6

557 62 3
                                    

Pengingat-!⛔
[Story ini ber genre boys love, mengandung raping (pemaksaan dalam s3x dan sejenisnya) kalau tidak sesuai dengan kesukaan kalian bisa berhenti dari sekarang, sebelum hal-hal yang aku  nggak mau seperti report story atau profil  sembarangan terjadi, dan membuat aku down dan gabisa up story. Jadi aku mohon ya, dear readers.. siapapun kamu 😄 klo ga suka jangan report sembarangan, karena aku juga punya hati.. 😄❤🙃]














.







.




Entah sudah berapa lama JungWon tak sadarkan diri, dan ketika JungWon mulai membuka matanya pandangannya sedikit berkabut, ia tidak tau di mana dirinya sekarang.

Kepalanya sakit dan keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya, ia ingat saat itu dia di culik oleh seseorang dan di bawa menggunakan mobil. Tapi JungWon tidak tau apa yang selanjutnya terjadi padanya.. karena ia tak sadarkan diri.

Setelah mengerjapkan mata beberapa kali pandangannya kini menjadi lebih jelas, JungWon melihat sekitarnya, ia merasa sangat terkejut dan panik saat mendapati dirinya berada di ruangan yang sepertinya kamar hotel?!

Berusaha bergerak dengan tergesa. Karena panik, JungWon kini baru menyadari bahwa kedua tangan dan kakinya terikat kuat terenggang di setiap sudut tempat tidur, membentuk huruf X. Mulutnya di sumbat sebuah kain tebal yang menghambat suara JungWon untuk keluar dengan bebas.

JungWon semakin panik dan takut. Apa yang terjadi?! Kenapa dia di ikat seperti ini? Juga, di mana pakaiannya?!

Kaki dan tangan terikat, mulutnya di sumbat, dan sekarang telanjang?!

Keringat dingin terus mengalir dari dahinya, kedua mata indah JungWon memerah, ia ingin menangis..

Pikirannya semakin kacau, dan yang bisa JungWon lakukan hanya menangis.. Suara tangisannya teredam karena kain yang ada di mulutnya.

Dinginnya ac ruangan mengigit tubuh mungil JungWon yang di penuhi keringat dingin, membuatnya mengigil karena tak ada sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya.

Wajah JungWon memucat, matanya berlinang air mata.

Ia berdoa memohon pertolongan, dan di sela-sela doanya pun JungWon menyempatkan untuk memanggil kakak nya.
Hyung... tolong aku.. cicitnya dalam hati, ia sungguh tak tau harus berbuat apa saat ini, tangan dan kakinya terus menerus bergerak berharap hal itu bisa sedikit melonggarkan ikatan tersebut.

Sayangnya, tidak sedikitpun tali merah itu mengendur.

Hingga saat pintu yang berada di sebelah kanan JungWon terbuka, terlihat lima pria memasuki kamar JungWon dengan berbagai alat aneh di tangan mereka.

Jantung JungWon seketika kehilangan ritme detaknya sejenak sebelum berpacu lebih cepat dari sebelumnya. Kedua pupil mata JungWon menyusut dan bergetar. Ia sangat takut..

Melihat ke lima pria itu mendekat JungWon meronta sekuat tenaga, mata dan wajahnya memerah, ia menangis dengan putus asa.

(Warning🔞)

Sambil menggelengkan kepalanya dengan kuat, JungWon berkata dalam hati, tidak.. tidak jangan mendekat-!

Seorang pria berbaju putih mendekati kepala JungWon, ia membawa dua buah jarum suntik di tangannya. JungWon menatap tajam dan menggertakan giginya, ia marah, takut dan panik kala melihat pria itu mencengkram lehernya.

Memiringkan lehernya ke samping dan membisikkan sesuatu di telinga JungWon, "tenang saja.. setelah ini kau akan merasa enak" setelah itu, tanpa aba-aba pria tadi menusukkan jarum suntik itu satu per satu ke leher putih JungWon.

JungWon meronta, berusaha menggerakkan kepalanya ke segala arah untuk menghindari jarum tersebut. Namun terlambat, kedua jarum suntik yang tidak satupun JungWon tau apa isinya itu telah memasukkan cairannya ke dalam tubuh JungWon.

Seketika JungWon merasa jantungnya berdegup lebih cepat dari sebelumnya, rasa panas menjalar ke dalam tubuh, sontak JungWon berusaha meringkuk untuk menahan panas dan sakit pada tubuh bagian bawahnya. Tapi tali merah tadi menahannya agar JungWon tetap di tempat.

JungWon berteriak, suaranya terdengar kecil karena tertahan oleh kain namun dari wajahnya terlihat bahwa ia sangat kesakitan.

Air mata terus mengalir dari pelupuk mata indah JungWon, ia mengerutkan keningnya dan meringis. Kesadaran JungWon semakin mengabur, dan matanya yang sayu membuat kelima pria itu semakin bernafsu.

Tak selesai sampai di sana, pria dengan baju hitam kemudian mengeluarkan barang kecil berwarna biru dari kantung celananya, menyalakan alat itu dengan sebuah remot. Ketika ia memastikan alat itu sudah bergetar dengan kekuatan maksimal lalu pria itu meludahi alatnya, mengangkat kaki JungWon agar menekuk ka atas dan kemudian memasukkan alat itu ke lubang anal milik JungWon yang masih sangat rapat.

Kedua mata JungWon membesar dan juga terengah-engah karena terkejut. Tanpa sadar ia mengeluarkan suara desahan karena rasa enak yang di rasakan akibat getaran  hebat dari alat kecil pada lubang analnya itu.

Tubuh JungWon semakin melemah akibat efek dari obat aprodisiak yang di masukkan ke dalam tubuhnya. Dia sudah tidak bisa berpikir, dan melihat ataupun mendengar dengan jelas.

Karena ini adalah pertama kalinya JungWon merasakan hal itu, dalam waktu lima menit JungWon sudah mengeluarkan cairan putih dari kemaluannya. Lubang analnya sudah basah dan kelima orang itu siap untuk memasuki JungWon satu persatu.

Mereka melepas kain yang menyumbat mulut JungWon dengan maksud ingin mendengar suara desahan dan lenguhan JungWon yang manis.

Setelah kain terlepas, tanpa sadar JungWon mengucapkan "hyung... tolong...". Suaranya kecil dan sangat halus, orang lain tidak akan bisa mendengarnya jika hanya sekilas.. namun tidak bagi seseorang.

Begitu kelima orang itu akan menerkam JungWon, tiba-tiba suara dingin seseorang menginterupsi mereka.








"Hentikan."


















Catatan
Aku udh warning ya 😄🔞 oh ya, aku klo buat smut itu sebenarnya lebih suka yg mendetail, cm aku takutnya kalian risih jadi ya nggak terlalu detail 🌚💦

Tp klo mau detail kalian bisa kasih comment biar aku tau kalian lebih suka yang mana 🌝

Revenge of Jay [JayWon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang