"Kukuruyukkkk" siaran ayam menandakan hari suka pagi. Malam yang gelap dan mengerikan telah sirna digantikan pagi yang menandakan awal dari segala aktivitas.Cuit-cuit burung juga mulai terdengar hingga cahaya mulai menembus sampai ke sela-sela lemari Juna. Tapi Juna tetap saja belum terbangun dari tidurnya.
"Jun ayo bangun sayang bunda sudah buatin sarapan" ujar bu Ana di depan pintu kamar Juna
Lalu ia membuka pintu kamar Juna dan mendapati Juna tidak ada di ranjangnya
"Apa dia tidur dilemari lagi?" gumam Bu Ana
Bu Ana pun mengetok perlahan lemari kayu yang berada dikamar itu.
"Jun, ayo bangun" ujarnya dengan lembut
Lalu ia membuka lemari itu dan melihat anaknyaa yang sedang tidur dengan posisi duduk.
"nak seharusnya kamu tidak tidur disini nanti badanmu sakit" ujarnya sambil mengelus rambutnya Juna
Juna pun mulai bangun dan langsung pergi menuju kamar mandi tanpa menghiraukan keberadaan bundanya.
"yasudah kamu mandi bunda tunggu di meja makan yah sayang"
~~00~~
Hari yang begitu sepi bagi Juna tanpa kehadiran kicauan yang selalu terngiang-ngiang dipikiran Juna "hai, aku Rara". Memikirkan saja membuat Juna sedikit tersenyum.
"Jun gue mau ngomong sesuatu tentang Rara" ujar Dinda yang tiba-tiba menghampirinya
"ngomong saja"
"tapi tidak disini" ujar Dinda sambil mulai mengambil langkah diikuti dengan Juna.
Hingga meraka sudah berada ditempat yang sepi tanpa ada orang disekitar.
"ada apa dengan Rara? Dia baik-baik saja kan?" cemas Juna
"kalau lo mau tau keadaannya Rara lo cukup diam oke" ucap dinda
"maksudnya gimana? "tanya raka
"maaf Juna maaf juga Rara"
Ia langsung melumat bibir atas hingga bawah milik Juna tanpa aba-aba.
"cekrek cekrek" bunyi camera
"OKE CUT, udah selesai sayang" ujar Jeno yang tiba-tiba ada disitu sambil mengambil gambar
Dindapun berhenti karna mereka sudah berhasil mendapatkan apa yang mereka inginkan
"maafkan aku Juna" ujar Dinda lalu ingin pergi bersama dengan kekasihnya
"Aku sudah diam, kamu mau kemana? kamu belom ngasih tau Rara kenapa?" ujarnya sembari menghentikan langkah Dinda dengan menarik lengannya
"Rara gak papa, kalo Lo tanya dia sehat apa engga tentu saja dia memang tidak pernah sehat. gue minta maaf"
~~00~~
"hallo Dinda, aku kangen deh sama Dinda" ucapku ditelpon
"aku juga kangen sama Rara, kapan masuk sekolah lagi? "tanya dinda
"besok, kenapa gak ke rumah sakit? biasanya juga kesini" tanyaku bingung
Sebenarnya Dinda terlalu malu untuk menemui Rara karna kejadian itu.
"ohh yaa Dinda, Juna baik-baik saja kan, aku agak khawatir gak bisa lindungi Juna dan aku takut kalo ada yang berusaha untuk menangin seyembara itu, Dinda sambil liatin Juna yah" cemasku
Dindapun hanya diam, ia tidak seperti biasanya
"hallo Dinda, kamu kenapa? Ada masalah? " cemasku
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMAN SAMPAI AKHIR || ON GOING
Ficção AdolescenteKetika aku mulai menyukai seorang lelaki dan semua orang menganggapnya tidak normal Dia cowok tanpa nafsu? Dia gay? Aku tidak peduli yang aku percaya dia hanyalah Juna namanya Juna. -Rara- Part tidak akan banyak...