agatha masih di telungkupi oleh selimut yang membungkus tubuhnya bagaikan kepompong.

Sebenarnya, ia malas sekali untuk kelas pagi, ya harus bagaimana lagi, untuk nilai, Agatha harus berjuang melawan berat kantuknya.

Selang beberapa menit kemudian, Agatha sudah rapi memakai celana yang agak longgar, dan kaos panjang yang kebesaran, di lengkapi sweater dan sepatu sneaker, plus tas gepeng.

Entah apa namanya tas gepeng yang ada di toko-toko itu loh 😭~ author.

"Hah, lemes amat ni badan," ucap Agatha menggoyang goyangkan badannya ke kanan dan kiri.

"Tha, ini makan roti dulu," ujar bunda memberikan roti yang sudah di lapisi dengan coklat.

"Makasih, Bun," ucap Agatha sambil mengambil roti tersebut.

"Tha, itu di luar udah ada yang nungguin kamu," ucap bunda sambil mengambil segelas susu untuk Agatha.

"Swiawpa? Bwun?" tanya Agatha yang mulutnya masih dipenuhi dengan roti.

"Habisin dulu rotinya, baru ngomong," omel bunda kepada Agatha.

"Iya-iya," ucap Agatha mengiyakan perintah bunda.

"Siapa? Bun," tanya Agatha kembali.

"Apanya siapa?" ucap bunda bingung.

"Ih ... Itu loh Bun, yang nungguin Agatha," ucap Agatha sambil memegang dahinya, bagaimana bisa bundanya ini pikun, mungkin karena usia.

"Oh, itu, emm Nak Azka. Sama Nak, Theo," ucap bunda sambil mengambil piring yang sudah kotor.

"Ouh ... Pak Azka, sama kak Theo," ucap Agatha santai.

"HAH, Pak Azka, sama kak Theo kesini?" teriak Agatha kembali meneguk segelas susu yang ada di hadapannya itu.

"Permisi!" ucap dua orang lelaki yang sudah berada di pintu rumah Agatha, Dan di persilahkan oleh bunda.

"Eh, ayo masuk-masuk," ujar bunda yang diangguki oleh mereka.

"Makasih, Bun," ucap pak Azka sambil tersenyum.

"Apa, Bun? pak Azka panggil bunda, Bun," gumam Agatha kaget melihat interaksi Bunda, dan Pak Azka.

"Tha, ayo buruan, takut telat," ujar bunda mendorong tubuh Agatha.

"A--eh, iya, Bun," ucap Agatha patuh.

Setelah beberapa lama mereka mengobrol, mereka pun pamit untuk pergi ke kampus.

Yang sekarang Agatha bingung kan adalah, bagaimana ia harus pergi ke kampus, sedangkan di hadapannya itu ada dua mobil yang sudah terparkir di halaman komplek nya

"Tha, ayo sini," ucap Pak Azka lembut sambil memegang tangan sebelah kanan Agatha.

"Apaan sih, Pak. Agatha itu sama saya," ucap Theo memegang tangan sebelah kiri Agatha.

Saat ini Agatha seperti tambang yang ditarik ke kanan, dan kiri.

"Udah, ah. Saya mau berangkat sendiri,'' ucap Agatha menunggu taksi yang lewat.

Lagi-lagi mereka tidak memematuhi perintah Agatha, dan nyelonong masuk ke dalam taksi tersebut. Posisi nya Agatha ada di tengah-tengah mereka.

Sesampainya di kampus.

"Loh, itu Pak Azka sama Kak Theo datang nya barengan?"

"Itu sama Agatha juga, woy,"

Dosen Vs CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang